Kesadaran dalam konteks laku spiritual adalah realitas kemenyatuan dan keterhubungan antara diri kita dengan Sang Guru Sejati/Dewa Ruci/Roh Kudus/Atman. Keadaan ini bisa berubah-ubah, sangat dinamis.
Dinamika kesadaran seseorang bisa saja pada satu momen mencapai kesadaran tinggi, terlihat secara visual tubuh energinya memancarkan aura cemerlang, dan terkalibrasi berada pada angka yang merepresentasikan level tercerahkan. Lalu, karena ceroboh, kesadarannya bisa mengalami degradasi.
Degradasi kesadaran yang paling umum, terjadi karena dua hal:
1. Ada virus yang merusak file kesadaran di tubuh pengetahuan.
2. Ada makhluk astral berkesadaran rendah yang masuk ke dalam tubuh lalu mengendalikan pikiran.
Dampak dari degradasi kesadaran yang biasa terjadi, diantaranya:
1. Persepsi bisa terbalik – hitam disangka putih, putih disangka hitam; otentik dianggap palsu, palsu dipercaya otentik.
2. Ilusi menebal, yang bersangkutan merasa ada di jalan kebenaran sekalipun dari seluruh parameter mengalami penurunan: tingkat kesadaran, tingkat keselarasan dan kualitas cakra, konfigurasi energi, tingkat aktivasi Kundalini, tingkat kejernihan tubuh karma dan tubuh pengetahuan, dll.
3. Yang bersangkutan akan terhubung dan berkumpul bersama yang satu frekuensi, yang sama2 sedang mengalami kejatuhan kesadaran.
Tentu tidak mudah menemukan orang yang secara akurat bisa membaca dinamika kesadaran ini. Sejak beberapa bulan ini, saya dan tim di Persaudaraan Matahari mengembangkan berbagai cara untuk membaca dinamika kesadaran.
Baca Juga: Hidupkan Kesadaran Murni dalam Keseharian
Saya pribadi, menggabungkan antara deteksi rasa sejati dan muscle test. Dengan metoda ini, sangat jelas terbaca dinamika kesadaran orang-orang di sekitar saya terutama yang saya asuh. Saya juga membaca dinamika kesadaran para tokoh populer untuk memahami ekspresi emosi dan tindakan yang berubah-ubah.
Bagaimana jika saya menemukan orang yang sedang mengalami degradasi kesadaran?
Jika orang itu punya posisi krusial dalam kaitannya dengan nasib orang banyak, saya berkati secara spesifik agar pulih kesadarannya. Jika itu adalah para teman dekat dan orang yang saya bimbing, ya saya kasih umpan balik apa adanya.
Tapi ada juga yang menikmati degradasi kesadaran dan tidak menerima umpan balik dari saya, malah menjauh. Yang demikian ya saya lepas dan biarkan membentuk nasibnya sendiri.
Bagaimana jika saya mengalami degradasi kesadaran?
Saya cepat mengetahui itu dan segera memulihkan itu. Jika saya kebablasan jatuhnya, ya gampang …Semesta pasti membukakan kebenaran: tulisan dan pengajaran saya akan kehilangan bobot, daya tarik, dan energi yang menyegarkan jiwa.
Setyo Hajar Dewantoro
Reaksi Anda: