Jika Anda ada dalam kondisi tidak murni secara energi, maka dengan laku spiritual apa pun tidak akan pernah mencapai pencerahan. Setiap diri perlu membuka–menerima segala umpan balik dari siapa pun yang memiliki keahlian dalam hal ini. Silakan rasakan apa yang ada pada tubuh Anda sendiri. Apakah sudah nyaman secara total? Apakah ada yang terasa mengganjal atau ada rasa tidak nyaman?
Energi tidak selaras ini tidak akan bisa lepas jika Anda tidak punya tekad yang kuat untuk melepaskannya. Anda yang tidak siap dan tidak punya kerelaan, bantuan saya tidak akan bisa terterima.
Ketidakmurnian secara energi dalam bahasa gaul disebut kesambet. Maksudnya, ada gangguan/jeratan kuasa kegelapan (dark force) dalam segala bentuknya. Ada tiga kategori kesambet, yaitu,
1. Baru Kesambet
Yang nyambeti (makhluk kuasa kegelapan) menempel di lapisan conscious mind (pikiran sadar). Kesambetnya baru saat ini.
2. Sudah Lama Kesambet
Yang nyambeti sudah masuk ke subconscious mind (pikiran bawah sadar). Mereka yang sebelum belajar kepada saya telah belajar supranatural dan melakukan berbagai ritual. Misalnya, dulu sering pergi ke tempat yang dianggap wingit (angker) atau belajar kepada guru yang tidak selaras.
3. Sebelum Lahir Sudah Kesambet
Kesambet dalam hal ini terjadi sejak di kehidupan lampau. Ketika ia terlahir kembali, ia membawa data tersebut. Pada zaman dulu, ia pernah berkolaborasi dengan makhluk bawah, seperti perewangan dan lain sebagainya. Ketika terlahir kembali, makhluk bawah tersebut bisa menempel karena datanya ada di DNA kita. Dalam case lain, seseorang sudah mewarisi data leluhurnya yang dulu suka bermain supranatural. Maka, ketidakmurnian energi ini ada di lapisan uncounscious mind (pikiran taksadar). Kategori ini yang paling susah ditangani karena dibutuhkan momentum yang tepat.
Berikut adalah indikasi-indikasi seseorang itu kesambet atau tertempeli oleh entitas alam bawah yang tidak selaras,
1. Sakit Fisik
Sakit di bagian fisik ini paling mudah diatasi. Kejujuran atas ketidaknyamanan pada tubuh fisik semakin memudahkan proses penjernihan jiwa-raga.
2. Emosi Kacau
Selain sakit fisik, dampak lainnya menyerang pada bagian emosi. Kemarin bahagia, tapi saat bangun tidur esoknya tiba-tiba menjadi kemrungsung. Itu pertanda kesambet.
3. Ilusi Pikiran
Dampak yang lebih halus dan susah diantisipasi terjadi ketika masuk di dalam tubuh pengetahuan sehingga membuat banyak ilusi. Ia berbuat sok-bijak dan mengembangkan konsep-konsep yang tidak realistis, tapi dianggap sebagai kebenaran.
Trik yang paling hebat dari iblis adalah dengan menyatakan bahwa iblis itu tidak ada. Cara membuat orang terjebak di dalam ilusi adalah mengungkapkan kata-kata yang terkesan spiritual. Seperti, “Tidak ada kuasa kegelapan. Tidak ada makhluk alam bawah.” Padahal pemikiran tersebut adalah cara untuk mengelabui manusia ketika tidak dalam kewaspadaan. Pada saat itulah ia ditunggangi oleh makhluk alam bawah.
4. Jiwa Betul-betul Terjerat
Ketika semakin dalam ternyata ada orang yang jiwanya betul-betul terjerat oleh makhluk alam bawah sehingga pikiran dan emosinya betul-betul dikendalikan. Orang yang seperti ini akan susah untuk diberitahu karena ia merasa benar sendiri.
5. Tubuh Diambil-alih
Orang ini seperti Zombie karena jiwa aslinya tidak ada atau sudah diambil-alih oleh makhluk alam bawah. Isinya bukan lagi manusia, meskipun secara faktual fisiknya manusia.
Jika Anda bisa mengerti hal tersebut dan bisa menanganinya sendiri, tandanya bagus. Tapi, secara faktual ada yang belum bisa menangani sendiri meskipun sudah mengerti akar permasalahannya. Sebab itulah butuh bantuan orang yang sudah mempunyai kasih murni yang dominan sehingga bisa membantu menyelaraskan. Yang lebih repot adalah yang tidak mau tahu atau pura-pura tidak tahu.
Silakan mengaca diri atau bertanya kepada orang yang sudah lama menggeluti asam-garam dunia spiritual dan supranatural sehingga Anda mendapatkan umpan balik. Meski saya tahu, mari kita belajar bersama. Silakan dirasakan sendiri.
Jika ada umpan balik, satu kata yang perlu dimunculkan adalah “menerima”. Yang repot jika Anda denial (menyangkal). Ini yang akan menghambat pertumbuhan kita. Jika Anda punya pembimbing, faktor kunci yang paling penting adalah trust. Tanpa trust, Anda tidak akan bisa menyelaraskan diri.
Misalnya, saya mendapatkan tuntunan dari Diri Sejati untuk menegur seseorang, “Tolong kamu segera hening. Jernihkan diri karena kamu kesambet.”
Jika Anda tidak punya trust kepada saya, ucapan saya pasti dianggap angin lalu. Dampaknya tidak akan ada perubahan. Tapi, jika Anda punya trust kepada saya, Anda pasti akan berupaya sendiri. Jika sudah berupaya secara maksimal, saya pasti akan turun tangan untuk membantu.
Faktor trust tidak akan muncul secara langsung bagi sebagian orang. Untuk mencapai trust tersebut, ada yang perlu menguji saya. Dan, saya hargai hal itu. Silakan menguji saya sesuai keahlian Anda. Kalau Anda merasa jago dalam hal akademik, silakan beradu argumentasi dengan saya. Jika Anda merasa jago di wilayah supranatural, mari kita bertarung di wilayah tersebut. Jika saya kalah, Anda jadi guru saya. Tapi, saat saya yang menang, Anda harus trust kepada saya.
Yang tidak beres adalah saat Anda menyangkal. Dalam pepatah Jawa, ‘Nggah-Nggeh Nanging Ora Kepanggih’. Maksudnya, berkata iya tapi tidak mengerti. Itu akan menjadi akar masalah sehingga tidak akan ada perubahan yang nyata.
Jika Anda sudah masuk ke masa pengujian dan Anda sudah membuktikan bahwa saya layak menjadi pembimbing Anda, maka Anda harus trust kepada saya. Trust harus diberikan penuh dan utuh, 100%.
Guru spiritual bukan hanya sekadar memberi teori. Tetapi, guru spiritual betul-betul melakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk mengangkat Anda ke tataran yang lebih tinggi, termasuk memberikan dukungan secara energi. Tapi, dukungan secara energi tidak berguna jika Anda tidak menerima limpahan energi dari saya.
Ini adalah kesempatan emas bagi siapa pun yang betul-betul ingin memurnikan jiwa-raganya secara total.
Mengapa di dalam meditasi saya merasakan ada energi yang ingin lepas/keluar, tapi saya rasa belum semuanya lepas?
Untuk melepas energi yang tidak selaras memang dibutuhkan momentum yang tepat. Momentum yang tepat mengacu pada energi yang terakumulasi dalam diri Anda dan mempertimbangkan faktor karma baik Anda. Jika sudah genap semuanya, maka momentum itu akan datang. Sebab itu penjernihan tidak cukup sekali. Yang menempel di lapisan conscious mind memang relatif mudah untuk dijernihkan. Namun, butuh waktu untuk mendeteksi di lapisan subconscious mind. Yang paling susah jika sudah melekat dengan jiwa karena menempel di lapisan unconscious mind. Tapi, asal kita mau dan bertekad kuat, pasti kita bisa kembali pada keselarasan.
Sadar/tidak sadar, yang masih belum selaras, niatkan saja untuk selaras. Yang sudah merasakan kebahagiaan paripurna silakan membantu saya, pancarkan energi kasih agar semua diselaraskan.
Retret Mahadaya ‘Melampaui Sisi Gelap, Merealisasikan Keilahian Diri’
Wedaran dan Meditasi oleh Setyo Hajar Dewantoro
Dieng, 26-28 Maret 2021
Reaksi Anda: