Skip to main content
Spiritual

KEBANGKITAN BUKAN KEHANCURAN

2 June 2021 Setyo Hajar Dewantoro No Comments
Kebangkitan bukan kehancuran

Apakah saya percaya pada ramalan akhir zaman? Tidak sama sekali. Plandemik yang masih dipertahankan hingga sekarang, juga bukan gerbang menuju akhir zaman dalam arti tiba saatnya peradaban mamusia di bumi mengalami kehancuran. Segala ramalan tentang Bumi yang diliputi bencana besar dan rusak totalnya peradaban manusia, datang dari pikiran yang gelap, sebagai bentuk rekayasa destruksi yang bermula dari pikiran.

Manusia itu hidup dalam law of universe yang adil dan akurat. Manusia memetik buah karmanya. Kehancuran adalah buah karma bagi siapapun yang menabur benih kejahatan, keserakahan, kelicikan. Itu tak mungkin dituai oleh jiwa-jiwa yang murni dan tercerahkan.

Saat ini, bumi tak hanya dihuni oleh manusia yang penuh kejahatan dan manusia yang karena kebodohannya rela jadi korban kejahatan. Di bumi juga ada orang-orang tercerahkan, ada para ksatria berjiwa luhur. Maka paling banter skenarionya adalah ada “bencana parsial” yang dituai oleh mereka yang jahat dan bodoh. Pasti ada yang selamat. Itulah keadilan yang pasti tegak.

Skenario lain yang lebih prospektif, orang-orang tercerahkan dengan segenap energinya semakin dominan, maka keselamatan juga makin meliputi banyak orang. Bencana atau kehancuran parsial niscaya makin minimalis. Hingga pada satu titik, yang terjadi adalah kebangkitan, arus balik menuju Bumi Surgawi, dan bukan kehancuran.

Dalam sudut pandang ini, akhir zaman berlaku hanya bagi jaman kegelapan, dan terbitlah jaman kegemilangan. Tiada kehancuran, Bumi justru tersembuhkan dan berubah jadi Bumi Surgawi.

Kita hanya perlu bekerja dengan cara yang tepat, agar terealisasi rancangan agung untuk Bumi ini. Segala issue ditangani dengan kebijaksanaan tertinggi. Entah itu krisis iklim, kriis air dan pangan, termasuk plandemic ini.

Saya selalu optimistik dengan berpegang teguh pada law of universe. Keadilan pasti tegak, kadang dengan cara yang di luar nalar umum – kita menyebutnya miracle.
Saya sadar betul terlahir untuk menikmati Bumi Surgawi. Bukan untuk menjadi korban kelaparan atau banjir besar. Saya tahu pasti karma dalam semua fase perjalanan jiwa: saya pasti menuai segala yang indah dan agung.

Anda mau ikut saya atau ikut yang lain? He he he

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda