Skip to main content
JiwaSetyo Hajar Dewantoro

Renungan Tentang Freewill

9 January 2020 SETYO HAJAR DEWANTORO No Comments

RENUNGAN TENTANG FREE WILL

Gelaran kehidupan di jagad raya, senyatanya tak pernah lepas dari dualitas. Seiring dengan free will yang melekat pada keberadaan setiap jiwa, dimungkinkan – tapi tidak harus – adanya jiwa-jiwa yang memilih untuk menjadi perusak dan penyebab disharmoni. Tentu saja jiwa atau pribadi yang memilih tindakan yang sering dilabeli angkara murka itu, memetik buah atau konsekuensi yang setara.

Mengapa ada pribadi yang bisa menjadi perusak dan penyebab disharmoni? Dengan free will memang akan ada level kesadaran yang berbeda pada setiap jiwa. Ada yang sesuai pilihannya mencapai level kesadaran tinggi karena menyatu dengan Kesadaran Murni dan merealisasikan karakter ketuhanan yang semakin utuh – dan hidup selaras Rancangan Agung. Ada juga yang kesadarannya rendah, cenderung menggunakan free will untuk dalam rangka memenuhi hasrat yang tidak selaras Rancangan Agung.

Keangkaramurkaan niscaya membutuhkan korban. Siapa yang menjadi korban? Tentu yang secara energi berada pada titik persinggungan, dengan kategori:

1. Punya hutang karma, yang meniscayakan skenario pembayaran hutang karma itu dengan menjadikan seseorang sebagai korban bagi pelaku Angkara murka.

2. Berasa keadaan lemah. Seseorang bisa saja tak punya hutang karma tapi bisa menjadi korban jika lemah secara energi dan tidak waspada.

3. Terjerat Ambisi. Pada kasus tertentu seseorang bisa jadi korban pelaku angkara karena di dalam dirinya tengah bergejolak ambisi, keserakahan dan semacamnya, yang menghilangkan kewaspadaan.

Dengan penjelasan di atas, bisa dimengerti seseorang yang kurang berkesadaran dan pikirannya terjerat Angkara murka, bisa memilih untuk menjadikan siapapun yang lemah dan tak waspada sebagai korban kejahatan.

Nah, kejahatan ini bisa mempergunakan beragam kekuatan, baik kekuatan fisik maupun metafisik. Menjadi bagian dari hukum semesta, bahwa dimungkinkan seseorang mengakses kekuatan metafisik yang bisa dipergunakan untuk menghancurkan pihak lain.

Tentu saja, orang berkesadaran dan berjiwa murni tak akan memilih begitu. Yang lemah akan dilindungi bukan ditindas. Yang sedang ambisius diingatkan bukan dimanfaatkan. Dan yang sedang tak waspada disadarkan bukannya dijerat.

Semua bebas kita pilih dengan resiko yang nyata. Pembuat kerusakan dan disharmoni pasti akan membayar hutang karmanya cepat atau lambat.

Rahayu

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda