Skip to main content
Nusantara

Bencana, Peramal dan Pengutuk

6 March 2020 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Gunung Tangkuban Perahu erupsi, menyusul terjadi gempa yang berpusat di Banten. Ada sebagian orang yang lalu membuat ramalan, telah tiba masanya: Bumi direset, peradaban dihancurkan, atau lebih lokal nuansanya: goro2 di Nusantara telah mulai, dan inilah kepastian yang tak bisa ditolak. Saat yang sama, muncul para pengutuk. Menyabda dengan vibrasi amarah: Indonesia telah dan memang layak diazab Tuhan.

Dalam hening, saya memaklumi semua tindakan itu. Semua adalah pernyataan yang serba wajar jika dikaitkan dengan tingkat kesadaran masing-masing.

Di sini, saya ingin menyampaikan beberapa buah kesadaran:

1. Kita layak berterima kasih, erupsi Gunung Tangkuban Perahu dan gempa di Banten tidak memakan korban nyawa manusia, satupun. Demikian juga, tak terjadi kerusuhan sosial berskala besar.

2. Masa depan itu adalah soal probablitas, bukan kepastian. Jika variabel berubah, apa yang diproyeksikan juga berubah. Jadi sangat tidak bisa dipastikan Indonesia atau bumi mengalami bencana besar.

3. Memang kita dimungkinkan untuk mengalami bencana besar. Ini bagian dari hukum kausalitas yang pasti. Ketidaksadaran secara kolektif, pengembangan teknologi yang serampangan, gaya hidup manusia yang tak selaras dengan bumi, menjadi determinan pada tingginya probablitas terjadi bencana.

4. Namun manusia pada akhirnya yang juga menjadi penentu apa yang akan terjadi. Kita punya kuasa untuk merubah proses. Peningkatan kesadaran secara kolektif, pengintegrasian spiritialitas dan teknologi, serta penyelarasan manusia dengan bumi, membuat probablitas terjadinya bencana pasti berkurang menuju kepada 0%.

5. Meramal bencana dan mengutuk bangsa sendiri sungguh tiada guna. Yang berguna itu terus berkarya sesuai kapasitas kita untuk menata energi bumi dan meningkatkan kesadaran kolektif. Dengan semakin kita jumbuh pada Hyang Tunggal, maka semakin kita punya kuasa bumi tetap aman damai dan peradaban tetap lestari. Pancarkan energi kasih secara terus menerus kepada bumi dan semua penghuninya. Inilah yang dilakukan oleh orang-orang yang waras.

Satu Jiwa Satu Rasa.
Rahayu.

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda