Manusia memiliki otak dan panca indra untuk mengembangkan metoda berpikir saintifik. Manusia punya Rasa Sejati sebagai instrumen untuk membangun kesadaran spiritual. Saya mengajarkan setiap orang mengembangkan semua potensi itu. Cara berpikir logis rasional yang berbasiskan data faktual perlu diasah terus dibarengi dengan mengasah Rasa Sejati yang memperluas cakupan kesadaran.

Proses di atas harus dijalani dengan sungguh-sungguh agar manusia terbebas dari ilusi dalam segala bentuknya. Dalam keheningan kita harus menguji apa pun yang semula kita percayai sebagai kebenaran. Segala hal, apa yang kita maknai sebagai iman, moralitas, tradisi, hingga proposisi sains, harus berani kita buktikan kenyataannya. Bahkan saya mengajarkan kepada murid saya untuk tidak sembarang percaya pada apa yang saya katakan. Pembelajar harus netral dulu hingga mengalami pembuktian. Bahkan diri saya pribadi harus diuji dalam hal kapabilitas, integritas dan loyalitas sebelum dijadikan sebagai guru.

Segala cerita yang kita dengar, sejatinya bukan aksioma. Demikian juga yang dituliskan dalam buku apa pun, tidak otomatis benar dengan sendirinya. Kita harus membuka penalaran kritis dan pengujian yang jujur dan obyektif. Inilah yang memastikan ada di jalur yang tepat dalam pencarian kebenaran.

Spiritualitas punya permulaan mirip sains: skeptisisme. Karena kita mau temukan kebenaran sejati, kita harus melakukan pengujian yang sungguh-sungguh dengan seluruh perangkat kecerdasan yang kita miliki.

Inilah jalan hidup surgawi yang saya ajarkan. Jelas ini bukan ajaran untuk orang yang malas berpikir dan tak menghargai penjelajahan intelektual-spiritual.

Setyo Hajar Dewantoro
2 April 2024