Sudah banyak sekali penjelasan mengenai metode ‘Meditasi/Hening Penjernihan Diri’, sebagai alat untuk belajar dan meningkatkan kesadaran di ‘Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari’. Metode yang sederhana kembali ke akar, tidak banyakan syarat ina-inu, tanpa ritual ina-inu, tetapi ternyata banyak yang kesulitan mempraktikkan dengan cara yang tepat. Meditasi/hening metode penjernihan diri ini, memang membutuhkan persyaratan teknis yang (ternyata) membuat proses belajar penuh dengan kisah drama. Ibaratnya harus punya skor TOEFL dan IELTS yang memadai terlebih dahulu, karena membutuhkan karakter dengan kualitas tertentu sebagai syarat minimum. Persyaratan teknis yang perlu dipenuhi, ternyata dianggap berat karena sifatnya nonegoistik, nonmateriel, dan tidak bisa dibeli. Yaitu, berupa karakter luhur, seperti ketulusan, kesungguhan, ‘Ketangguhan‘, ‘Integritas‘, dan lainnya.
Dalam proses memahami metode yang dianggap mudah ini, banyak sekali yang akhirnya mentok dalam cocoklogi dengan kebiasaan di masa lalu. Akibatnya banyak sekali yang kesulitan untuk beradaptasi dengan detail teknis metode meditasi/hening yang diajarkan, termasuk kesulitan untuk memahami esensi ajaran, tujuan ajaran, serta manfaatnya yang diakibatkan oleh cocoklogi pengetahuan di masa lalu, yang tidak sepadan dengan value Seni Hidup SHD. Adegan campur sari cocoklogi bersatu dengan khayalan semu akan agenda egoistik, berupa harapan akan perubahan nasib dengan instan, menjadi penghambat proses belajar bersama Persaudaraan Matahari. Ibaratnya ketika memandang dan memahami buah stroberi, setiap individu sudah punya persepsi spesifik tentang buah stroberi, seperti bentuk, warna, dan rasa yang terekam dalam kesadaran. Maka, ketika ada yang bercerita tentang buah stroberi, setiap individu akan mengacu kepada persepsinya masing-masing. Padahal yang dibicarakan bukanlah stroberi dengan bentuk, warna, dan rasa yang sama. Sebelum benar-benar dilihat, dipelajari, dan dicoba, maka pengertian buah stroberi akan dicocoklogi dengan persepsi individu yang menganggap semua stroberi itu sama.
Kemampuan beradaptasi dengan ilmu dan pengetahuan yang baru memang bagian dari karakter luhur berupa ‘Ketangguhan’ dan ‘Kecerdasan Emosi’.
Ciri khas dari ‘Growth Mindset’ memang tampak dari cara individu mempelajari sebuah ilmu pengetahuan yang baru. Maka, menjadi sangat relevan apabila dalam melangkah berlatih meditasi/hening penjernihan diri perlu dibarengi dengan proses pembentukan karakter.
Ketika memilih metode meditasi/hening yang paling cocok, sudah pasti tergantung dari tujuan manfaat yang ingin didapatkan. Setiap individu punya kebebasan memilih metode yang tepat sesuai dengan tujuan kebutuhannya masing-masing. Misalnya, mencari metode meditasi/hening untuk relaksasi saja, atau untuk manfaat kesehatan parsial, atau untuk meningkatkan mindfulness, untuk mendapatkan manfaat supranatural, dan sebagainya. Dengan berbagai tujuan yang cukup umum ini, sangat wajar apabila ketika berkenalan dan mencoba memperdalam Seni Hidup SHD di Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari, dengan metode meditasi/hening penjernihan diri, masih membawa keinginan dan agenda khususnya, yang belum sepadan dengan value dan tujuan ajaran.
Belajar meditasi/hening di Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari ternyata bukan tentang keahlian duduk bersila posisi lotus sempurna tanpa bergerak dalam durasi yang panjang; bukan tentang upaya memenuhi standar kenyamanan individu; bukan tentang keahlian menyulap kebutuhan ekonomi agar terpenuhi dengan instan; bukan juga tentang mendapatkan kekuatan supranatural. Tetapi, lebih jauh lagi tentang menciptakan karakter terbaik dan luhur; tentang menciptakan habit yang sehat dan jernih; dan tentang kesehatan yang holistik tidak hanya bagi fisik, tetapi seluruh elemen kehidupan, baik materiel dan nonmateriel, lapisan kesadaran, mental, emosi, maupun kesehatan jiwa.
Apabila tujuan bermeditasi/hening hanya untuk mencari ‘Kenyamanan Fisik’, maka membutuhkan proses adaptasi yang lebih panjang untuk praktik metode meditasi/hening penjernihan diri. Pada metode penjernihan diri ini, penampakan syahdu yang bisa dipajang di sosial media tidak bisa menjadi tolok ukur bagi keberhasilan. Tolok ukur keberhasilan adalah sebersih apa lapisan kesadaran dari tumpukan jejak ‘Sisi Gelap (shadows/darkside)’, seberapa jernih lapisan kesadaran dari jejak luka batin, jejak innerchild, jejak emosi, jejak angkara, jejak ilusi, jejak dosa dan jejak energi tidak jernih lainnya.
Tujuan ‘Bermeditasi/Hening Penjernihan Diri’ bukan hanya untuk mencari relaksasi saja, tetapi jauh melebihi relaksasi.
Tujuan bermeditasi/hening bukan untuk mencari sensasi fisik yang nyaman atau mencari pengalaman dengan sensasi fisik yang sensasional. Dalam metode meditasi/hening penjernihan diri, mencapai relaksasi yang natural baru merupakan fase awal mula sebagai pintu gerbangnya saja. Dan, apabila mau melangkah maju ke fase berikutnya, yaitu fase bersih-bersih jejak sisi gelap, maka perlu melatih kerendahan hati, kepasrahan, keberserahan diri, ketulusan, dan perilaku nonegoistik.
Kata meditasi/hening akan dipersepsikan dengan ribuan macam bentuk, sesuai dengan rekaman pemahaman dan pengalaman masing-masing individu, sama seperti ilustrasi buah stroberi tadi. Maka, untuk benar-benar mengenal metode yang diajarkan di Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari membutuhkan kerendahhatian untuk ‘Mengosongkan Gelasnya’ terlebih dahulu, dan membutuhkan kemampuan beradaptasi agar dapat bergerak maju dalam pemahaman yang tepat. Perlu untuk berendah hati melepas terlebih dahulu gambaran stroberi yang sudah kadung melekat sehingga selalu menyamaratakan semua bentuk stroberi. ‘Blankspot’ atau gap pemahaman hanya akan dapat tersambung dengan esensi ajaran melalui cara belajar yang tepat, noncocoklogi dan nonegoistik.
“Clarity is about making sure the deepest layer of your consciousness get done with your own shadows.” ~ Pure Consciousness
Ay Pieta
Pembimbing dan Direktur Persaudaraan Matahari
23 Agustus 2025
Reaksi Anda:
