Skip to main content
Pijar Kesadaran

PIKIRAN MURNI/ZERO MIND/SUWUNG

22 March 2024 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Terminologi yang menjadi judul dari artikel ini tentu cukup familiar bagi yang mendalami meditasi dan spiritualitas. Namun, secara faktual jauh lebih sedikit orang yang bisa mempraktikkannya ketimbang orang yang bisa membicarakannya. Sesungguhnya memang tidak gampang untuk mencapai tataran atau keadaan murni/kosong/suwung.

Saya bisa punya pikiran murni setelah berlatih sekitar 20 tahun, dengan menguji coba beragam metode, lalu mengerti mana metoda yang tepat dan mempraktikkannya dengan ketekunan yang di atas rata-rata. Katakanlah, memiliki pikiran murni itu satu pencapaian, kepakaran atau keahlian, hasil latihan yang panjang. Jadi tak sesederhana memahami satu uraian secara kognisi lalu muncul anggapan otomatis kita bisa punya pikiran murni/zero mind/suwung.

Yang pasti, pikiran murni/zero mind/suwung bukanlah keadaan di mana kita tidak berpikir atau pun tidak sadar. Justru dasarnya adalah laku sadar penuh: menjadi pikiran murni/zero mind/suwung berarti masuk kepada kesadaran yang utuh dan penuh.

Lugasnya, ini tentang perhatian penuh pada momen kekinian, kita merasakan dan menikmati sepenuhnya apa pun yang terjadi, tanpa prasangka apa pun, tanpa juga penghakiman atas dasar doktrin/idealita/hati nurani yang ada di conscious mind, subconscious mind, dan unconscious mind.

Jadi jelas, Anda tak akan mungkin bisa ada di keadaan pikiran murni/zero mind/suwung jika Anda dogmatik atau melekat pada idealita yang dibentuk oleh ego Anda.

Maka sebenarnya yang konsisten mengimani ilusi atas nama religi/sains/tradisi tidaklah mungkin ada di tataran ini, meski rajin mempraktikkan meditasi/zikir, apa pun namanya. Penghakiman pada sebuah peristiwa bisa membuat kita senang atau menolaknya; yang repot adalah ketika dasarnya bukan Kebenaran Sejati: yang tak selaras bisa disenangi, yang selaras malah bisa ditolak. Jadi pikiran murni/zero mind/suwung masih memberi ruang pada penghakiman yang disadarkan pada tuntunan Gusti dari relung hati. Tapi ini juga hanya bisa muncul ketika kita tak sibuk dengan khayalan, prasangka dan segala ekspresi keliaran pikiran lainnya. Intinya hanya saat kita hening mendalam kita bisa berada di keadaan pikiran murni/zero mind/suwung.

Pada keadaan pikiran murni/zero mind/suwung, kita tak lagi melekat pada selera dan preferensi pribadi, tak lagi berpegang pada kesenangan dan ketidaksukaan ego. Sebaliknya kita ada dalam kepasrahan total, menerima penuh segala peristiwa yang merupakan manifestasi Kasih dan Keadilan Gusti, hanya menolak atau meluruskan sesuatu ketika Gusti yang menitahkan.

Pada akhirnya tak ada orang yang bisa mencapai pikiran murni/zero mind/suwung jika tak bisa hening mendalam, teknik heningnya salah dan tidak terlatih dalam teknik hening yang benar, tidak mengalami “perjumpaan autentik” dengan Gusti yang bersemayam di relung hati, dan sibuk dengan khayalan maupun abstraksi teoritik.

Di perjalanan kali ini, saya dibawa bergerak maju untuk semakin dalam mengerti, menghayati dan ahli dalam mempraktikkan pikiran murni/zero mind/suwung di keseharian. Inilah sebetulnya pangkal dari hoki/keberuntungan dan kekayaan/kemenangan yang sejati.

Bagi Anda yang masih belum mengerti, perbanyak saja latihan pasrah di setiap tarikan dan hembusan nafas yang natural. Jangan biasakan untuk obsesif, memaksa diri meraih yang dianggap baik, dan menolak apa yang tak disukai ego. Bersyukur, bersyukur dan bersyukur dengan meresapi anugerah dan kasih Gusti yang nyata di setiap momen, di setiap nafas, itu kunci menuju pikiran murni/zero mind/suwung.

Setyo Hajar Dewantoro
22 Maret 2024

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda