
Harusnya sudah hafal dong dengan lima tahapan belajar Spiritual Murni SHD?
Kalau belum pernah mendengar atau lupa, bisa dibaca lagi penjelasannya melalui artikel ‘Tahapan Menuju God Realization / Tercerahkan Paripurna’ atau dengarkan lagi penjelasan detailnya melalui cuplikan wedaran ‘5 Tahapan dalam Berspiritual’.
Singkatnya, lima tahapan belajar Spiritual Murni SHD adalah,
- Relaksasi
- Keterhubungan
- Purifikasi
- Transformasi
- Realisasi
Tahapan ini merupakan proses ideal alur belajar Spiritual Murni SHD. Apabila tahap satu bisa dipahami dan diamalkan dengan tepat, maka tahap selanjutnya akan hadir mengalir dengan sendirinya.
Dikala relaksasi sudah terjadi, maka inilah pintu gerbang menuju meditasi/hening pemurnian jiwa, yaitu meditasi/hening yang menghubungkan dengan diri sejati dan memberikan dampak kepada pembersihan sisi gelap (shadows) yang kita miliki, sehingga terjadi transformasi dan merealisasikan karakter Ketuhanan.
Tapi, jangan salah persepsi dulu akan pengertian relaksasi ini. Relaksasi yang dimaksud bukan tentang hidup santai di tepi pantai, bukan tentang bengong mager malas-malasan tidak perlu kerja keras, bukan relaksasi berupa melamun dan berkhayal di siang bolong, bukan relaksasi berupa liburan di tempat yang indah sepanjang tahun, bukan relaksasi karena memanjakan diri di salon atau di tempat yang nyaman, pokoknya bukan relaksasi dalam pengertian yang dianut oleh umat manusia pada umumnya.
Relaksasi yang dimaksud adalah kondisi gelombang otak yang rileks sehingga fungsi observasi dapat berjalan dengan baik sebagai pintu gerbang menuju meditasi/hening pemurnian jiwa.
Relaksasi ini bisa terjadi di mana pun dan kapan pun, bahkan di tengah hiruk-pikuk keramaian dinamika kehidupan sekali pun. Ketika relaksasi terjadi, maka akan mudah untuk memperhatikan dan merasakan nafas natural terus-menerus sepanjang hari, sehingga bisa menjadi meditatif sepanjang hari sesuai dengan standar atau parameter Spiritual Murni SHD.
Tahapan rumusan Spiritual Murni SHD ini memang tampak sederhana dan pendek karena hanya terdiri atas lima tahapan, sehingga seringkali menguatkan pola pikir ingin instan karena terjebak asumsi dan persepsi yang keliru. Seperti, “Oh, cuma lima kok tahapannya, sebentar juga selesai.”
Ternyata, saya menemukan bahwa sebelum memasuki tahapan yang dianggap hanya lima langkah ini, terdapat banyak fase pra-tahapan yang cukup njelimet dan mutar-muter karena memakan waktu lumayan panjang. Fase pra-tahapan inilah yang menyebabkan langkah ke tahap pertama membutuhkan waktu bertahun-tahun penuh drama.
Anggap saja saya menemukan ‘Fase Pra-Relaksasi’ yang cukup konsisten terjadi sehingga banyak yang masih kesulitan melangkah ke tahapan pertama, yaitu relaksasi. Apabila tahapan pertama saja belum dapat dilakukan, tentu tahap berikutnya pun masih diawang-awang nun jauh di sana.
Fase pra-relaksasi yang saya temukan adalah sebagai berikut,
- Fase Penuh Harapan Indah
- Fase Icip-Icip
- Fase Menjajaki Teknik Meditasi
- Fase Mengenal Sisi Gelap
- Fase Terjangkit PMS (Pirus Merasa Sudah)
- Fase Drama
- Fase Korslet dan Amnesia
- Fase Mulai Dari 0 Ya, Kakak
Setiap fase ini dilalui dengan porsi dramanya masing-masing. Ada yang setiap fase berjalan cepat, ada yang senang berlama-lama di satu fase. Biasanya, setelah melewati delapan fase ini dan sampai pada fase ‘mulai dari 0 lagi ya kakak’, sering terjadi pengulangan fase pra-relaksasi dari yang pertama lagi. Bukannya ndang melangkah ke tahapan pertama dan meninggalkan fase pra-relaksasi ini, malah memilih kembali lagi ke fase pra-relaksasi awal, sehingga perjalanan belajar dan memurnikan jiwa belum bergerak maju, hanya berputar-putar di lingkaran pra-relaksasi saja.
Jumlah pengulangan sangat beragam. Ada yang sedikit, ada juga yang banyak putarannya, sehingga sampai sekarang belum juga sampai ke tahap pertama. Apalagi yang terjebak dalam mimpi-mimpi egoistiknya dan masih sibuk bergerilya cari jalan pintas agar dapat paket diskon proses belajar, masih melekat dengan budaya belajar yang dibawa dari luar ajaran Spiritual Murni SHD. Fase pra relaksasi ini menjadi fase yang kompleks dan berkepanjangan. Bahkan, ada juga yang malah sengaja dipanjang-panjangin saking menikmati keseruan berdrama di fase pra-relaksasi ini. Memang beragam rupa upaya manusia yang sangat gigih menggapai cita-cita egoistiknya.
Bagi saya Ajaran Spiritual Murni SHD memang ajaran spiritualitas yang paling komplit dan holistik. Ajaran yang (sebenarnya) sederhana, namun dibuat menjadi super rumit dan kompleks karena bertentangan hasrat egoistik yang dianggap sebagai kenormalan umat manusia.
Keberhasilan dalam belajar Spiritual Murni SHD sehingga dapat mencapai tahapan transformasi sepenuhnya bergantung dari pilihan sikapmu sendiri. Mau bergerak maju dalam tahapan belajar Spiritual Murni SHD atau mau terus berkutat dalam lingkaran drama pra-relaksasi? Semua bisa dipilih sesuai selera.
Ketulusan membuat semua hal menjadi sederhana. Kalau ajaran sederhana dibuat jadi rumit, pasti bukan didasari oleh ketulusan.
Bagaimana denganmu? Sudah sampai tahap yang mana? Atau masih mubang-mubeng dalam lingkaran fase pra-relaksasi?
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
3 Maret 2025
Reaksi Anda: