Meditasi/hening yang dilakukan tanpa teknik yang tepat, sudah terbukti tidak akan berdampak secara permanen kepada pemurnian jiwa. Teknik meditasi yang dilakukan dengan cara sesuka hati saja, tidak mau mengikuti teknik yang tepat menyebabkan proses pemurnian jiwa yang maju-mundur tiada henti. Baru juga maju selangkah, mundurnya lima langkah. Sisi gelap baru dikikis seujung kuku beberapa jam kemudian, sudah bertambah lagi satu ton.
Meditasi/hening yang dilakukan sebagai syarat menunaikan kewajiban dan memenuhi jumlah meditasi seperti robot, namun tidak peduli tekniknya tepat atau tidak dan tidak peduli dengan kualitas meditasi/hening, jelas tidak akan berdampak yang signifikan kepada pemurnian jiwa. Bisa dipastikan laku meditasi ini merupakan pola pikir warisan dari metode meditasi di luar Ajaran Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD), dimana laku meditasi/hening hanya dilakukan apabila dibutuhkan saja, dilakukan seperlunya. Seperti obat sakit perut, kalau tidak sakit perut merasa tidak perlu meditasi.
Hanya Ajaran SMSHD yang berdampak kepada purifikasi jiwa raga alias shadow work seutuhnya.
Kondisi meditatif pada meditasi formal di Persaudaraan Matahari (PM) ditandai dengan kualitas meditasi/hening formal minimal 10%. Tidak hanya itu, di PM pun harus memenuhi syarat meditasi informal dalam sebuah parameter evaluasi yang sudah disahkan sebagai parameter standar Ajaran SMSHD.
Parameter evaluasi di PM tidak memakai algoritma buatan manusia dan tidak bisa direplika oleh AI karena asalnya dari server Semesta dengan algoritma ciptaan Tuhan. Manfaat yang diberikan dari ‘Tongkat Sihir’ Ajaib SMSHD ini pun dampaknya tidak kaleng-kaleng, karena sampai ke tataran jiwa dan berlaku permanen. Dampak ini akan terbawa terus walau tubuh ini sudah berubah jadi pohon kaktus.
Seperti yang sudah saya ceritakan dalam artikel STANDAR LANGIT bahwa dalam Ajaran SMSHD, kejernihan jiwa raga tidak diukur dari spektrum emosi yang tampak atau tidak tampak di permukaan saja. Misalnya, merasa sudah tidak mudah senggol bacok, maka dianggap sebagai pertanda sudah jernih jiwa raganya. Atau seperti saya dulu, asalkan terlihat dari luar kalem, lembut, dan tidak mudah baper, lalu menjadi pertanda sudah tidak punya sisi gelap, padahal jelas-jelas masih diliputi roda samsara.
Dalam proses purifikasi jiwa raga Ajaran SMSHD, berhasil melampaui satu momentum panen sisi gelap bukan tanda mutlak berarti sisi gelap langsung lenyap saat itu juga. Misalnya, berhasil tidak kesal dan tetap santuy terhadap pasangan dalam durasi waktu tertentu, bukan berarti hidup sudah diliputi keheningan (mindfulness), bukan berarti luka batin terhadap pasangan sudah lenyap seketika saat itu juga, terlebih lagi bukan berarti terjadi kemurnian jiwa. Berhasil melampaui sebuah rangkaian penderitaan berat atau merasa bisa kembali menjalankan kehidupan dengan baik setelah mengalami situasi yang tidak menyenangkan, tidak semata-mata menjadikan Sang Jiwa secara instan bebas dari dosa dan jiwa menjadi murni.
Sekali lagi saya ingatkan, Ajaran SMSHD tidak sama dengan ajaran mana pun dan hanya Ajaran SMSHD yang berdampak kepada purifikasi jiwa raga alias shadow work seutuhnya.
Banyak juga yang menyatakan bahwa merasa hidup berubah, menjadi lebih baik sejak bergabung di PM, merasa tidak emosional senggol bacok lagi, ada juga yang merasa lebih kalem menghadapi pasangan, ada yang merasa sudah tidak mudah kesal lagi terhadap pasangan, ada juga yang merasa tidak pernah mengeluh lagi dan ingat bersyukur, dan seterusnya. Perubahan di tataran permukaan terjadi, tapi ternyata ketika level kesadaran (berdasarkan LoC standar SMSHD) diukur, angkanya tidak menunjukkan sinkronitas dengan apa yang menjadi asumsi pribadinya.
Mengapa begitu?
Parameter evaluasi SMSHD adalah akurat dan presisi. Angka level kesadaran menggambarkan apa yang sebenarnya terlihat sebagai realitas jiwamu. Apabila terjadi ketidaksesuaian hasil evaluasi dengan asumsi pribadi, tugasmu adalah memilih mau memakai standar SMSHD atau standar pribadi. Hidup adalah pilihan, mau memilih percaya Ajaran SMSHD seutuhnya atau tetap hanya mau mencomot teknik meditasinya demi pencapaian agenda pribadi, tinggal dipilih saja.
Kalau sudah memilih untuk berupaya mempercayai Ajaran SMSHD, termasuk parameter evaluasinya, maka silakan melanjutkan dengan bercermin/berefleksi diri. Apakah ketika merasa sudah tidak senggol bacok atau tidak mudah kesal, sudah benar-benar terjadi secara konsisten sepanjang hari, tidak terjadi letupan spektrum emosi ketika berinteraksi dengan sekitarmu, misalnya, ketika bertemu pengendara motor yang ugal-ugalan atau pasangan tidak bertindak sesuai harapan?
Benarkah sudah mampu bersyukur sepanjang hari dengan konsisten? Benarkah tidak pernah mengeluh sedikit pun, baik dalam bentuk ucapan di mulut, ucapan di hati, maupun yang hanya muncul di pikiran? Apakah bagi dirimu parameter evaluasi dianggap tidak penting dan tidak akurat karena merasa hidup baik-baik saja; dagangan laku, relasi dengan pasangan dan keluarga adem ayem – jarang bertengkar, kebutuhan hidup terpenuhi, dan tidak mengalami sakit atau bencana? Mampukah berjujur diri dalam merefleksikan hasil evaluasi dan umpan balik?
Salah satu syarat untuk menjadi ahli dalam teknik meditasi/hening SMSHD adalah kejujuran. Kejujuran merupakan pintu gerbang menuju perbaikan, yang akan mempengaruhi teknik meditasi/heningmu. Kejujuranmu akan membawamu kepada teknik meditasi/hening yang tepat.
Jadi, apabila dirimu merasa untuk menjadi ahli meditasi/hening SMSHD hanya cukup dengan menghafal step-step bermeditasi, yakni, memperhatikan–merasakan–menikmati nafas naturalnya saja, tanpa peduli dengan variabel penting termasuk paket parameternya, maka inilah pertanda dirimu masih diliputi teknik meditasi di luar PM garis keras. Jika dirimu rajin meditasi 5-10x sehari, namun hidupmu masih penuh ketidakjujuran, maka rutinitas robotik itu tidak akan berdampak pada pemurnian jiwamu sehingga level kesadaranmu (LoC) tidak akan beranjak naik.
Tapi lagi-lagi semua adalah pilihan. Mau menjadi ahli meditasi/hening SMSHD adalah mutlak harus mengikuti teknik yang tepat, yaitu memenuhi variabel pentingnya seperti ketulusan, kejujuran, kesungguhan, ketekunan, dan konsistensi. Yang pasti Guru SHD beserta PM telah menyediakan ajarannya, lengkap dengan alat belajar dan parameter evaluasi yang dibutuhkan.
Hidupmu adalah pilihanmu, cara meditasi/heningmu juga pilihanmu sendiri. Pilihan sikapmu yang akan menentukan hidupmu; mau jadi surga atau neraka.
Silakan dipilih, ya.
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
20 Oktober 2024
Reaksi Anda: