Teknik meditasi/hening Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD), berbeda dengan teknik meditasi di luar Persaudaraan Matahari (PM). Teknik meditasi/hening yang dimaksud bukan sebatas step by step cara menyadari nafasnya saja, tapi meliputi banyak variabel, seperti bagaimana mencipta ketulusan ketika melakukan meditasi sampai dengan kesungguhan, ketekunan, dan konsistensi, serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Tekun dan konsisten pun masuk dalam kategori teknik meditasi/hening SMSHD yang tidak akan ada di tempat lain.
Banyak mengirimkan jurnal mengaku telah bermeditasi dengan jumlah banyak dalam sehari, namun ketika hidup dilanda Sisi Gelap (Sigel) yang nyata, ybs tidak pernah tergerak untuk segera meditasi formal, padahal hal ini juga termasuk teknik meditasi/hening SMSHD. Kemudian protes karena merasa sudah rajin meditasi mengapa saat ada sidak Level of Consciousness (LoC) tidak mengalami peningkatan.
Ada juga yang berbangga diri dengan LoC 100 dan menyatakan sudah rajin meditasi, tapi protes ketika angka LoC melorot ke 50. Padahal jelas sekali ybs ini tidak pernah mau berendah hati untuk memvalidasi apakah cara meditasinya sudah benar atau belum, dan memilih untuk mempertahankan ilusi, bahwa dengan kualitas hening yang selalu rendah asalkan dilakukan dengan rutin dalam jumlah yang sama setiap hari, maka kewajiban sudah tertunaikan. Lalu dilanjutkan dengan khayalan bahwa dengan menunaikan kewajiban atas jumlah meditasi yang sama, maka jiwa pasti terpurifikasi dan sah menjadi murid yang patuh menjalankan ajaran.
Ada yang relate atau dejavu dengan pola pikir dan perilaku seperti ini?
Yang pasti pola pikir seperti itu bukan yang diajarkan di PM. Angka LoC akhirnya hanya diperlakukan seperti barometer kepuasan diri bahwa selama angkanya tidak di bawah batas eliminasi berarti diri ini telah melakukan laku hening dengan cara yang tepat dan sudah menjadi murid baik yang patuh dengan ajaran. Padahal dalam parameter PM, nasibnya tetap saja masih berada di neraka yang nyata, baik ketika masih hidup maupun apabila mendadak mati, beberapa menit kemudian setelah kena sidak.
Ada juga yang mengaku malas hening setelah mendapatkan sidak dengan angka yang menurun. Ketika tidak ada sidak, tidak pernah mengaku dalam jurnal, jurnal dibuat hanya untuk memenuhi syarat dan kewajiban, tanpa ada sedikit pun kesadaran untuk jujur. Kemauan untuk berjujur diri hanya dilakukan dengan terpaksa apabila kadung tertangkap basah dalam sidak evaluasi. Padahal ini pun merupakan bagian dari teknik meditasi/hening. Lalu, apa kabar dengan kejujuran sebagai antitesa sigel kepalsuan?
Senyatanya inilah yang dinamakan dengan tingkat kesadaran sebagai bukti apakah teknik meditasi/hening telah diaplikasi dengan tepat atau belum. Angka kesadaran rendah secara konkret bentuknya berupa ketidaksadaran akan realitas hidupmu sendiri. Tidak sadar kalau tidak jujur, tidak ada kesadaran untuk jujur pada diri sendiri dan baru mau ngaku kalau ketangkap basah. Menyangkal bahwa umpan balik itu nyata presisi juga merupakan salah satu bentuk dari ketidaksadaran, ‘kan? Karena terbukti bahwa yang menyangkal tidak sadar punya dosa, tidak sadar meditasinya masih melamun, tidak sadar niat belajarnya tidak tulus, dan masih banyak lagi tidak sadar lainnya sebagai bentuk nyata angka tingkat kesadaran yang rendah.
Semakin tinggi tingkat kesadaran, tentu akan terlihat dari seberapa besar kita sadar akan realitas diri sendiri, sadar ada sigel, sadar bahwa harus meditasi dengan teknik yang tepat, sadar kalau meditasinya belum terampil, sadar kalau belum mau berendah hati, sadar kalau tidak tulus, dan lain-lain. Tidak berhenti di situ saja, tingkat kesadaran yang baik tentu akan membuahkan sikap seperti sadar dan mau melakukan perbaikan. Contohnya, ketika sadar malas meditasi, maka langkah perbaikannya sesimpel melawan kemalasan dan segera meditasi, tanpa harus nunggu ketangkap basah dalam sidak LoC dulu, lalu memohon-mohon pengampunan dengan janji manis perbaikan seperti kaset rusak yang tidak pernah dilakukan.
Inilah salah satu bentuk konkret dari pengertian angka LoC di PM, yaitu tingkat kesadaran itu menunjukkan seberapa sadar seseorang atas kondisi dirinya sendiri dan seberapa besar kesungguhan dalam perbaikan diri. Di PM tingkat kesadaran bukan berdasarkan seberapa banyak paragraf kebijaksanaan keren yang muncul dari ucapan atau tulisan saja, namun jelas membutuhkan kejujuran dan sikap ksatria untuk mengakui ada apa di balik kalimat-kalimat bijaksana tersebut.
Masalahnya hanya di PM yang memiliki parameter metasains presisi dan akurat sehingga tidak bisa tertipu dengan senyuman dan kata-kata bijak semanis madu.
Jadi silakan berkaca, kalau merasa sudah mampu meditasi/hening dengan teknik yang tepat sehingga berhak protes dengan hasil evaluasi padahal jelas realitanya malas meditasi dan hanya mencocoklogi ajaran dengan keyakinan yang jelas tidak selaras, ini jelas tanda konkret bentuk ketidaksadaran atau dalam parameter PM masuk dalam kategori tingkat kesadaran rendah. Tidak perlu adegan terawang menerawang pun jelas bisa dibuktikan.
Jadi gimana, cocokkah angka evaluasimu dengan realitas dirimu saat ini? Yakin teknik meditasi/heningmu sudah tepat? Masih mau protes?
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
17 September 2024