
Sudah tahu cara mengenal sisi gelap (shadows/darkside) diri sendiri?
Sudah bisa mendeteksi perilaku turunan dari ‘Sisi Gelap (shadows)’ di keseharian?
Sudah bisa mengelola dan mengatasi sisi gelap (shadows) yang muncul di keseharian?
Memang lebih mudah mendeteksi sisi gelap orang lain daripada mengakui sisi gelap milik sendiri. Membutuhkan ‘Kewaspadaan Diri (self-awareness)’ yang baik dan kerendahan hati agar kepekaan meningkat, tidak budeg, tidak kebas terhadap pola pikir dan perilaku berbasis sisi gelapmu sendiri.
Penyebab tidak peka, budeg, atau kebas, adalah terbiasa melakukan pengabaian, pembenaran, dan sehingga tidak mampu mengenal batasan yang dianggap sebagai kenormalan dalam menjalankan hidup di keseharian. Misalnya, apabila terbiasa menciptakan drama demi mendapatkan perhatian sebagai kenormalan, maka tidak akan mampu menyadari (tidak peka, budeg, kebas) terhadap pola pikir berbasis sisi gelapnya sendiri.
Contoh lain, misalnya sering merasa lebih pandai dari lawan bicara, sehingga sulit berendah hati ketika mendengarkan sebuah informasi dengan netral. Habit reaktif untuk menganalisis dan menilai dengan tidak utuh, dianggap sebagai kenormalan.
Pola pikir dan perilaku berbasis sisi gelap yang terlalu lama dipraktikkan sebagai kewajaran, menyebabkan rendahnya kemampuan menyadari (tidak peka, budeg, kebas) akan perilaku turunan dari sisi gelapnya sendiri. Kewaspadaan diri (self-awareness) yang rendah ditandai dengan ketidakmampuan untuk mendeteksi pola pikir dan perilaku turunan dari sisi gelapnya sendiri.
Dalam teori dasar Spiritual Murni SHD, ada lima kategori ‘Pengeruh Mental Jiwa Raga’ yang menjadi PR untuk kita bersihkan, diantaranya:
Dalam buku ‘Kesadaran Kristus’ Hal.69 dijelaskan apa saja varian umum dari watak angkara. Masing-masing varian memiliki banyak macam perilaku turunannya. Perilaku turunan inilah yang perlu dideteksi di keseharian, apabila mau ‘Memurnikan Mental Jiwa Raga’ melalui ‘Meditasi/Hening Pemurnian Jiwa’.
Kalau tidak mau memurnikan mental jiwa raga, tentu mendeteksi perilaku turunan sisi gelap (shadows) tidaklah penting. Tapi bagi yang serius ingin membersihkan diri dari koleksi sisi gelap, berikut tip sederhana untuk meningkatkan self-awareness dalam mengenal sisi gelap (shadows) pada diri,
- Perjelas dan kalibrasi tujuan belajarmu dulu (clarity of purpose)
Pastikan satu arah kompas dengan Ajaran Spiritual Murni SHD, bukan arah kompas agenda egoistikmu. - Pilih sikap yang tepat
Pilih sikap yang nyata untuk bersungguh-sungguh dengan ketulusan membereskan sisi gelapmu. - Perbanyak latihan meditasi/hening pemurnian jiwa baik formal maupun informal.
Cara ini adalah satu-satunya solusi permanen untuk meningkatkan kewaspadaan diri (self-awareness) dan mindfulness (kesadaran). - Teknik meditasi/hening pemurnian jiwa yang tepat adalah koentji.
Jumlah meditasi/hening yang banyak tanpa teknik yang tepat, maka hasilnya pasti zonk. Teknik sudah tepat, tetapi tidak tekun, tidak konsisten, banyak on-off, maka hasilnya pun dijamin zonk. - Cek dan validasi perkembangan belajarmu kepada pihak yang tepat.
Belajar Spiritual Murni SHD tidak mungkin dilakukan sendiri tanpa bimbingan. Pengecekan dan validasi secara berkala merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya untuk memastikan cara belajar, pemahaman teori dasar dan teknik meditasi/ heningmu sudah tepat atau masih serong kanan-kiri. - Buatlah ‘Jurnal’ untuk mencatat setiap saat menemukan pola pikir atau perilaku berbasis sisi gelap.
Ciptakan ‘Disiplin’ dan konsistensi untuk menjurnal dan mencatat. Setelah mencatat apa yang ditemukan segera meditasi/hening pemurnian jiwa untuk meminta pengampunan Tuhan. - ‘Refleksikan‘ kembali jurnal harianmu di penghujung hari. Pelajari dan hayati jurnal harian tersebut. Lalu, tuliskan kembali hasil refleksimu dan serahkan kepada Leader atau Pamomong untuk mendapatkan umpan balik. Biarkan seluruh muscle memory-mu merekam hasil temuanmu, yang akan membantumu untuk membuka kesadaran akan realita dirimu sendiri (self-discovery).
Ketika memiliki sisi gelap, kategori angkara murka, varian kesombongan (sebagai antidot dari kerendahan hati), maka cobalah perhatikan gerak pikiran dan pola perilaku yang didasari oleh sisi gelap kesombongan ini di keseharian. Contoh perilaku turunan dari kesombongan seperti; ngeyel (menyangkal), gengsi, merasa lebih mengerti, merasa lebih pandai, merasa lebih baik, tidak mau menerima umpan balik dan masukan, meremehkan, dan seterusnya.
Perilaku turunan berupa ngeyel pun bisa beragam bentuknya, dari mulai ngeyel yang kasar, ekspresif dan dramatis, sampai dengan ngeyel super halus yang dibungkus dengan berbagai topeng cantik dan santun. Apabila terbiasa merespon secara impulsif menganalisis yang bertujuan konstruktif, akan berbeda dengan menganalisis sebagai bentuk halus dari kengeyelan. Kengeyelan tidak selalu berbentuk tulisan, ucapan atau perbuatan, tetapi bisa hanya terjadi di dalam kepala.
Inilah salah satu bentuk perilaku turunan dari kesombongan, yaitu ngeyel super halus yang perlu diidentifikasi kehadirannya di keseharian. Temukan sebanyak-banyaknya dalam satu hari ketika secara impulsif dan reaktif menganalisis untuk mendapatkan pembenaran atau pembelaan diri. Catat dalam jurnalmu, lalu segeralah melipir meditasi/hening pemurnian jiwa untuk meminta pengampunan Tuhan.
Sisi gelap (shadows) yang perlu dideteksi bukan hanya tentang spektrum emosi terpendam saja, tapi meliputi apa yang melatari pikiran, perkataan, dan tindakan.
Rumus mutlak matematika Hukum Semesta yang diajarkan melalui Spiritual Murni SHD adalah sebagai berikut,
- Semakin banyak bermeditasi/hening pemurnian jiwa, maka semakin tinggi ‘Kewaspadaan Diri (self awareness) dan ‘Kesadaranmu (mindfulness)’, semakin lancar proses pembersihan/pemurnian mental jiwa ragamu, semakin bersih mental jiwa ragamu, semakin jernih medan energimu, semakin luas terbuka ruang kesadaranmu, semakin luas cakrawala pandangmu, semakin tinggi level kesadaranmu, semakin surgawi hidupmu.
- Semakin besar kewaspadaan dirimu, semakin tinggi level kesadaranmu, maka akan berbanding lurus dengan kepekaan mendeteksi sisi gelap sehingga semakin mudah mengenali atau mendeteksi pola pikir dan perilaku berbasis sisi gelap.
Dari kacamata Spiritual Murni SHD, hidup yang masih diliputi sisi gelap adalah hidup yang belum surgawi, tidak peduli sebanyak apa harta dan setinggi apa pendidikan dan jabatan.
Dikatakan belum surgawi karena belum bebas dari penderitaan, masih sering dapat musibah, belum bebas dari malapetaka, belum bebas dari penyakit berat, belum bebas dari tragedi, belum tentu nasibnya baik-baik saja secara berkesinambungan seterusnya, dan belum tentu selamat ketika kontrak di Bumi habis.
Dalam praktik meditasi/hening pemurnian jiwa, manifestasinya adalah belum bisa bahagia yang stabil dan konstan, bahkan belum bisa rileks sehingga sulit bermeditasi/hening dengan tulus, dan berputar-putar dalam fase ‘Pra-Relaksasi’ tiada berujung.
Namun ingat ya, kegigihan, ketangguhan dan semangat mencari solusi instan, tidak akan membuat ‘Proses Bebersih Kotoran Mental Jiwa Raga (pemurnian/ purifikasi)’ bergerak maju. Pola pikir mode perdukunan yang maunya hanya diterawang, maunya hanya diberikan evaluasi, tetapi kemudian mengabaikan hasilnya dan tidak pernah berusaha dengan kesungguhan membereskan sisi gelap (shadows) dengan cara yang tepat, tidak akan membuat dirimu menjadi bersih dari ‘Sisi Gelap (shadows)’.
Tekun dan konsisten adalah mutlak, baik dalam latihan bermeditasi/hening maupun mendeteksi pola pikir dan perilaku berbasis sisi gelap di keseharian. Laku meditasi/hening pemurnian jiwa adalah satu paket dengan jalannya ‘Proses Pemurnian Jiwa’.
Spiritual Murni SHD adalah proses belajar seumur hidup (lifetime learning) yang berisikan proses perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) dan proses pembelajaran yang berkelanjutan (continuous learning), demi tercapainya transformasi dan evolusi yang stabil dan tahan lama.
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
2 April 2025
Reaksi Anda: