Skip to main content
Refleksi

Refleksi Ay Pieta Skor Kerumitan Pikiran 0

29 February 2024 Ay Pieta No Comments

Adakah yang mengerti apa yang dimaksud dengan kerumitan pikiran? Bentuk konkritnya seperti apa yang bisa teman-teman rasakan atas angka skor adalah pembelajaran paling penting dari sidak skor kerumitan pikiran.

Kerumitan pikiran ini bentuk konkritnya bukan tentang fungsi pikiran yang aktif atau berhenti, karena fungsi pikiran akan tetap berjalan walaupun sedang hening. Angka itu bukan manifestasi seberapa banyak yang dipikirkan atau cepat lambatnya gerak pikir. 

Angka kerumitan menunjukkan seberapa besar ketidakmampuan fungsi pikiran untuk bekerja dengan ‘selaras’ dari kacamata spiritual murni. 

Dalam kacamata spiritual murni, pikiran yang ‘selaras’ adalah gerak pikir yang terkelola oleh keheningan, gerak pikir yang dilingkupi oleh kondisi meditatif. Kondisi meditatif ini kalau dalam angka kualitas hening = minimal 10%.

Bedanya apa dengan pikiran yang tidak terkelola oleh keheningan?

Dari pengalaman otentik saya, saya bisa menjelaskan bahwa bedanya akan bisa dilihat/ dirasakan/ diperhatikan pada isi pikiran yang muncul. Ada perbedaan yang signifikan dengan isi pikiran ketika hening versus ketika tidak hening. Bagi yang jarang hening tentu akan kesulitan membedakan, karena isi kepala masih didominasi oleh carut marutnya gerak pikir yang serba impulsif, bergerak atas dorongan ego disertai sisi gelap (sigel) yang kuat.

Contoh bentuk pikiran yang masuk dalam kategori kerumitan pikiran, salah satunya adalah pikiran yang impulsif penuh prasangka. Pikiran ini tentunya bukan hasil keheningan, yang kemudian secara spontan tercermin dalam ucapan dan perbuatan. Durasinya bisa sangat cepat sepersekian detik layaknya F1.

Dalam kacamata spiritual murni, skor kerumitan yang tinggi (dalam angka adalah skor 1 ke atas atau dalam persentase sama dengan 10% ke atas) disebabkan paling banyak akibat hobi ngeyel (baca:menyangkal) dan berkhayal. 

Hobi ini yang membuat cara berpikir menjadi rumit ketika menyikapi sesuatu, karena dikit-dikit dieyeli, dikit-dikit ngayal, lalu muncul dalam ucapan, ketikan jempol di hp, dan perbuatan lainnya, misalnya mengalihkan pembicaraan sebagai cara pelarian diri dari situasi yang tidak disukai. 

Informasi yang diberikan sulit sekali diserap dengan netral karena sudah dihadang oleh impulsivitas pikiran sendiri demi mempertahankan apa yang diyakini. 

Semua informasi yang diberikan bukannya masuk ke kesadaran, tetapi mental kembali menguap entah ke mana. Inilah yang kemudian merusak fungsi syaraf sehingga skor kerumitan pikiran sepadan dengan kondisi kerusakan syaraf. Secara energi ada blocking yang tebal sehingga yang bersangkutan semakin sulit menerima input yang selaras, terhalang oleh egonya dan sigel yang tebal.

Bagi yang merasa pandai secara akademik tentunya akan menganggap skor ini skor halu, karena merasa masih bisa mendayagunakan perangkat memorinya dan analitisnya untuk menciptakan percakapan yang tampak sebagai bukti kecerdasan. Tapi, dari sisi kecerdasan spiritual, yaitu tentang bagaimana yang bersangkutan memproses sebuah pengetahuan spiritual ke dalam kesadarannya dipastikan minim. Contoh paling gampang, ketika berusaha memahami pengertian kata ‘hening’ pasti mbuled (baca:rumit) sendiri.

Ketika hening dengan kualitas yang baik, pikiran tetap bekerja, namun terkelola oleh kondisi meditatif, dimana terjadi keterhubungan antara fungsi pikiran dengan rasa sejati. 

Maka jangan dikira seseorang yang meditatif tidak punya pikiran sama sekali, ini salah besar. Justru kesaksian saya yang berada di level kesadaran sekian ini, skor kerumitan 0 ini merupakan gambaran bahwa berbagai stimulus yang saya terima tidak lagi terproses oleh fungsi pikiran dalam balutan ego dan sisi gelap, namun dalam kondisi netral. 

Netral = hening, sehingga tidak terjadi prasangka, dan fungsi analisis tidak akan berjalan apabila tidak dibutuhkan. Kecepatan gerak pikir bisa sangat cepat atau perlahan sesuai kebutuhan atas solusi saat itu. 

Contohnya, ketika saya melihat tingkah laku ajaib teman-teman. Karena saya hening, saya cukup meditatif, maka gerak pikiran saya terkelola dalam hening sehingga tidak muncul prasangka baik atau buruk. Fungsi kesadaran sepenuhnya ada pada nafas sehingga apabila ada gerak pikiran yang muncul, maka bentuknya berupa informasi yang dibutuhkan saat itu. 

Misalnya muncul informasi ini, “Oh, kejernihan si anu rendah banget, pantesan tingkahnya ajaib”. Bahkan, informasinya suka dilengkapi dengan angka. Lalu dari situ akan muncul apa yang disebut dengan ‘tuntunan’ mengenai apa yang perlu saya lakukan dalam menyikapi informasi yang saya dapatkan tadi, apakah saya perlu menyampaikan kepada yang bersangkutan atau cukup diam saja.

Sebagai informasi, kualitas hening informal rata-rata saya selama 7 hari terakhir ini 15%, ketika menuliskan refleksi ini kualitas hening informal saya 17%. Jadi bisa dipastikan yang saya tulis merupakan hasil gerak pikir fungsi observasi dan fungsi analitis yang bekerja dibawah naungan keheningan alias dalam kondisi meditatif.

Silakan diresapi dalam keheningan supaya penjelasan teknis ini bisa dimengerti, latihan membaca sambil hening, latihan tidak ngeyel dan mengkhayali apa yang dijelaskan. 

Semua yang ada di Persaudaraan Matahari, sebagai aplikasi ajaran spiritual murni SHD membutuhkan latihan, maka stop mencari jalan pintas dan buang keinginan untuk instan dengan terus berngeyel dan berkhayal. 

Apabila belum mampu hening, minimal pakailah akalmu yang paling sehat dulu untuk memilih sikap tidak ngeyel dan stop berkhayal, karena baik hening, ngeyel ataupun ngayal adalah sebuah tindakan yang terjadi atas hasil kemauan kita sendiri.

 

Ay Pieta

Direktur dan Pamomong Persaudaraan Matahari

26 Februari 2024

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda