Skip to main content
Refleksi

TWILIGHT

14 February 2025 Ay Pieta No Comments

Ada yang tahu pengertian kata ‘Twilight?

Saya dulu hanya tahu Twilight sebagai judul film seri science-fiction yang ditunggu-tunggu setiap pukul 20.00 WIB, atau film vampir lebay yang sempat hits di zamannya.

Menurut Google Engineer, pengertian twilight memang bisa beragam. Secara fisik yang disebut twilight merupakan posisi elevasi matahari yang memberikan dampak pendaran cahaya tertentu, yaitu tepat sebelum matahari terbenam (golden hours) dan tepat sebelum matahari terbit (blue hours), yang biasa disebut magic hours

Ketika matahari mulai terbenam atau terbit di horison, bulan bintang dan benda angkasa yang biasanya belum tampak, menjadi terlihat disertai pendaran cahaya yang memberikan efek magis sehingga digambarkan sebagai momen keseimbangan, momen equilibrium

Yang tidak tampak di siang hari, secara visual menampakkan diri walaupun tidak ada kegelapan. Dalam ilmu fotografi, pendaran cahaya momen twilight ini dikategorikan dengan lebih detail karena mempengaruhi teknis pengambilan gambar, serta hasil foto yang tidak akan didapatkan di momen pencahayaan natural lain.

Kata twilight memang dipakai sebagai metafora titik keseimbangan antara siang dan malam, cahaya dan kegelapan, keseimbangan antara putih dan hitam dalam kehidupan. Dalam banyak literatur, metafora twilight digunakan untuk menggambarkan momen transformasi, momen penyadaran, momen berpindahnya fase lama ke fase baru. 

Selain itu dipakai untuk menggambarkan misteri masa depan–the unknown future, seperti ketika menyambut malam hari yang gelap dan mempersiapkan diri untuk beradaptasi dalam ‘suasana’ yang berbeda. Keindahan visual yang terjadi pada saat twilight berlangsung seringkali memberikan dampak magis kepada emosi dan psikologis, mendalam, indah, penuh keajaiban, dan misterius. 

Ternyata seru juga ya menyelami makna dari kata twilight ini. Entah, siapa dulu yang pertama kali menemukan pengertian kata ini. Lalu, apa hubungannya twilight dengan Spiritual Murni SHD dan meditasi/hening pemurnian jiwa?

Yang baru saja saya temukan, hubungannya terasa sangat tepat pada pengertian momen transformasi dan penyadaran. Ketika menyadari sesuatu seperti menemukan kebenaran sejati (AHA!moments) – melihat sebuah situasi dari kacamata yang lebih luas layaknya momen twilight tadi. 

Ketika ada cahaya berpendar, maka semua elemen angkasa menjadi tampak, tidak tertutupi oleh terangnya sinar matahari maupun kegelapan. Dari momen penyadaran yang terasa indah, magis dan penuh misteri seperti twilight, maka terjadi sebuah transformasi kesadaran yang idealnya akan mentransformasi pola berpikir dan dilanjutkan dengan transformasi perilaku. Maka kita akan meninggalkan bentuk lama dan menjalankan apa yang baru saja ditemukan, seperti meninggalkan pagi menuju malam hari atau sebaliknya meninggalkan malam menuju pagi hari.

Melanjutkan kisah ‘Infinito Particular’ yang ternyata masih terus-menerus terjadi sampai hari ini, saya menemukan kata twilight dalam pengertian yang sama sekali baru bagi perpustakaan memori. Tadinya sih tidak paham dan tidak peduli amat, “Aposeh ini twilight”. Tetapi ketika saat ini mendengar kata twilight kok malah tersentuh dan mengerti korelasinya secara nyata terhadap proses belajar Spiritual Murni SHD yang saya lalui, “Oalah, ini tho maksudnya”. 

Saya menggambarkan diri ini seperti berada di zona yang abstrak dan sulit dijelaskan dengan kalimat yang lugas, maka zona twilight ini adalah yang paling mendekati yang bisa saya gambarkan kondisi untuk saat ini.

Zona twilight tidak lain adalah saat ketika menyaksikan dan menikmati ‘Pengalaman Ketuhanan‘, dengan gambaran situasi persis seperti ketika terpesona melihat keindahan nuansa magis saat menikmati proses matahari terbenam dan menyaksikan golden hours dengan penuh penghayatan.

Hanya bedanya, zona twilight yang saya rasakan tidak terbatasi oleh siang dan malam, gelap dan terang, jadi ada terus-menerus sepanjang saya menjaga kestabilan kualitas meditasi/hening sepanjang hari. Memang benar sesuai dengan makna metafora yang puitis, bahwa dalam zona twilight ini terdapat segudang keindahan, keajaiban, misteri, dan tentu masa depan penuh probabilitas (the unknown future). 

Dengan menjaga keheningan/meditatif sepanjang hari, ternyata zona twilight ini seperti berlangsung terus-menerus, awet, dan langgeng. Baru selesai satu momen penyadaran, maka muncul kembali momen penyadaran berikutnya. Baru saja terjadi transformasi kesadaran akan satu hal, lalu menemukan lagi pemahaman baru yang akan mentransformasi kesadaran kembali.

Setiap melangkah dalam satu zona twilight, belum tahu apalagi yang akan saya hadapi setelahnya. Selalu menjadi misteri dengan apa yang akan saya temukan dan hadapi siang ini, sore ini, malam nanti, besok, lusa, minggu depan, di masa yang akan datang, the unknown future.

Sebenarnya nyaris semua pembelajar Spiritual Murni SHD pernah mengalami zona twilight ini. Apalagi dengan anugerah ‘Boosting Energi SHD’ yang makin hari semakin besar, zona twilight seharusnya semakin mudah dialami dan disaksikan oleh banyak teman yang rajin mengikuti pembelajaran di komunitas. 

Namun sayangnya, momen penyadaran ini tidak pernah disertai dengan sikap bermeditasi/hening yang tepat, sehingga hanya terjadi selintas akibat isi kepala secara impulsif malah dibanjiri oleh beragam analisis, kalkulasi, khayalan, dan harapan yang menjauhkan diri dari momen kontemplatif dan reflektif. Apabila tidak disikapi dengan meditasi/hening pemurnian jiwa, maka momen zona twilight yang didapatkan secara cuma-cuma akan hilang seketika, jauh lebih cepat dari fenomena magic hours pada saat matahari terbit atau terbenam. 

Momen penyadaran atau zona twilight lenyap secepat kilat terdistraksi oleh liarnya gerak pikir dan kuatnya kehendak egoistik yang sudah terlalu tebal tertumpuk di lapisan kesadaran. 

Seperti ketika menanti proses matahari terbenam (sunset) menunggu hadirnya golden hour yang magis dan indah di tepi pantai, namun gagal karena terlalu banyak awan yang menutupi pendaran cahaya magis dari sang Matahari. Zona twilight berupa magic hours malah tidak tampak sama sekali dan hanya menyisakan kegelapan malam. Ilustrasi yang cukup akurat menggambarkan bagaimana momentum magis akan pengalaman Ketuhanan tersia-sia begitu saja. 

Alangkah sayangnya apabila anugerah berupa momen penyadaran atau zona twilight ini selalu disia-siakan. Anugerah penyadaran dan kesaksian akan pengalaman Ketuhanan sebenarnya tidak pantas apabila dilecehkan dan dianggap tidak penting karena tidak meningkatkan omset dagang atau tidak membuat dompet segera menjadi tebal. Alangkah berdosanya apabila momen penyadaran dianggap tidak berguna karena derita dan sakit tidak hilang dengan instan.

Maka, meditasi/ heninglah dengan cara yang tepat, yaitu meditasi/hening pemurnian jiwa Spiritual Murni SHD, agar hidup dipenuhi oleh zona twilight dan kesaksian akan pengalaman Ketuhanan. Jangan sia-siakan jatah waktu hidupmu di Planet Bumi dengan berkutat dalam gelembung samsara karena malas membersihkan sisi gelap dan hidup jauh dari ‘Rasa Syukur dengan Tulus‘.

Punya pengalaman lain? Ceritakan, ya.

 

Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
14 Februari 2025

 

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda