Skip to main content
IndonesiaNusantaraSetyo Hajar Dewantoro

Merayakan Momen Bali Sangkan Paraning Dumadi

23 September 2019 Persaudaraan Matahari No Comments

Selami diri, renungkan realitas diri sebagaimana adanya, niscaya bisa kita mengerti bahwa setiap pribadi memiliki esensi yang maha agung dan maha indah. Di dalam setiap sel tubuh terdapat Sang Maha Hidup, yang menggerakkan segala yang ada dengan kuasaNya. Sang Maha Hidup ini juga merupakan keberadaan yang menjadi inti dari setiap jiwa, yang kuasaNya membuat setiap jiwa menjadi hidup dan berkehidupan.

Kita semua memang berasal dari Sang Maha Hidup. Kita ada sebagai pengejawantahanNya. Lalu kita berkesempatan menjadi satu pribadi dengan kehendak bebas. Kita kemudian berada pada posisi bisa mengambil keputusan dan menerima dampak dari keputusan itu. Sang Maha Hidup memberi kita kehidupan, memberi anugerah berupa free will, mengikat kita dengan hukum kausalitas, dan menempatkan diriNya sebagai pemandu agung bagi setiap jiwa. Sebagai jiwa, kita mulai berada dalam persimpangan : bertindak selaras dengan Sang Pemandu Agung ini sehingga membuat jiwa tetap murni sebagaimana esensinya atau mengikuti hasrat egoistik sehingga jiwa menjadi penuh distorsi.

Hidup di bumi kemudian menjadi momen belajar bagi setiap jiwa, untuk merealisasikan keberadaan esensialnya. Setiap jiwa menempuh lakon kehidupan yang memungkinkan tercapainya dua kemungkinan: pertama, kembali pada kemurnian sebagaimana asal mula; atau kedua, semakin penuh distorsi, semakin tidak murni, semakin tebal tirai antara diri dengan esensinya.

Laku spiritual mengarahkan kita untuk mencapai kemungkinan pertama. Lebih mendetail, kita dipandu untuk mengalami proses pemurnian pada aspek nalar, energi, emosi maupun karma. Laku spiritual pada dasarnya adalah serangkaian tindakan untuk membuat setiap diri selaras dengan tuntunan Sang Pemandu Agung di dalam diri, dan terjadilah proses Penjernihan – jiwa dimurnikan dengan Banyu Kahuripan atau energi murni kehidupan.

Kita saat ini, sedang dalam proses kembali menjadi sebagaimana Dia – bukan kembali kepadaNya. Kita sejatinya selalu bersama Dia kapanpun dan dimanapun, hanya kita bisa memilih untuk menutup diri dari keberadaanNya sehingga tidak bisa merealisasikan kualitasNya. Laku spiritual membuat benih keagungan, keindahan, kebijaksanaan, keberdayaan, keselarasan, tumbuh sempurna di dalam diri. Mereka yang telah mencapai tataran kesempurnaan ini dijuluki Manusia Sejati. Merekalah orang yang telah Bali marang Sangkan Paraning Dumadi. Merekalah yang bisa merayakan kehidupan dalam kedamaian dan kesukacitaan. Dengan tubuhnya, mereka menjadi penebar kasih murni, kesukacitaan dan kesempurnaan bagi semua keberadaan yang ada di bumi baik yang terlihat maupun tak terlihat.

Inilah muara dari perjalanan jiwa kita semua. Kita mengingat pelajaran esensial ini dalam kesemarakan Lebaran yang tengah kita jalani. Ini adalah momen bagi setiap manusia Indonesia untuk sadar kembali apa tujuan hidup yang sesungguhnya.
Rahayu

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda