Skip to main content
IndonesiaNusantaraSetyo Hajar Dewantoro

Sejarah Agama

17 October 2019 SETYO HAJAR DEWANTORO No Comments

Pada mulanya, yang ada hanyalah sebuah jalan spiritual. Yaitu jalan yang dititi untuk terhubung penuh dengan Spirit/Atman/Roh/Sukma Sejati, sehingga seseorang mencapai kesadaran murni dan pencerahan penuh.

Orang-orang yang terkagum-kagum dengan pencapaian ini kemudian berhasrat mengikuti bahkan meniru jalan itu. Maka, jalan yang semula ditempuh sendiri kini menjadi ditempuh beramai-ramai. Ada yang diikuti dan ada pengikut.

Kemudian berkembanglah asumsi bahwa jalan yang ditempuh sang role model/teladan, bisa juga efektif untuk semua manusia. Maka mulailah dibentuk institusi agar lebih banyak orang yang mengenal jalan itu dan mengikuti sang teladan. Teknik atau metoda kultivasi yang membawa pada kesadaran murni lalu ditetapkan sebagai sistem ritual yang harus dijalankan para pengikut. Penyeragaman terjadi. Inilah sebetulnya realitas dari agama.

Tentunya, karena yang memulai proses pelembagaan jalan dan ajaran hingga membentuk ini adalah manusia, proses2 manusiawi ikut berpengaruh. Institusi pasti terkait dengan hierarki dan massa. Maka kepentingan politik ekonomipun mulai bermain. Hasrat keserakahan pun bisa masuk secara halus dalam proses ini. Tafsir yang bertumpuk-tumpuk terhadap jalan hidup dan sabda sang panutanpun menjadi tak terhindarkan. Sebagian tak lepas dari bias kepentingan politik ekonomi. Sebagian dipengaruhi ketidakpahaman. Muncullah ketidakbenanaran yang dianggap benar. Terlembagalah ilusi. Tersebarluaslah ilusi. Ini tragedi kemanusiaan yang mengiringi agama.

Menjadi lebih tragis jika yang melembagakan jalan dan ajaran ini adalah sang teladan awal, yang entah bagaimana muncul sisi manusiawinya: ingin berkuasa dan dihormati. Jadilah agama yang penuh pengkultusan.

Maka, agama selanjutnya justru menjadi penghalang untuk mencapai kesadaran murni dan pencerahan penuh. Kecuali bagi mereka yang tetap mengerti esensi agama dan tidak terkungkung batasan dan doktrin dari institusi agama.

Merdeka!

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda