Audio Wedaran:
Saudara dan Saudari yang saya kasihi,
Laku spiritual yang kita jalani, sewajarnya membuat kita punya kepedulian untuk turut serta menata bangsa ini. Kita telah diberi kesadaran untuk bisa menjalankan misi Hamemayu Hayuning Bawana atau mengindahkan jagad yang sejatinya telah indah. Saat ini kita sedang diberi lakon untuk hidup sebagai bagian dari Bangsa Indonesia. Kita hidup bersama-sama menjalani suka dan duka di negeri yang kita cintai ini, Tanah Air Indonesia. Sewajarnyalah kita memberi perhatian lebih untuk menata agar negeri ini menjadi selaras dengan rancangan agung. Di dalam lakon kehidupan yang kali ini, inilah yang menjadi salah satu tugas atau misi agung kita. Bersama-sama kita membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, bangsa yang jaya, bangsa yang hidup sesuai dengan jati dirinya, bangsa yang makmur, bangsa yang berkelimpahan.
Saudara dan Saudari yang saya kasihi. Harus kita akui bahwa pada saat ini ada sebuah kesenjangan antara realitas dari Negara atau Bangsa ini dengan cita-cita kemerdekaannya. Kita punya problem ideologis, ekonomi, kebudayaan. Inilah tantangan bagi kita sebagai para pejalan spiritual. Saat kita memutuskan untuk turut serta mengatasi tantangan-tantangan ini, maka sejatinya kita telah meniti sebuah jalan menuju pada kesempurnaan jiwa kita. Karena menjadi spiritualis bukan hanya meraih kedamaian tetapi juga menata Bumi yang kita tempati ini, menata negeri dimana kita hidup, dan meraih kehidupan.
Saudara dan Saudari yang saya kasihi. Darimana kita mesti menata negeri ini agar ia bisa mencapai keadaan sebagaimana yang dicita-citakannya. Satu jawaban yang tegas, kita mulai dengan membangkitkan kesadaran spiritual di negeri ini. Biarlah semua warga bangsa ini kembali kepada spirit Pancasila yang porosnya adalah kesadaran Ketuhanan Yang Maha Esa. Sewajarnya setiap pribadi, setiap warga dari bangsa ini, kembali mengerti bahwa dirinya tidak pernah terpisah dari Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan kasih murni dan memberikan anugerah yang tanpa batas. Bahwa kesadaran ini bisa dijalani dengan hening cipta. Kesadaran yang tumbuh dalam keheningan ketika kita membiasakan diri untuk masuk ke dalam diri, untuk terhubung dengan yang sejati, dengan yang maha indah dan maha agung di dalam diri. Tehnik apapun yang di gunakan tidak menjadi masalah. Yang penting kita semua terhubung dengan Diri Sejati.
Pada titik inilah kesadaran Ketuhanan Yang Maha Esa berkait kelindan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Inilah kebijaksanaan nusantara kuno. Inilah yang sewajarnya kita hidupkan kembali pada saat ini. Bagaimana kita tidak lagi mempermasalahkan agama yang berbeda-beda atau jalan spiritual yang berbeda. Bangsa ini dirancang sebagai bangsa spiritual bukan bangsa agamis, maka jadilah manusia-manusia yang berkesadaran yang sering mengalami keheningan bagaimanapun caranya, bagaimanapun metodenya; silahkan dikembalikan kepada pilihan masing-masing pribadi dan sewajarnya setiap orang saling menghormati pilihan dan cara berbeda selama cara itu betul-betul membawa keterhubungan kepada diri yang sejati, menumbuhkan kewelasasihan, menumbuhkan semangat persaudaraan yang universal.
Saudara dan Saudari yang saya kasihi. Saat ini menjadi sangat mendesak bagi kita semua untuk kembali menumbuhkan nyala api Pancasila yang sejati. Biarlah setiap orang kembali terbimbing dan tertuntun oleh Diri Sejatinya, oleh sang Aku Sejati yang bertahtah di pusat hati sehingga jiwanya kembali menjadi murni, cara berpikirnya, cara berkata dan bertindaknya dituntun oleh kebijaksanaan tertinggi yang muncul dari dalam diri. Inilah fondasi dasar bagi kejayaan sebuah bangsa. Jika kita bicara tentang Persatuan Indonesia ini juga bisa terjadi hanya bisa kita raih manakala semakin banyak orang yang tertuntun oleh Diri Sejati. Ia bisa melampaui kepentingan egoistiknya, bisa melampaui fanatisme pada suku dan agamananya. Dia menyadari bahwa di dalam kerberagaman dan keberbedaan ada kesamaan, ada esensi yang sama. Apapun etnisnya, apapun agamanya, kita bersumber pada realitas yang sama bahwa semua jalan yang berbeda-beda itu sebetulnya memiliki esensi yang mengantar kita pada kesadaran Ketuhanan Yang Maha Esa.
Saudara dan Saudari yang saya kasihi. Jadilah pelopor, jadilah perintis tantang bagaimana di sanubari masing-masing menyala api Pancasila, menyala spirit Bhinneka Tunggal Ika. Ada semangat Garuda di dada kita semua. Kta menjadi mahluk-mahluk yang patriotis, menjadi manusia-manusia yang berkesadaran sejati, yang mendedikasikan kemampuan kita, talenta kita, untuk berbakti pada Ibu Pertiwi ini. Meningkatkan kualitas hidup bersama tanpa diskriminasi. Itulah jalan spiritual kita. Itulah manifestasi dari jalan keheningan.
Selamat meresapi kehidupan yang dituntun oleh Diri Sejati, oleh kebijaksanaan tertinggi di dalam diri.
Selaras semuanya. Maju, majulah Nusantara. Merdeka!
Rahayu
SHD
Reaksi Anda: