Yang sudah belajar Ajaran Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD) pasti sering mendengar kata akselerasi (aksel) atau percepatan. Biasanya yang membaca atau mendengar kata ini, isi kepalanya akan secepat kilat mencocoklogi dengan pengertian ‘cepat’ sebagai mendapatkan hasil yang diinginkan dengan secepat-cepatnya dengan usaha seminimal mungkin, alias instan.
Sebenarnya dalam konteks gerak Semesta dan Ajaran SMSHD, memang benar hasil akan didapatkan lebih cepat ketimbang tidak melalui program aksel Kosmik ini. Tetapi karena selalu sepaket bersama kewajiban, tanggung jawab, dan risiko yang sepadan dengan besaran manfaat, maka dalam pengertian Ajaran SMSHD tidak mungkin ada kata ‘instan’.
Kata ‘cepat’ dengan makna ‘instan’ yang erat kaitannya dengan pola pikir atau mental perdukunan, sangat bertentangan dengan pengertian pada kamus Kosmik yang ada dalam Ajaran SMSHD.
Dalam kamus pola pikir atau mental perdukunan, kata ‘cepat’ dan ‘instan’ punya pengertian tercapainya keinginan egoistik dengan secepat-secepatnya dan seinstan mungkin dengan usaha seminim mungkin, dengan penekanan berupa tidak perlu menjalankan kewajiban dan tanggung jawab, tanpa perlu menghadapi risiko. Cukup menjalankan yang dianggap menyenangkan dan mudah saja, sehingga memiliki kecenderungan untuk selalu memberontak ketika harus berproses. Maka, tidak heran apabila yang disebut pola pikir atau mental perdukunan ini seperti pengemis yang pada dasarnya hanyalah jiwa pemalas dan penikmat mager yang setia menanti berkah.
Dalam kamus Kosmik Ajaran SMSHD, pengertian percepatan atau akselerasi mengandung penekanan pada upaya kerja keras untuk memenuhi syarat yang dibutuhkan yaitu kewajiban, tanggung jawab, dan risiko yang harus dijalankan.
Sama seperti program belajar kurikulum akademik, program belajar di Planet Bumi yang bernama proses evolusi jiwa pun ada program percepatan belajar atau disebut program akselerasi Kosmik. Bagi saya secara pribadi hadirnya Ajaran SMSHD merupakan bentuk materiel dari program aksel Kosmik ini yang akan membuat Planet Bumi punya kesempatan berevolusi ke dimensi yang lebih tinggi dalam kurun waktu yang lebih cepat.
Ya gimana tidak, buktinya segala bentuk proses evolusi ‘dibantu’ dipercepat melalui praktik nyata Ajaran SMSHD. Proses pemurnian atau purifikasi jiwa dibantu dipercepat, proses ngosek sisi gelap dibantu dipercepat, proses pembersihan yang membuat jiwa berevolusi menjadi lebih kinclong dibantu dipercepat. Selama seluruh syarat program aksel Kosmik ini dipenuhi, dengan kesungguhan dan ketekunan menekuni Ajaran SMSHD, maka bantuan percepatan akan didapatkan.
Dalam program aksel pendidikan akademik pun sama, selama semua syarat dipenuhi, maka terjadilah percepatan waktu belajar. Kewajiban membayar harga kurikulum yang menjadi lebih mahal. Kewajiban untuk belajar lebih tekun dan kerja keras yang lebih banyak pun harus dipenuhi untuk memenuhi syarat berupa menyelesaikan mata pelajaran beserta tugas dan PR yang berkali-kali lipat lebih banyak ketimbang pendidikan reguler. Bertanggung jawab menyelesaikan semua mata pelajaran dalam jangka waktu yang lebih singkat ketimbang pendidikan reguler, sehingga para murid aksel harus menanggung resiko kehilangan waktu bermainnya, susah untuk berlibur. Bahkan, ada yang harus mengorbankan jam tidur demi mempelajari kurikulum yang lebih padat dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Begitulah program aksel Kosmik Ajaran SMSHD ini punya kerangka kerja yang sama persis, hanya saja dalam skala Kosmik yang jauh lebih luas. Ada paketan kewajiban, tanggung jawab, dan risiko yang harus dijalankan berkali-kali lipat besarnya melebihi program belajar reguler.
Namanya juga percepatan, dengan upaya yang berkali-kali lipat, PR dan tugas tiada henti, maka hasil berupa pemurnian jiwa akan terjadi dengan lebih cepat terjadi sehingga Sang Jiwa pun berevolusi lebih cepat ketimbang program reguler, diharapkan akan lebih cepat pula menjadi jiwa yang berkualitas Ilahi.
Dulu saya pernah bertanya kepada Guru SHD, “Andaikata saya melakukan kesungguhan dan ketekunan yang persis sama, apakah tanpa program aksel saya bisa memurnikan jiwa raga secepat ini?”
Jawabannya adalah tentu tydak.
Dalam perhitungan matematis manusiawi untuk obyek bernama Ay Pieta, apabila mampu memenuhi semua syarat variabel teknis meditasi/heningnya secara konsisten, tidak bolong sedikit pun, maka proses pemurnian jiwa untuk mencapai Shanaya adalah sekitar 50 tahun. Sementara melalui program aksel Kosmik, saya mencapai Shanaya dalam kurun waktu sekitar 2 tahun saja. Sungguh luar biasa dampak percepatannya, ‘kan? Percepatan, ya – bukan instan, bukan sulap, bukan sihir.
Program aksel Kosmik terjadi karena ‘kebutuhan yang mendesak’ akan kesetimbangan di Planet Bumi akibat peradaban yang terlalu lama dalam masa kelam kegelapan atau yang sering disebut dengan Kaliyuga.
Sederhananya, program aksel ini hadir karena peradaban umat manusia sudah terlalu kelam gelap gulita sehingga perlu sebuah revolusi dalam proses evolusi jiwa, agar segera terjadi kesetimbangan Kosmik dan kembali ke peradaban yang selaras. Bayangkan sebuah proses evolusi jiwa yang tadinya bergerak selow timik-timik santuy ribuan tahun lamanya, kemudian harus direvolusi melalui program aksel agar ndang cepet terbenahi isu kesadaran yang ambyar secara kolektif ini.
Dengan proses evolusi yang perlu direvolusi, maka Ajaran SMSHD hadir sebagai alat yang akan membawa umat manusia mengenali kembali pengetahuan tentang jiwa dan proses kemurnian jiwa yang otentik.
Dalam kacamata Jagat Raya, inilah bentuk akselerasi dalam skala Kosmik, geraknya dipercepat dalam skala Kosmik. Supaya ndang cepet, karena sudah sangat mendesak banyak pekerjaan menanti untuk dibereskan oleh umat manusia yang ‘mampu’ mengemban peran, yaitu yang disebut dengan umat manusia yang berkesadaran.
Hasil berupa percepatan proses melalui program aksel yang saya dapatkan merupakan gabungan dari sebuah keajaiban magis dan hasil daya upaya yang sungguh-sungguh dalam mengikuti seluruh kurikulum program. Dalam bahasa spiritual biasa disebut dengan Rancangan Agung.
Saya jalani semua kewajiban dengan ketulusan dan penuh rasa tanggung jawab, saya jalani seluruh proses pemurnian jiwa yang tentu tidak mudah dan penuh dinamika drama kumbara, dan saya hadapi semua risiko serta pengorbanan yang menjadi jatah saya untuk dijalankan dengan totalitas.
Dalam program aksel ini pula mengapa mekanisme boosting energi SHD terjadi tanpa bisa diatur dan dikendalikan oleh ego manusia. Mekanisme ajaib yang bekerja melalui mesin matematis Semesta yang sangat kompleks dan tidak bisa dijangkau oleh kecerdasan manusia biasa.
Begitulah ilustrasi sederhana perbedaan pengertian dari proses yang diakselerasi melalui Ajaran SMSHD. Tidak ada hubungan dengan pengertian instan yang berasal dari pola pikir atau mental perdukunan.
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
12 Desember 2024
Reaksi Anda: