Skip to main content
Refleksi

KOLEKSI AHA!MOMENTMU MAU DIAPAIN?

17 January 2025 Ay Pieta No Comments

Meditasi/hening yang tepat, seharusnya menjadi momen kontemplatif dan reflektif, tempat dimana kita akan selalu menemukan AHA!Moment, menemukan pemahaman akan pengetahuan baru, menemukan pemahaman akan Hukum Kosmik dan menemukan kebenaran sejati. Penemuan (discovery) inilah yang kemudian akan menjadi modal untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kebanjiran AHA!Moment bisa terjadi apabila meditasi/heningmu dilakukan dengan teknik yang tepat secara tekun dan konsisten. 

AHA!Moment yang datangnya natural akan sangat mudah dituangkan dalam catatan karena berupa pembelajaran yang konstruktif untuk dipelajari kembali, dievaluasi kembali, diintrospeksi kembali, direview kembali. Hasilnya akan dipakai sebagai modal untuk melangkah maju dalam sebuah pengembangan diri, berupa perbaikan pola pikir, perilaku, karakter, maupun pertumbuhan jiwa.

Koleksi AHA!Moment ini tentu tidak akan ada artinya apabila hanya dikoleksi dalam folder di HP atau komputermu. Hanya dipandang dan dibaca kembali untuk memenuhi rasa bangga dan puas seperti koleksi barang antik di museum, tanpa menghayati kembali dan mengaplikasikan ke dalam perilaku di keseharian. Biasanya setelah menemukan AHA!Moment, kemudian terjangkiti virus PMS yang akut; merasa sudah cukup mendapatkan insight yang mencerahkan serasa sudah mengerti cara praktik dalam kehidupan di keseharianmu, tanpa benar-benar melakukan praktik nyata. Insight dan AHA!Moment  akhirnya hanya menjadi gelembung ilusi baru yang dibentuk atas dasar validitas pemahaman. Kemudian, ketika menjalankan rutinitas kehidupan di keseharian ternyata tidak terjadi ketepatan atau kesesuaian perilaku dengan koleksi insight AHA!Moment itu.

Blankspot.

Bermeditasi/hening dengan teknik yang tepat dan berkontemplasi adalah satu hal, sementara mendapatkan pemahaman akan pembelajaran penting adalah hal lain lagi. Mempraktikkan pemahaman pembelajaran/insight/AHA!Moment dalam kehidupan nyata di keseharian ternyata menjadi seribu hal lainnya. Apalagi memastikan aplikasinya konsisten dan stabil. Wiuh, ini semacam kelangkaan yang harus dijadikan monumen dan dikonservasi.

Antara ketiganya seringkali terjadi blankspot sehingga akhirnya tidak nyambung antara rutinitas meditasi yang dilakukan, apa pesan penting dalam sebuah proses pencerahan parsial (AHA!Moment), dengan ketepatan perilaku di keseharian. Padahal ketiganya saling terkait, saling sambung menyambung dan menyempurnakan satu sama lain menjadi satu kesatuan realitas yang utuh bagi apa yang disebut dengan “kesadaran“.

Keseimbangan antara melanglang buana dalam ‘kesadaran’ hasil koneksi seluruh “Perangkat Kecerdasan” manusia versus praktik nyata harus terus terjaga sebagai tindak lanjut dari koleksi penemuan AHA!Moment-mu.

Kalau hobi AHA!Moment doang, hobi ketemu kebenaran sejati doang apalagi pakai embel-embel ketemu sosok atau entitas cahaya, tapi tidak mampu mengaplikasikan kepada pola pikir dan perilaku yang konsisten. Akhirnya, makin besarlah jurang blankspot yang membuat kesadaran kolektif melorot dan membawa peradaban jadi kaliyuga. 

Tidak ada kesetimbangan dan tidak ada penghubung antara ‘penemuan (discovery)’ dengan bentuk materielnya. Koleksi pengetahuan berbentuk imateriel itu lalu materialisasinya bagaimana, berupa apa dan cara melakukannya seperti apa. Begitulah bagian yang hilang (blankpsot/missing link) yang perlu dijembatani dengan sebuah ‘kesadaran murni’ supaya tidak bias dalam distorsi makhluk alam bawah yang lihai menyamar melebihi agen mossad. 

Banyak dari ‘tim kerja’ yang mampu menembus dunia metafisika, dengan insight yang divalidasi selaras. Namun, tidak ada praktik nyata ketika menjalankan kehidupan di keseharian. Pesan dan pemahaman langit nan indah dan bombastis hanya jadi pepesan kosong. Ketika di kehidupan nyata, masih aja baperan dengan teman, penuh prasangka, dan tidak mau berendah hati menjalankan apa yang sudah diajarkan.

Ketika meditasi/hening sudah berkuantitas banyak dan berkualitas lumayan, apalagi yang sering mendapatkan insight AHA!Moment, perlu banyak introspeksi dan mengevaluasi diri apakah dalam menjalankan hidup sudah sesuai dengan pemahaman yang selaras atau belum. 

Misalnya, ketika memilih prioritas dalam pekerjaan, atau dalam menyikapi sebuah kesulitan, apakah sudah benar-benar menghayati laku meditasi/hening dalam menentukan pilihan, dan menyelesaikan masalah atau belum. Kalau belum, inilah blankspot yang harus disambung untuk perbaikan.

Jadi, AHA!Moment  jangan cuma dikekepin dalam notes smartphone-mu saja, tapi betul-betul dimaterielkan dalam tindakan yang nyata dan bisa dipertanggungjawabkan.

 

Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
16 Januari 2025

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda