
Di dunia psikologi cukup marak mengangkat isu kecerdasan emosi (Emotional Intelligence), atau sering disebut EQ (Emotional Quotient). Pada peradaban dengan kemajuan teknologi yang cepat ini disebutkan bahwa mutlak membutuhkan kecerdasan emosi atau EQ untuk mengimbangi kecerdasan intelektual atau IQ. Bahkan, sudah banyak para ahli yang menyatakan bahwa sebuah kesuksesan tidak bisa semata-mata mengandalkan kecerdasan intelektual (IQ) saja, tapi berdasarkan kesetimbangan antara kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ).
Secara teori psikologi yang mematenkan penemuan kecerdasan emosi, EQ mencakup kemampuan self-awareness atau kewaspadaan diri, kemampuan self-regulation atau pengendalian diri, kemampuan self-management atau pengelolaan diri, emphaty atau kemampuan memahami emosi dari sudut pandang orang lain, social awareness atau kewaspadaan sosial dan keahlian mencipta motivasi.
Intinya, EQ adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola diri sendiri dan lingkungan yang berporos pada state of emotion atau kondisi emosi seseorang, sebagai penyeimbang IQ yang porosnya adalah pada kemampuan berlogika saja.
Lalu, di mana Spiritual Murni SHD berada di antara penemuan-penemuan para ahli yang terus-menerus berupaya mencari solusi pengembangan diri bagi segudang problematika umat manusia ini?
Kalau mau dihayati dengan saksama, jujur dan berwawasan luas, maka dengan mudah akan memahami bahwa Spiritual Murni SHD melingkupi semua isu psikologi, saintifik, dan filsafat yang dijabarkan secara parsial melalui jutaan teori. Spiritual Murni SHD mencakup mental jiwa raga – mind body spirit, yang terbentang dari makrokosmos sampai mikrokosmos, nanokosmos, bahkan sampai ke satuan terkecil kosmos yang belum dapat diidentifikasi secara saintifik.
Spiritual Murni SHD secara mental dan fisik mencakup pola pikir, pola emosi, pola perilaku, dan semua yang terekam dalam lapisan kesadaran sehingga mencakup kesehatan mental jiwa raga yang menyeluruh di berbagai lapisannya, baik yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata.
Spiritual Murni SHD adalah tentang ‘Self Compassion’, tentang ‘Self Care’, tentang ‘Membangun Habit’, tentang ‘Self Mastery’, tentang ‘Memperbaiki Mindset dan Skill’, tentang ‘Mind Management’, tentang ‘Mengelola Ego’, tentang ‘Kesehatan Mental’, tentang ‘Self Management’, tentang ‘Self Awareness’, tentang ‘Mindfulness’, tentang meningkatkan ‘Perangkat Kecerdasan Manusia’, tentang ‘Penyembuhan (Healing)’ agar menjadi sehat mental jiwa raga secara utuh (holistik).
Dengan cakupan yang menyeluruh mental jiwa raga (mind body spirit), maka Spiritual Murni SHD pun mencakup seluruh kategori kecerdasan manusia, baik yang dapat diidentifikasi sains dimiliki oleh umat manusia termasuk kecerdasan emosi (EQ), maupun kecerdasan yang belum terdeteksi oleh sains. Spiritual Murni SHD mencakup seluruh perangkat kecerdasan sampai kategori kecerdasan tertinggi yang hanya akan dicapai melalui proses pemurnian jiwa.
Singkatnya, Spiritual Murni SHD mengajarkan kita semua agar menjadi ahli bermeditasi/hening pemurnian jiwa. Dengan menjadi ahli meditasi/hening pemurnian jiwa, maka kita akan menjadi ahli dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu menjadi ahli dalam mengelola pikiran dan mengelola diri sendiri sehingga tidak terjebak dalam gelembung emosi yang dihasilkan oleh koleksi ‘Sisi Gelap‘ (shadows), sekaligus mampu memahami pola emosi yang ada di sekitar tanpa perlu terseret ke dalam pusaran dinamika di luar diri.
Dengan menjadi ahli bermeditasi/hening pemurnian jiwa, dan berproses dalam pemurnian jiwa, maka secara otomatis akan meningkatkan kecerdasan emosi (EQ). Bersihnya mental jiwa raga dari sisi gelap akan mengurangi dan menghilangkan gangguan pada mental dan emosi, sehingga kecerdasan emosi meningkat.
Secara holistik, Spiritual Murni SHD mengajarkan kita membersihkan diri dari semua bentuk sisi gelap (shadows) yang menyebabkan degradasi kesehatan mental jiwa raga yang berlangsung permanen dengan manfaat jangka panjang, bahkan sampai kepada ‘Evolusi Jiwa‘.
Panjang banget ‘kan. Tapi, ya, jalani dulu satu persatu yang ada di depan mata, yang jelas ada nyata berlangsung setiap detik sejak ceprot di muka Bumi, yaitu rasakan nafas naturalmu dan bersyukur. Lalu, latihanlah meditasi/hening pemurnian jiwa dengan kesungguhan. Jangan melulu disandingkan dengan daftar panjang agenda egoistikmu, karena inilah yang membuat perjalanan belajar serta pemurnian jiwamu tidak bergerak maju.
Kecerdasan emosi (EQ) tidak akan meningkat kalau kesadaranmu terus-menerus dibajak oleh hasrat egoistik yang ingin segera instan dipenuhi. Dibajak oleh keinginan segera kaya, segera laku dagangannya, segera dapat pasangan sesuai idealitas, segera mendapatkan manfaat tanpa mau bekerja keras, segera sukses tanpa bekerja keras, ingin segera sehat, ingin segera berjiwa murni tanpa bekerja keras, ingin segera Level of Consciousness naik tanpa menjalankan apa yang diajarkan, ingin segera meningkat kecerdasan tanpa berproses membereskan luka jiwa dan watak angkara, dan keinginan lainnya yang biasanya didapatkan melalui ajaran lain.
Menjadi cerdas secara emosi tidak akan optimal, tidak akan utuh, dan tidak akan berdampak permanen apabila mental jiwa raga tidak dibersihkan dari sisi gelap (shadows). Pendaman sisi gelap (shadows) yang tersimpan di lapisan kesadaran akan terus mempengaruhi caramu berpikir dan berperilaku, mempengaruhi karakter dan kecerdasan serta mempengaruhi kesehatan mental jiwa ragamu.
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
1 Maret 2025
Reaksi Anda: