Skip to main content
JiwaMeditasiSetyo Hajar DewantoroSpiritualSuwung

Kondisi-Kondisi Pengalaman Meditasi

5 September 2020 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Jiwa berada di dalam tubuh fisik. Jika ada dalam kondisi yang didominasi oleh kesadaran fisik, maka Sang Jiwa dibatasi oleh ruang dan waktu. Yang mampu dilihat dan didengar hanya sebatas yang dicerap oleh panca indera. Jiwa tidak mungkin menjangkau yang lain kecuali dimensi material. Namun, sebagian orang bisa menciptakan hal-hal yang tidak bisa dilihat dan didengar oleh kebanyakan orang.

Ada tiga kategori kondisi-kondisi pengalaman meditasi yang dialami oleh jiwa manusia, yakni,

1. Kondisi Tidak Hening
Kondisi tidak dalam keheningan bisa membuat seseorang terjebak dalam ilusi dan halusinasi. Orang tersebut bisa melihat dan mendengar bermacam-macam pengetahuan, tetapi itu bukan kebenaran sejati. Orang tersebut tidak bermeditasi. Inilah yang dinamakan melamun.

2. Kondisi Setengah Hening
Kondisi setengah hening adalah keadaan hening yang belum sepenuhnya terhubung dengan Diri Sejati. Kondisi ini bisa membawa dua hal kemungkinan yang terjadi, yakni,

a. Terdistorsi
Kondisi setengah hening ini adalah kondisi yang belum terhubung total dengan Diri Sejati, tetapi Pineal Gland terbuka. Jika Pineal Gland terbuka, maka kita punya peluang untuk menembus dimensi lain. Makhluk-makhluk dari dimensi lain ini bisa mendistorsi realitas. Contohnya di hadapan kita muncul Yeshua, namun bisa jadi makhluk yang berbeda yang meminjam rupa Yeshua. Inilah yang disebut terdistorsi.

b. Proyeksi Bawah Sadar dan Tidak Sadar
Di dalam setengah hening yang belum terhubung penuh dengan Diri Sejati, kemungkinan lainnya adalah muncul proyeksi dari bawah sadar dan tidak sadar. Perjalanan jiwa kita berasal dari masa lampau, baik sejak masa kecil sampai sekarang maupun kehidupan jiwa yang lampau, pasti membawa rekaman pengetahuan. Rekaman pengetahuan ini diakses oleh aktivasi Pineal Gland.

Baca Juga: Manfaat Meditasi: Memurnikan Jiwa, Memberdayakan Diri, dan Menghasilkan Mahakarya

Jika kita melihat bermacam-macam pengetahuan yang menjadikan tubuh kita capai dan tidak damai, pertanda kita ada dalam kondisi setengah hening. Anda harus mengabaikannya.

3. Kondisi Hening Total
Kondisi hening total adalah kondisi diri terhubung penuh dengan Diri Sejati. Kondisi ini mampu mengakses tiga hal berikut, yakni,

a. Menembus Batas Dimensi
Jiwa bisa melampaui batasan ruang dan waktu sehingga menembus ke dimensi lain. Dalam kondisi hening total, Sang Jiwa bisa mencapai dimensi dua belas dan bertemu dengan Dewa/Dewi tingkat pertama atau para leluhur. Sang Jiwa juga bisa mencapai ke dimensi yang lebih tinggi dan bertemu dengan dengan jiwa-jiwa Agung lainnya yang tercerahkan.

Penandanya kita menjadi damai dan tercerahkan. Jiwa-jiwa Agung tidak ada yang membuat Anda bingung. Pertemuan yang menembus batas dimensi pasti tertib, tidak membuat kekacauan.

b. Akashic Record
Akashic Record adalah catatan yang berisi semua pengetahuan jagad raya dan segala isinya. Saat kita mengalami kondisi ini, bukan berarti kita bertemu dengan Sang Jiwa tersebut, seolah-olah saja kita sedang berbicara pada Sang Jiwa. Realitasnya kita hanya menonton rekaman atau catatan perjalanan Sang Jiwa tersebut.

Misalnya, kita sedang bermeditasi di sini sekarang. Ini sudah terekam di Alam Semesta sebagai Akashic Record. Orang dari generasi berikutnya kelak akan menonton rekaman kita dan berkata, “Oh, di sini dulu pernah ada orang-orang yang bermeditasi.”

c. Memberi Pesan
Dalam keheningan total Tuhan memberi pesan dalam berbagai bentuk. Yakni, simbol, gambar, audio, vidio, dan sebagainya.

Saya memberi wawasan kepada Anda untuk menyelami pengetahuan secara mandiri. Segala yang terjadi dan dialami harus dipelajari. Jika hening total, pasti Anda tahu dan tidak akan menjadi bingung terhadap segala hal yang muncul.

Dalam perjalanan ini, “godaan” tiap orang berbeda-beda. Orang yang mempunyai visual kuat sekali, pasti godaannya muncul dari sini. Kalau tidak ada dalam kondisi hening total, kita bisa bingung sendiri.

Pada titik tertentu, saya berkata, “Stop! Walaupun yang datang tampan sekali, abaikan! Benar-benar masuk ke kedamaian absolut.”

Namun, adakalanya saya berkata, “Benar, nikmati. Tangkap pesannya.”

Maksudnya bukan saya tidak mampu menunjukkan kebenaran sejati, melainkan saya memilih tidak mau menunjukkannya kepada Anda secara langsung. Ini tidak akan mendewasakan Anda. Jika setiap pengalaman minta dikonfirmasi, maka akan membuat Anda tidak bertumbuh. Semua pengalaman meditasi akan Anda mengerti maknanya jika Anda ada dalam kondisi hening total. Namun, saat Anda belum tahu dan mengerti maknanya, tunggulah sejenak, pasti nanti akan diberi pengertian.

Penanda yang Anda alami adalah kebenaran sejati yaitu semua bentuk pengalaman menjadikan jiwa Anda semakin terang. Jika ada yang mengakui pengalaman meditasi bertemu dengan malaikat atau dewa, tetapi kenyataan hidupnya ruwet dan penuh angkara murka, pasti terjebak dan tertipu.

Baca Juga: Menjadi Mandala Berjalan

Silahkan nikmat semua pengalaman meditasi yang Anda temukan dan rasakan. Yang penting membuat jiwa Anda damai. Jika semua pengalaman meditasi ditanyakan, hal tersebut tidak akan mendewasakan Anda. Pengalaman meditasi selalu datang sepaket bersama pengertian. Jika Anda belum mengerti atas pengalaman meditasi yang didapat, bersabarlah. Paket lainnya sedang ada di jalan. Nanti juga sampai!

 

*Disarikan dari Workshop Total Human Transformation
Setyo Hajar Dewantoro
Blitar, 9 Agustus 2020

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda