Kita sebagai jiwa perlu mengerti proses terbentuknya. Awal segalanya adalah Tuhan. Keberadaan Tuhan memancar energi yang memiliki kecerdasan. Ketika mempribadi dinamakan Spirit. Dari Spirit termanifestasikan menjadi jiwa. Yakni, keberadaan yang mempunyai kepribadian yang mempunyai kebebasan berkehendak atau kekuatan tersendiri. Ada banyak jiwa di Jagad Raya ini dengan usia yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh proses terbentuknya menjadi jiwa tiap individu tidak sama. Sama halnya seperti usia Universe di Jagad Raya ini, berbeda-beda.
Apakah jiwa bisa mati?
Jika di dunia material, kematian terjadi ketika perangkat-perangkat vital rusak dan asupan energi terhambat. Kematian terjadi karena listrik dalam diri mati. Tanpa tubuh fisik, jiwa tetap hidup dengan tubuh halusnya. Tubuh halus menyimpan kekuatan. Misalnya, ada keberadaan yang tidak mempunyai tubuh fisik. Sebut saja iblis yang mempunyai kekuatan besar dengan wujud yang menyeramkan. Ketika kita berhadapan dengannya yang mengganggu, kita meleburnya. Apakah dia hilang penuh atau kembali ke awal evolusinya? Sebenarnya dia tidak mati, tetapi kembali pada permulaan evolusinya.
Apakah ada jiwa yang hilang total?
Belum bisa diungkapkan. Yang hilang adalah bentukan awalnya ketika bertemu dengan saya. Dia bertransformasi menjadi cikal bakal atau benih kembali. Ini yang perlu diselami.
Kenapa jiwa-jiwa lahir di bumi dengan tubuh fisik?
Ada tiga motif yang bergantung pada latar belakangnya masing-masing.
Siklus Reinkarnasi
Ada jiwa yang lahir kembali di bumi ini karena terikat oleh siklus reinkarnasi. Laku di masa lalu pada kehidupan sebelumnya membuahkan sebuah tatanan tertentu sehingga menarik kejadian ini. Mereka dipaksa untuk lahir kembali oleh tindakannya sendiri. Istilah lainnya sekolah mereka tidak lulus. Mereka diminta untuk mengulang kembali.
Menyempurnakan Evolusi
Jiwa-jiwa ini lahir untuk menyempurnakan evolusinya. Sebelumnya mereka hidup di planet lain atau dimensi lain, bisa menjadi malaikat atau dewa dewi. Mereka memilih lahir kembali karena di sini terbuka kesempatan untuk mengalami akselerasi untuk naik ke tataran yang lebih tinggi.
Panggilan dan Tuntunan
Jiwa-jiwa yang tercerahkan lahir kembali berdasarkan panggilan dan tuntunan-Nya. Mereka mau berkarya. Merekalah yang disebut para avatar. Jiwa-jiwa yang telah tercerahkan memilih lahir kembali untuk membantu yang lain bertumbuh dan bertransformasi.
Pembelajaran spiritual tidak hanya membuat kita menjadi bahagia, sehat, dan damai. Tetapi, pembelajaran spiritual membuat kita sadar akan misi Agung kita. Seorang spiritualis sejati tidak abai terhadap dinamika sekelilingnya. Sebaliknya, dia menjadi tahu dan mengerti apa yang sedang terjadi dan pandai menempatkan diri. Juga turut berpartisipasi ketika ada situasi genting.
Baca Juga: Menjadi Jiwa-Jiwa Ilahi yang Agung
Kini kita ada dalam situasi yang cukup kritis. Dua bulan ke depan ini akan menjadi sebuah pertarungan besar bagi bangsa kita. Apakah bangsa kita menjadi bangsa yang merdeka atau bangsa yang dicengkram oleh kuasa kegelapan dengan segala instrumennya?
Isu pandemik ini adalah topeng bagi kuasa kegelapan yang mengejawantah sebagai elite global atau deep state yang mengendalikan banyak pemerintahan di berbagai negara. Mereka mencoba mengendalikan rakyat dan menghancurkan perekonomian sehingga bangsa kehilangan aset dan terjebak ke dalam utang piutang dengan mereka. Keadaan kita semakin menyesatkan, ruang-ruang kebebasan kita semakin dipangkas.
Apa yang bisa kita kerjakan?
Yang pasti kita tidak bisa diam saja. Rumusnya ketika ada keangkaramurkaan yang sedang merajalela, maka Anda harus bangun. Leburlah keangkaramurkaan tersebut dengan kasih murni Anda.
Secara teknis, setiap hari bermeditasilah untuk memurnikan jiwa raga. Dalam konsidi jiwa yang semakin murni dan semakin terhubung dengan Sang Sumber, pancarkan kasih murni Anda ke seluruh penjuru. Niatkan saja, “Aku pancarkan kasih murni. Biarlah lebur segala angkara murka dan bangkit kesadaran sejati pada semua manusia.”
Jika ingin lebih detail, niatkan untuk menyebarkan kekuatan penyembuhan agar yang sakit biarlah disembuhkan. Lewat kelenjar Pituari, niatkan memancarkan sinar gama sehingga ketakutan yang menancap pada pikiran mereka terlebur. Lakukan sejauh yang Anda bisa, yang terbaik yang Anda bisa untuk menyelamatkan peradaban ini. Biarlah ketika kita sudah melakukan yang terbaik yang kita bisa sebagai manusia akan ada kekuatan tanpa batas yang menggenapi dan menyelamatkan itu semua.
Baca Juga: Tuntaskan Pembelajaran Jiwa Untuk Pencerahan Paripurna
Keajaiban tidak bisa ditunggu begitu saja. Keajaiban itu harus dipanggil dengan kerja keras kita. Di mana pun Anda berada, pancarkan optimisme dan sebarkan pengetahuan yang benar. Kita harus kembali pada jati diri sebagai manusia sejati dan sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai kesadaran luhur. Tampillah sebagai Kesatria Cahaya. Lakukan dengan kesungguhan dan kekonsistenan. Kita pasti menang.
*Disarikan dari Workshop Kesadaran Puncak Kesatuan Kosmik
Setyo Hajar Dewantoro
Bandung, 27 September 2020
Reaksi Anda: