Skip to main content
Ajaran Pencerahan

Ajaran TAO dan ZEN

2 May 2024 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Apakah Tao?

Tidak mudah menjelaskannya karena kata ini memang mengandung banyak arti yang kompleks. Tao bisa diartikan sebagai JALAN. Tapi jalan apa dan menuju ke mana? Ini adalah jalan menuju kesempurnaan jiwa, menuju kesadaran murni, menuju pembebasan dari roda penderitaan. Jalan ini, dalam sudut pandang yang lebih teknis, adalah metoda kultivasi, atau cara bertumbuh secara spiritual. Salah satu yang mengajarkan metoda ini – sehingga ia bisa disebut sebagai Sang Penuntun Jalan, adalah Lao Tze.

Sebenarnya apa metoda yang diajarkan Lao Tze? Tentu saja HENING yang membawa pada kemurnian jiwa, yang mengarahkan pada peluruhan egoisme – di mana pada tataran ideal manusia menjadi sepenuhnya MENARI BERSAMA SEMESTA: dalam setiap gerak pikir, kata dan perbuatan selaras dengan irama gerak semesta, selaras dengan titah/tuntunan dari relung hati tempat bersemayamnya realitas Ilahi di dalam diri.

Tao, juga merepresentasikan realitas keberadaan Ilahi yang berada di balik pergerakan segala yang ada di jagad raya ini pada tataran mikroskopis maupun makroskopis. Tao pada maknanya yang ini bisa dihayati keberadaannya dalam keheningan: dengan Rasa Sejati yang terhubung kepada otak, keberadaanNya bisa dirasakan dengan nyata dan dimengerti secara akurat.

Tapi Tao juga bisa dimaknai sebagai Kekosongan atau Suwung, merujuk pada 2 hal: keadaan meditatif yang sempurna, sangat dalam, di mana kita sadar sepenuhnya akan kesatuan dengan segala yang ada hingga tatarannya yang terhalus: samudera cahaya murni, samudera energi murni, dan kekosongan yang absolut yang menjadi sumber segala yang ada. Nah, yang terakhir, kekosongan absolut yang menjadi sumber dari segala yang ada, dan juga jadi sumber energi yang menggerakkan sub partikel atom hingga galaksi, disebut juga Tao.

Secara esensial saya adalah Taoist, saya mempraktikkan jalan yang dulu juga dititi oleh Lao Tze. Tapi saya tidak berafiliasi dengan lembaga yang menggunakan kata Tao.

 ZEN

Zen adalah ajaran tentang sikap sadar penuh atas momen kekinian. Sadar penuh berarti memberi perhatian penuh pada apa yang SEDANG kita jalani, apa yang SEDANG terjadi pada tubuh kita, dan apa yang SEDANG ada di sekitar kita. Memberi perhatian penuh membuat kita bisa merasakan gerak hidup di dalam diri, kita juga bisa merasakan getaran kehidupan yang mengandung keindahan dan keagungan pada segala yang ada di sekitar kita: tanah, air, pepohonan, bangunan. Zen mengajarkan kita menikmati semua itu; kita dituntun untuk merayakan setiap detik kehidupan dalam kesukacitaan dan kesyahduan.

Praktisi Zen mengerti betul betapa berharganya setiap detik yang dianugerahkan oleh Sang Sumber Hidup. Nirwana atau sorga yang nyata datang dari sikap yang tepat dalam meresapi momen kekinian. Surga yang nyata inilah yang hilang dari hidup manusia yang sibuk mengenang masa lalu yang telah berlalu dan berkhayal akan masa depan yang belum terjadi. Banyak manusia yang terjebak dalam penderitaan akibat ketidakmampuan mengelola pikirannya; maka Zen sebagai seni mengelola pikiran menawarkan jalan kedamaian melalui laku hening, laku sadar penuh atas energi hidup dan kasih murni di setiap nafas, yang membuat kita mengerti segala anugrah dari Sang Sumber Hidup yang senantiasa terlimpah.

Zen adalah cara hidup yang mengalir, bergerak dalam harmoni dengan irama semesta; melangkah tanpa ambisi dan obsesi yang berakar pada egoisme.

Pada muaranya, Zen menuntun kita untuk menemukan kebahagiaan sejati dan kebenaran sejati yang pasti dialami oleh siapa pun yang jiwanya telah tuntas dimurnikan.

 

Setyo Hajar Dewantoro
2 Mei 2024

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda