Skip to main content
MeditasiSpiritualTantraWedaran

Jalan Tantra

14 January 2021 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Manusia zaman sekarang perlu tahu bahwa kita sudah disediakan oleh alam semesta ini suatu teknologi atau sistem atau sebuah jalan yang Agung yang bisa mengantarkan kita untuk mencapai kesadaran murni dan jiwa yang bebas merdeka. Bebas merdeka dari segala akar duka cita, roda samsara. Jalan itu disebut sebagai Tantra. Jika kita lihat secara akademik, maka kita akan menemukan banyak pola tantra dan mazhabnya. Misalnya, di India ada Jainism Tantra, Siwa Tantra, atau Budha Tantrayana. Namun, Anda tidak boleh terjebak dengan konsepsi tersebut atau kaku terhadap terminologi akademik tersebut. Kita hayati esensinya supaya kita mendapat manfaat dari jalan Agung ini.

Apakah Tantra itu?

Tantra dibentuk dari tiga akar kata, yakni tattwa, man, dan tra. Tattwa artinya science of cosmic principle atau ilmu pengetahuan bagaimana prinsip-prinsip alam Semesta ini bekerja. Kata selanjutanya mantra. Man kaitannya dengan pikiran. Tra adalah istilah sederhana tentang bagaimana kita memindahkan pikiran supaya masuk ke dalam kondisi yang hening.  Kita membawa pikiran kita ke sebuah objek yang mengarahkan kita kepada kedalaman keheningan. Pengertian lainnya, Tantra adalah cara meluaskan kesadaran untuk mencapai kebebasan jiwa.

Apa pokok-pokok dari ajaran Tantra?

Poros ajaran Tantra adalah Dhyana atau meditasi. Jika kita berbicara tentang bagaimana jiwa mengalami pembebasan, syaratnya adalah kemurnian jiwa. Jika jiwa masih penuh dengan residu karma, jejak-jejak destruktif dari masa lalu, maka jiwa tidak akan menjadi merdeka dan bebas. Jiwa pun tidak akan meraih kesadaran murni sehingga kita tidak bisa mengerti segala halnya dengan akurat. Tidak ada kemurnian jiwa tanpa adanya keheningan atau Dhyana. Keheningan tidak akan mungkin mengantarkan diri kepada kemurnian jika tidak melibatkan daya Ilahi, kekuatan dari Sang Sumber yang ada di dalam diri kita. Tantra tidak jauh dari apa yang sudah kita praktikkan bersama.

Poros Tantra adalah Dhyana, sedangkan teknik yang paling dasar adalah Pranayama. Kita betul-betul menyadari aliran prana atau energi hidup, yakni merasakan setiap tarikan dan embusan napas. Dengan menyadari energi hidup inilah kita akan terhubung dengan Sumber Energi yang kita sebut sebagai Atman atau Roh Kudus. Dari Atman, kita akan mengerti Brahman atau Tuhan yang mengejawantah di dalam diri. Dengan teknik Pranayama, kita terhubung kepada Atman, lalu mengakses kekuatan Brahman. Dengan kekuatan Brahman, jiwa dimurnikan. Manifestasi kekuatan Brahman adalah Tirta Amerta/Tirta Kahuripan/Banyu Parwitasari atau air kehidupan yang suci. Selain itu, ada api suci Ilahi dan sinar suci Ilahi. Dengan kombinasi itulah, jiwa kita menjadi murni.

Selain teknik Pranayama, kita juga bisa menggunakan yang lainnya, yakni Mantra atau bunyi. Mantra yang paling agung dan sederhana adalah Ohm. Mantra Ohm berasal dari kesadaran kita tentang proses terjadinya alam semesta. Di samping materi, ada yang namanya energi. Energi muncul dari kekosongan absolut. Energi ini bekerja sebagai gelombang. Energi ini memancarkan getaran. Getaran ini pasti memiliki bunyi. Bunyi kosmik yang Anda dengarkan betul-betul, pasti berbunyi seperti dengung. Dengung inilah yang dijadikan sebagai dasar pembuatan mantra dengan banyak variasi. Jika kita mengucapkan mantra tersebut, kita hubungkan dengan Sumber Energi yang paling murni. Dengan menggunakan mantra inilah kita membantu perhatian kita agar tidak melayang ke sana ke mari, akan lebih mudah masuk ke dalam keheningan.

Selain itu, ada Yantra. Yantra adalah permainan sacred-geometry, kita memainkan simbol-simbol untuk mengakses energi Ilahi. Jika saya setiap mengajar selalu pakai batik, sebenarnya inilah yantra. Setiap goresannya mempunyai makna dan di sana ada pola-pola tersendiri yang disebut sebagai pola sacred-geometry. Sebenarnya batik itu teknologi spiritual. Setiap pola yang dihasilkan, pasti diberi nama oleh orang-orang Jawa. Misalnya, Batik Kawung, itu simbol the flower of life. Dalam makna lain, Kawung itu Kahanan Suwung, yakni mengajak kita kembali ke awal mula. Contoh lainnya, Batik Sekar Jagad, segala pernak-pernik kehidupan ada pada selembar kain tersebut. Ini semua tentang permainan sacred-geometry. Jika saya sedang memakai batik, maka saya sedang mempraktikkan yantra yang paling sederhana. Bunga yang disusun indah pun merupakan terapan dari yantra. Kita berbicara tentang bunga-bunga yang ditata sedemikian rupa dengan rasa yang mendalam sehingga menjadi wahana untuk menyerap dan memancarkan kembali energi kasih.

Ketika seseorang betul-betul masuk ke dalam keheningan atau mempraktikkan Dhyana, Pranayama, Mantra, yang dibantu dengan Yantra, maka kita akan sampai pada kondisi Samadhi atau melbuing Kahanan Suwung. Samadhi adalah keadaan ketika jiwa Anda sadar penuh bahwa dirinya menyatu dengan Kekosongan yang Absolut, menyadari Jumbuh Kawula Gusti. Keadaan Samadhi inilah yang membawa setiap jiwa kepada kemurniannya. Jika seseorang sudah mencapai tataran tersebut, maka kesadarannya menjadi murni dan mengerti realitas-realitas kosmik yang sebenarnya. Realitas kosmik diwakili oleh dua kalimat berikut: Tattwan Asi dan Aham Brahman Asm. Tattwan Asi maksudnya ‘itu adalah Engkau’. Itu adalah Sang Sumber yang sejatinya dari dirimu. Jika engkau bertanya siapa sejatimu, maka mengertilah bahwa engkau adalah manifestasi dari pengejawantahan Tuhan. Esensi dirimu adalah Tuhan itu sendiri. Aham Brahman Asm maksudnya Tuhanlah yang bersemayam di dalam diriku. Di sanubariku yang ada hanyalah Dia. Di dalam diriku hanyalah ada kasih murni. Manifestasi berikutnya segenap pikiran, ucapan, dan tindakan sepenuhnya mencerminkan dan merealisasikan kehendakNya. Sampai pada proses itulah, ada perjalanan yang harus dijalani. Jalan itulah yang disebut Tantra.

Maka, apa hubungan Tantra dengan seksualitas?

Tantra hendak mengatakan bahwa tubuh ini janganlah dimusuhi. Kehidupan duniawi yang lumrah jangan dijauhi. Jadikan itu semua sebagai jalan menuju keheningan dan kemurnian. Anda mau makan apa pun, silakan, asalkan berasal dari tuntunan Diri Sejati. Bahkan saat Anda menjalankan persanggamaan atau hubungan seksual, itu bukanlah hal yang hina, selama Anda menjalankannya dengan penuh kesadaran murni.

Bagaimana jika ada orang yang tidak berkesempatan menjalani seks? Bisakah ia tercerahkan?

Ya, bisa! Tidak ada urusannya seks dan tercerahkan. Yang masih jomblo, jangan takut belajar Tantra karena Anda tidak akan dipaksa untuk melakukan seks. Esensi Tantra adalah jalan spiritual untuk mencapai kemurnian jiwa sehingga jiwa menjadi bebas merdeka sebagaimana asal mulanya. Maksudnya, itu tidak ada hubungannya dengan seksualitas. Seksualitas itu bukan jalan utama dan satu-satunya mencapai pencerahan. Tidak ada urusannya dengan hal itu. Jika dibalik, Anda melakukan hubungan seks tanpa adanya kesadaran murni dan tuntutan dari Diri Sejati, itu malah akan menebalkan residu karma kita sendiri. Boro-boro tercerahkannya, Anda akan semakin keruh dan kesambet!

Ada asumsi bahwa Tantra berkaitan dengan ritual-ritual yang brutal, ini adalah kesalahpahaman. Catatannya tidak ada kebebasan tanpa kemurnian, tidak ada kemurnian tanpa keheningan, sehingga membawa setiap diri terhubung kepada Diri Sejati. Ritual apa pun jika dijalani tanpa kesadaran yang tepat, tidak akan membawa kepada kemurnian. Saat Anda mempraktikkan Tantra dengan ego yang tebal atau dengan hasrat mencapai kesaktian tertentu, Anda malah akan kesambet. Maka tidaklah heran, orang-orang yang mempraktikkan laku spiritual apa pun, jiwanya malah keruh. Ini disebabkan salah persepsi sehingga salah jalan.

 

Workshop Mahadaya Tantra Yoga
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Yogyakarta, 3 Januari 2021

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda