Skip to main content
Christ ConsciousnessKesadaran KristusSetyo Hajar DewantoroSpiritual

Kasih dan Pengampunan

22 February 2021 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Pesan utama dari salah satu Kristus, Jiwa Ilahi yang ada di bumi, Yeshua Ha Mashiah, adalah tentang kasih dan pengampunan. Seyogyanya manusia yang terlahir di bumi ini bisa berproses untuk menemukan kehidupan surgawi. Tetapi, pada kenyataannya manusia bisa terjebak oleh pikiran egoistiknya dan tenggelam dalam keangkaramurkaannya, kehidupan surgawi menjadi susah dijangkau atau sekadar fatamorgana. Secara faktual, banyak manusia yang terjebak dalam penderitaan.

Dalam kondisi seperti inilah, adanya kasih dan pengampunan menjadi sangat penting untuk kita sadari bersama. Manusia hanya bisa diangkat dari penderitaannya dan menemukan kehidupan surgawi dengan kasih yang paling murni. Saat manusia mulai diajak-mengenali keberadaan realitas Ilahi dalam dirinya. Lalu, mengenal karakter utamanya adalah kasih. Dan, ketika terhubung kita menjadi penuh kasih. Itulah pondasi kehidupan surgawi.

Pada saat yang sama, kasih juga memurnikan jiwa dan raga. Tuhan pada dasarnya keberadaan yang Maha Pengasih, maka secara nyata pengampunan itu menjadi nyata pada setiap manusia. Tanpa pengampunan, manusia tidak akan bisa kembali pada kehidupan surgawi. Ini bisa dijelaskan secara sederhana dalam kerangka logika hukum Semesta, hukum sebab-akibat. Apa pun yang dialami oleh manusia merupakan proyeksi dari kualitas jiwanya. Siapa pun yang penuh noda-dosa dan angkara murka, maka hanya menunggu segala peristiwa hidup yang membawa derita akan datang kepada dirinya. Kita hanya bisa dikembalikan pada kehidupan surgawi ketika segala noda dalam diri, segala jejak dari perbuatan tidak selaras di masa lalu, segala jejak keangkaramurkaan itu diampuni.

Apakah pengampunan itu mungkin? Tentu saja kita harus belajar untuk menyelami kenyataan, bukan sekadar percaya. Untuk mengetahui kasih dan pengampunan itu ada, silakan tenggelam di dalam keheningan, betul-betul berkomunikasi dengan hati yang sungguh-sungguh. Anda menyatakan diri bahwa menyadari kesalahan. Jika tidak mengerti letak kesalahannya, ungkapkan bahwa Anda menerima pengampunan yang nyata atas segala kesalahan yang disadari dan tidak disadari. Lalu, rasakan dampak dari proses tersebut. Jika Anda merasa merdeka, ringan, dibebaskan dari segala beban, itu petunjuk nyata bahwa ampunan itu ada. Jika kita bisa melihat Rasa Sejati yang tajam, kita bisa membuktikan bahwa ampunan ini ada dan nyata. Manusia yang belum tenggelam dalam keheningan atau belum banyak terhubung dan setia kepada Roh Kudusnya, tampak bahwa jiwanya dibungkus oleh tubuh halus yang penuh dengan noda. Secara awam, auranya gelap.

Lewat keheningan yang sepenuhnya secara bertahap, semua noda bisa hilang. Keadaan tubuh halus menjadi sangat cerah dan terang benderang. Pada titik itulah terjadi proses pengampunan. Yakni, segala bentuk noda-dosa disirnakan. Itu terjadi karena kasih yang paling murni. Untuk menemukan kehidupan surgawi, tentu saja persyaratan ini perlu dipenuhi. Sangat tidak adil jika kita merindukan kehidupan surgawi, tapi tidak sungguh-sungguh mentransformasi diri. Transformasi diri terjadi lewat laku yang nyata, tidak bisa sekadar percaya.

Semua Kristus yang pernah hadir di bumi, termasuk Yeshua Ha Mashiah hadir untuk tidak dipercaya, apalagi untuk disembah. Tetapi, untuk dikenali jalan agungnya, dihayati sepenuhnya mekanisme pemurnian jiwa-raga, dan diikuti sehingga Anda mencapai taraf kemurnian jiwa dan raga. Ketika orang terbebas dari segala noda dan jejak angkara murka, itu menjadi satu pondasi bagi tumbuhnya kualitas keilahian. Setelah dimurnikan orang bertransformasi menjadi Kristus atau jiwa Ilahi. Semua Kristus yang ada di bumi ini, terlahir dan berkarya untuk membuat manusia mengerti jalan menjadi Kristus yang sesungguhnya.

Saya datang mengajak Anda semua belajar kesadaran Kristus. Temukan keilahian di dalam diri Anda semua. Ini bukan hal yang sulit. Ini natural ada pada setiap orang. Setiap manusia yang lahir selalu bersama keilahian. Esensi setiap diri adalah keilahian dengan banyak nama, seperti Diri Sejari, Roh Kudus. Agar menjadi nyata, kualitas keberadaan keilahian termanifestasikan dalam setiap pikiran, kata-kata, dan tindakan, kita membutuhkan laku spiritual. Laku spiritual harus dibuat sesederhana mungkin agar menjadi realistis bagi semua orang. Memang itulah kenyataannya. Laku spiritual sejatinya hanyalah menyadari sepenuhnya pada setiap tarikan dan embusan napas ada esensi kehidupan yang mengalir dalam diri, ada keilahian yang nyata di sana. Jika kita terus menerus menyadari itu, ada keterhubungan. Di dalam keterhubungan itu jiwa raga dimurnikan. Orang yang konsisten menjalankan laku keheningan pasti mencapai tataran kesadaran Kristus. Ia menjadi anugerah untuk kehidupan.

Ketika semua orang telah menjadi jiwa ilahi, pikiran jernih dan emosi murni, maka setiap sel memancarkan kasih yang tanpa syarat. Ini yang menjadi modal perdamaian secara global. Ini yang jadi pondasi terciptanya bumi surgawi. Tugas saya adalah menumbuhkan kesadaran Kristus di semua kalangan, mengajak semua orang kembali pada jalan kehidupan yang agung, yakni segenap pikiran, kata-kata, dan tindakan tertuntun sepenuhnya oleh Diri Sejati atau Roh Kudus. Pada titik itulah orang terbebas dari keangkaramurkaan dan dosa. Segala langkah membawa pada keselarasan. Orang-orang yang telah konsisten tertuntun dengan Roh KudusNya, dialah juru selamat. Tentu saja para juru selamat itu mereka yang memenuhi persyaratan. Saat Anda setia kepada Sang Roh Kudus, Anda akan menjadi juru selamat bagi diri Anda sendiri dan orang di sekitar Anda.

Di dalam menjalankan laku spiritual ini perlu dimengerti beberapa hal supaya kita bisa bergerak maju.

  1. Lakukan dengan rileks, jangan obsesi. Betul kita memiliki tujuan agung, yakni menjadi jiwa ilahi. Tetapi, jangan dijadikan obsesi. Caranya adalah Anda menikmati momen setiap momen dengan rasa syukur yang mendalam. Rasa itu muncul dengan cara santai, tidak spaneng. Jangan mengejar apa pun. Anda yang terlihat bermeditasi terus menerus dengan duduk bersila, namun tidak merasakan buahnya, berarti masalahnya ada pada hal ini. Bagaimana Anda menikmati hidup itulah meditasi yang sejati. Ketika Anda merasakan setiap tarikan dan embusan napas, merasakan kebahagiaan yang nyata, merasakan keterhubungan dengan Tuhan, itulah meditasi.
  2. Jangan pernah putus asa. Keputusasaan muncul dari orang yang menarget. Namun, terasa tidak sampai dan menjadi kesel. Jika kita sudah menemukan esensi dari keheningan itu rileks, yakni menikmati hidup. Berikutnya, jalani itu secara konsisten dengan tekun rileksnya. Catat, tekun rileksnya. Jangan tekun spanengnya. Santai setiap saat, menikmati hidup ini, mengalir bersama gerak Semesta. Itulah sebenarnya jalan spiritual.
  3. Jika ada umpan balik yang datang kepada Anda, syukurilah, apa pun bentuknya, termasuk kata-kata yang pedas. Kehidupan ini bisa mendatangkan banyak pola pembelajaran. Kita mesti siap menerima itu, menangkap makna terdalam untuk perbaikan diri.

Selama Anda konsisten di dalam keheningan, menikmati hidup, artinya Anda akan terus-menerus semakin terhubung kepada Diri Sejati. Dan, jiwa Anda pasti dimurnikan. Jika Anda spaneng, mulai banyak berpikir tidak jelas dan berkhayal, Anda menjadi tidak menyadari keilahian di dalam diri.

Workshop Mahadaya ‘Christ Consciousness’
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Lampung, 20-21 Februari 2021

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda