Skip to main content
RetretSpiritualWedaran

Jawaban Spiritual dalam Persoalan Keseharian

6 January 2021 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Berikut adalah catatan pada sesi tanya-jawab Guru Setyo Hajar Dewantoro yang menjawab persoalan-persoalan keseharian dalam konteks spiritual. Akan dijelaskan tentang bagaimana menghadapi persoalan dilema, hakikat hening yang sebenarnya, jalan pencerahan, cara menjadi Avatar, pengertian freewill atau kehendak bebas, sampai pada tugas tertentu bagi lembaga tertentu. Selamat menyelami catatan.

 

Dilema

Saat disuruh lepas, ya sudah lepaskan saja. Meskipun otak saya terus bertanya tentang bagaimana teknisnya. Saat bermeditasi tadi, Guru Sejati saya hanya menyimak pikiran saya sampai selesai. Dan, saat sadar dan pasrah, saya memasuki kekosongan absolut.

 

Sangat lumrah seseorang itu mempunyai sebuah dilema. Dia harus mengambil keputusan tetapi dengan pikiran, malah tidak ketemu. Mengambil keputusan sepatutnya menyelamatkan, paling aman, dan tanpa masalah. Dengan pikiran–ini salah, itu salah–seperti kata pepatah makan buah simalakama.

Siapa pun yang ada dalam posisi tersebut. Pikiran silakan disimpan. Kita hanya menunggu perintah dari Diri Sejati. Jika Diri Sejati bilang A, ya sudah A, tanpa perlu memaksa–caranya bagaimana. Tunggu petunjuk lagi, santai saja. Yang penting kita terima dulu A nya. Jika kita sudah siap. Nanti akan diberi juklak-juknis-nya. A nya saja belum disepakati, mau minta yang lain

Biasanya orang malah mau mendikte Diri Sejati. Pikirannya ruwet. Memaksakan pikiran sehingga bikin masalah.

Selamat bertumbuh…

 

Hakikat Hening

Saya sering bertanya kepada Guru Setyo Hajar Dewantoro, lalu dijawab, “Hening.”

Padahal setiap saat saya rutin hening–meditasi–mendengarkan audio Guru.

 

Sebetulnya antara tindakan seperti meditasi dengan hening bisa jadi hal yang berbeda. Jika kita hening dengan benar dan sungguh-sungguh, maka kerangkanya pasti terjadi, yakni keselarasan pada level fisik. Jika fisiknya masih banyak masalah, mak bisa ditarik mundur. Walaupun seperti banyak meditasi, tapi sebenarnya tidak hening.

Ada orang yang kelihatannya meditasi bahkan mendengarkan audio saya, tetapi spaneng. Proses perbaikan terus menerus harus dilakukan agar dampaknya nyata. Jika dampaknya tidak nyata berarti prosesnya harus diperbaiki. Jika sekarang betul-betul rileks, menikmati semuanya, dan dampaknya nyata. Berarti ini yang dinamakan hening yang sebenarnya.

Pada case tertentu butuh proses yang lebih intensif untuk mengakses kekuatan Ilahi dalam menyelesaikan masalah yang sudah tersingkap.

 

Pencerahan

Lima belas tahun yang lalu muncul pesan “diam”. Dan, saya baru menemukan jawabannya sekarang, “Diam itu artinya hening”, ketika bertemu dengan Guru Setyo Hajar Dewantoro.

 

Pencerahan akan suatu realitas bagi sebagian orang itu sederhana. Tapi, bagi banyak orang itu perjuangan yang luar biasa.  Bisa nunggu sampai lima belas tahun.

Teruskan bertumbuh, menjadi jiwa yang semakin paripurna kejernihannya.

 

Avatar: Mereka yang Terpilih

Katanya ada pribadi yang dipilih oleh Tuhan sebagai Avatar.

 

Jadi Avatar dan terlahir kembali adalah hasil usahanya sendiri. Jika Anda bisa bertumbuh dengan sempurna, Anda pasti bisa menjadi Avatar di kehidupan berikutnya. Dengan upaya hingga memenuhi kualifikasi sebagai Avatar. Semua kembali pada usaha dan proses. Siapa pun yang memenuhi kualifikasi, ya mereka terpilih.

Konsep Tuhan yang memilih karena kita membayangkan Tuhan itu sosok yang terpisah, sesuka-suka-Nya. Konsep Tuhan dalam ajaran spiritual kita adalah Tuhan itu mengejawantah sebagai hukum Semesta, logika Semesta, atau Matematika Semesta.

Secara faktual, jika Anda semua bertumbuh, melakukan jalan keheningan dengan sungguh-sungguh, mendayagunakan semua modal yang pernah Anda dapatkan di kehidupan lampau, Anda bisa jadi Avatar.

Dengan upaya Anda, Anda bisa terpilih, karena memenuhi kualifikasi, yang menentukan adalah usaha kita sendiri.

 

Freewill

Sejauh mana peran Tuhan dalam usaha kita menjadi murni dan tercerahkan.

 

Semua yang kita kerjakan tetap mengakses kekuatan Ilahi. Tapi, bentuk energinya bisa bermacam-macam. Freewill kita membuat kita memilih bisa atau tidak bisa, sesuka Anda.

Soal kemurnian jiwa, yang memilihnya adalah Anda sendiri. Saat Anda memilih, “Saya memurnikan jiwa,” itu hanya bisa dimurnikan oleh kekuatan Ilahi.

 

Tugas Tertentu

Ada orang yang tercerahkan lalu membawa pencerahan dalam agama tersebut.

 

Ada orang yang punya niat baik, “Saya mau berkarya di lembaga agama tertentu.”

Jika mereka berbicara seperti saya, apa yang akan dilakukan oleh jamaahnya? Supaya dipuji-puji, ia berbicara seperti yang diinginkan jamaahnya. Nanti kita akan banyak berbohong. Kapan tercerahkannya? Lama-lama kita yang akan ikut mereka.

Yang tercerahkan dengan sebenarnya, seperti Al Hallaj, Ibnu ‘Arabi, lihat bagaimana nasibnya? Jika kita berbicara kebenaran, khalayak tidak akan bisa terima.

 

 

Retret Mahadaya Total Human Empowerment
Sesi tanya-jawab Setyo Hajar Dewantoro
Salatiga, 11-13 Desember 2020

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda