Pengertian “hening” itu sepadan dengan meditasi/sadar penuh/eling. Dan, sewajarnya hening dilakukan secara konsisten. Mari kita menghitung waktu hening dalam sehari.
Kita punya waktu 24 jam dalam sehari. Waktu untuk tidur rata-rata 6-8 jam. Secara umum, kita semua memiliki waktu 16-18 jam untuk berkesadaran.
Berapa lama Anda berhening dalam waktu tersebut?
Berapa persentase keheningan Anda di dalam waktu yang diberikan Semesta pada Anda?
Anda rajin bermeditasi dengan audio yang saya berikan dengan durasi 15-30 menit. Pagi dan malam dilakukan sehingga dalam sehari bermeditasi dengan durasi 30-60 menit. Namun, dapat dipastikan praktik betul-betul heningnya hanya sekian persen, meskipun duduk bersilanya selama 30-60 menit. Betul-betul dalam kondisi hening hanya 15-30 menit dalam sehari karena sisa waktu dalam duduk bermeditasi digunakan untuk melampaui pikiran yang sibuk.
Jika sisa waktu Anda dijalankan dalam ketidakheningan, maka semua kebaikan yang didapatkan selama waktu meditasi itu akan buyar. Ketika bermeditasi Anda damai dan kalem, tetapi begitu beranjak beberapa meter, langsung cerewet dan galak kembali.
Jika Anda senang duduk bermeditasi, silakan jalankan. Tapi, pastikan sisa waktu melek Anda tetap berada dalam keheningan. Sadari penuh setiap tarikan dan embusan napas, tetap nikmati semua yang terjadi dan dialami. Jika sepanjang waktu Anda bisa mensyukuri, menikmati, berterima kasih kepada semua anugerah, maka akan membawa dampak yang berbeda dalam kehidupan Anda. Anda yang bisa menikmati waktu belasan jam dalam sehari untuk menikmati dan berterima kasih, maka secara natural Anda akan terhubung kepada Diri Sejati/Sang Hyang Atman, tanpa harus Anda membayangkanNya atau mengejarNya.
Kata kuncinya adalah rileks, hening, terhubung. Ketika Anda terhubung, Anda mengalami transformasi jiwa. Pada titik itulah jiwa dan raga Anda dimurnikan walaupun Anda tidak terlihat duduk formal bermeditasi.
Baca Juga: Rileks: Kunci Keheningan
Ketika Anda ngopi dengan penuh kesadaran menikmati, berterima kasih, “Terima kasih Sang Hyang Widhi atas anugerah ini.”
Di mana pun Anda berjalan, ini akan membuat Anda menerima limpahan energi dari dalam diri secara utuh dan penuh.
Kajian Mahadaya ‘Bangkit Jiwa-jiwa Ilahi’
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Bali, 24 April 2021
Reaksi Anda: