Dalam konteks sains, kebenaran adalah keselarasan dengan kenyataan. Segala pernyataan yang tak sesuai dengan kenyataan maka jelas “SALAH”. Akibat percaya sembarang percaya, oleh banyak orang beragam hal yang salah malah dibilang benar.
Secara spiritual, kebenaran adalah keselarasan dengan Roh Kudus/Diri Sejati/Tuhan. Siapa pun yang tindakannya tidak selaras dengan tuntunan agung dari Roh Kudus/Diri Sejati/Tuhan, berarti telah melakukan tindakan yang “SALAH”.
Para pembelajar spiritual belajar untuk mengenali kebenaran dan bertindak benar, agar terbebas dari roda samsara. Banyak manusia menyangka berada di jalan keselamatan dengan modal percaya sembarang percaya. Yang seperti ini tentu saja banyak yang kecewa ketika datang momen penyingkapan realitas: kenyataan tak seperti yang mereka duga. Banyak juga manusia yang selalu menumpuk jejak karma buruk, karena tindakannya didasarkan pada prasangka tentang kebenaran.
Kita menukik pada satu issue: dosa. Apakah dosa? Bagaimana kebenaran tentang dosa?
Jika Anda belajar di Persaudaraan Matahari, Anda akan dapatkan umpan balik tentang kejernihan tubuh karma. Jika tingkat kejernihan tubuh karma rendah, semisal di bawah 10%, berarti Anda banyak melakukan dosa lewat pikiran, kata-kata dan tindakan yang tidak selaras. Apa solusinya? Kenali sumber dosa Anda dan perbaiki dalam keheningan. Berjuanglah agar di kehidupan ini, sebelum datang kematian, Anda bisa membuat tubuh karma Anda jernih 100%.
Mungkinkah orang yang rajin pergi ke tempat pemujaan pada Tuhan kejernihan tubuh karma di bawah 100%, sementara yang rajin ke tempat dugem kejernihan tubuh karmanya 100%? Ya mungkin saja, kan tergantung bagaimana kesadaran aktual orang-orang itu bukan soal dia ada di mana.
Seseorang berada di tempat memuja Tuhan tapi pikirannya penuh ilusi dan hatinya penuh benci, ya tentu jadi banyak dosa. Seseorang yang hening sungguh-sungguh di tempat dugem, ya justru jiwanya jadi tambah cemerlang.
Orang-orang yang sok ngomong moral, belum tentu punya tubuh karma lebih jernih ketimbang orang yang selalu digosipin amoral.
Saya jelas tahu bahwa diri saya telah jernih tubuh karmanya. Saya telah bisa membereskan jejak dosa akibat ketidaksadaran saya di masa lalu. Karena itulah saya mengajak dan membimbing Anda untuk mencapai keadaan bebas dosa; hanya dengan jalan itulah hidup surgawi bisa diraih.
Setyo Hajar Dewantoro
2 April 2024