Skip to main content
Refleksi

MEDITASI SPIRITUAL MURNI SHD – MINDSET ATAU SKILL?

8 February 2025 Ay Pieta No Comments

Melakoni Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD) memang mutlak harus disertai dengan menekuni latihan meditasi/heningnya terlebih dahulu. Setelah bergaul di dunia spiritualitas selama hampir enam tahun, saya dapat simpulkan bahwa mustahil pengetahuan langitan bisa diserap tanpa ruang kesadaran yang tepat. Kepandaian intelektual setinggi apa pun ternyata tidak serta-merta menjadi jaminan mindset atau cara berpikir yang bebas dari pengaruh sisi gelap.

Mutlak diperlukan melatih diri agar menjadi terampil dalam bermeditasi/hening Pemurnian Jiwa SMSHD supaya menjadi terampil dalam menghayati pengetahuan tanpa batas yang disajikan dalam Spiritual Murni SHD. 

Menjadi ahli dalam mempelajari Spiritual Murni SHD, termasuk dalam bermeditasi/hening Pemurnian Jiwa SMSHD, membutuhkan keterampilan (skill) yang hanya akan didapatkan apabila diasah dan dibentuk melalui ketekunan, konsistensi yang dilengkapi dengan variabel teknisnya. Ketika semakin terampil dan menjadi ahli dalam bermeditasi/hening Pemurnian Jiwa SMSHD, maka secara paralel pemahaman Spiritual Murni SHD akan lebih mudah didapatkan sebagai sebuah Kesadaran (mengerti mendalam)”, bukan hanya sebagai bahan hafalan cantik saja. Implikasinya adalah terjadi sinkronisasi dan ‘Integritas‘ akan apa yang dipelajari dengan ketepatan perilaku di keseharian.

Membangun keterampilan (skill) membutuhkan mindset atau cara bernalar yang tepat. Dan, sebaliknya melalui latihan, membangun Keterampilan (skill) akan berdampak pada terbentuknya mindset atau cara bernalar baru, yang lebih sehat dan konstruktif, serta lebih selaras. Dengan cara berpikir (mindset) yang tepat, maka akan tercipta kebiasaan (habit) yang sepadan, dan sebaliknya dengan ‘Membangun Kebiasaan (habit)’ yang sehat dan konstruktif, maka akan mentransformasi cara bernalar menjadi lebih baik.

Menempatkan cara bernalar dan bersikap yang tepat yang dianjurkan ketika belajar Spiritual Murni SHD disebut sebagai sikap berendah hati dan tulus. Cara berpikir dan bersikap yang digambarkan dengan ilustrasi ‘mengosongkan gelas’ menjadi jargon favorit bagi proses belajar Spiritual Murni SHD. 

Dalam budaya Zen, cara berpikir ini sering disebut dengan Shoshin atau Beginner’s Mind, yaitu pola nalar/cara berpikir seperti pemula. Sikap seperti seorang pemula yang baru mulai belajar sebuah hal baru, terbuka, dan penuh rasa ingin tahu tanpa membawa koleksi pengetahuan yang didapatkan di masa lalu dan tanpa embel-embel agenda egoistik. 

Beginner’s Mind ini dipercaya sebagai sikap keterbukaan yang tulus. Sikap seperti anak-anak yang baru mempelajari sesuatu, jujur apa adanya dalam melakukan pendekatan melalui pengalaman otentik, seperti pertama kali mempelajari sebuah objek. Tidak melibatkan ekspektasi yang tidak realistis, tidak cocoklogi dengan apa yang dipelajari sebelumnya, tidak skeptis, dan tidak menghakimi sebelum benar-benar mempraktikkan apa yang diajarkan dan mengalami kesaksian yang otentik. 

Dalam Spiritual Murni SHD, sikap keterbukaan (openness) pada Beginner’s Mind ini sama persis dengan kerendahan hati dan ketulusan yang akan membuat proses belajar menjadi lebih mulus minim drama. Wawasan lebih mudah terbuka karena tidak penuh dengan prasangka analitik, sehingga pikiran lebih jernih tidak penuh dengan distorsi dan bias kognisi.

Mengubah pikiran negatif menjadi positif secara kognitif memang bisa dilakukan dengan terus-menerus mengingat, menghafal, dan merapal teori atau kalimat kebajikan. Shoshin atau Beginner’s Mind bisa dibentuk dalam tataran kognitif untuk memulai sebuah cara berpikir (mindset) yang sehat dan konstruktif dalam mempelajari sebuah pengetahuan yang baru.

Yang membedakan dalam Spiritual Murni SHD adalah, dengan disertai latihan Meditasi/hening Pemurnian Jiwa SMSHD, maka proses meresapi sebuah ilmu pengetahuan akan memasuki fase yang lebih mendalam, tidak hanya sekadar tahu dan mengerti karena mampu menghafal teori, tetapi memasuki fase mengerti secara mendalam atau yang disebut dengan ‘Kesadaran’

Dengan Meditasi/hening Pemurnian Jiwa SMSHD, maka jejak negatif yang kadung menempel dalam lapisan kesadaran dan membentuk mental model serta mindset yang tidak selaras akan terpurifikasi/termurnikan. 

Melalui proses pembersihan/purifikasi/pemurnian inilah yang memberikan dampak permanen pada cara berpikir (mindset) sehingga terjadi ketepatan perilaku di keseharian dan memperbaiki karakter yang lebih selaras. Meditasi/hening Pemurnian Jiwa SMSHD secara langsung akan membantu proses menjernihkan pikiran (mental clarity) dan bias kognisi, membebaskan dari kebiasaan (habit) dan cara berpikir (mindset) destruktif yang kadung terprogram dan mengotomatisasi perilaku serta karakter. 

Meditasi/hening Pemurnian Jiwa SMSHD memprogram ulang habit kerja otak dan semua jalur syaraf dengan cara membersihkan terlebih dahulu semua perangkat dan wadah kesadaran dari jejak sisi gelap. Cara bernalar yang lebih sehat dan konstruktif akan muncul dengan sendirinya seiring dengan ketekunan berlatih meditasi/hening karena secara otomatis akan membentuk ‘Rutinitas Bersyukur‘ (gratitude routines) danSelf-compassion. Melalui Meditasi/hening Pemurnian Jiwa SMSHD-lah kita diajarkan untuk merasakan anugerah berupa nafas natural dan bersyukur.

Menjadi ahli yang terampil bermeditasi/hening Pemurnian Jiwa SMSHD membutuhkan usaha yang disertai dengan intensi atau niat yang selaras, dimulai dari sebuah mindset dan sikap yang tepat. 

Dan sebaliknya dengan melatih teknik Meditasi/hening Pemurnian Jiwa SMSHD, maka akan membantu proses pembersihan/purifikasi/pemurnian intensi yang belum selaras, yaitu beragam keinginan dan harapan egoistik yang mengatasnamakan pemurnian jiwa. 

Membangun cara bernalar (mindset) yang dapat mentransformasi karakter adalah perjalanan terus-menerus tiada habisnya. Berkelanjutan sepanjang hidup dan merupakan bentuk evolusi yang kita upayakan selama kehidupan masih berjalan, lifetime journey

Membangun keterampilan (skill) pun merupakan komitmen seumur hidup (lifelong commitments) karena membutuhkan konsistensi belajar dari setiap langkah dalam perjalanan hidup agar secara konsisten bertumbuh. Dalam prosesnya sudah pasti penuh dengan kisah jatuh-bangun, kisah keberhasilan dan kegagalan. Maka, fokuslah dengan apa upayamu untuk menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya.

 

Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
8 Februari 2025

 

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda