Manajemen diri adalah manajemen proyek terhadap diri sendiri.
Belajar Ajaran Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD) tanpa dibarengi kesungguhan praktik meditasi/hening dengan teknik yang tepat, memang akan menebalkan sisi gelap. Sisi gelap/shadow bukannya dipurifikasi/dimurnikan, malah sebaliknya, menjadi berlipat-lipat ganda dan semakin kuat, ter-amplified.
Inilah yang sering dijelaskan oleh Guru SHD sebagai High Risk, High Gain. Yaitu, bersentuhan dengan spiritual murni yang otentik akan mendapatkan manfaat yang sangat tinggi apabila dipraktikkan dengan tepat, inilah yang disebut high gain. Tetapi, apabila tidak dipraktikkan dengan tepat, maka yang didapatkan adalah segenap resikonya, disebut high risk.
Jelas sekali, apabila belajar Ajaran SMSHD tanpa dibarengi dengan praktik meditasi/hening dengan ‘teknik yang tepat‘, masih campur sari dan cocoklogi dengan teknik ajaran lain, maka proses belajar akan semakin lambat dan berdampak kepada proses purifikasi yang ikutan melambat.
Proses belajar yang terhambat sehingga terjadi stagnasi seringkali diwarnai reverse motion atau bergerak mundur dan bahkan amnesia. Selama masih terus berkutat dengan menghafal teori tanpa mau berlatih meditasi/hening dengan teknik yang tepat, maka tinggal menunggu waktu, suatu hari teori-teori itu menjadi kusut bundet memenuhi isi kepala.
Kemampuan menghafal yang tinggi tanpa mampu mempraktikkan ajaran dalam kehidupan nyata, akan membuat pikiran terasa makin kusut sendiri. Terlalu banyak kegalauan dan kebingungan yang dalam bahasa kekinian ala psikologinya disebut ‘disonansi kognisi’ (cognitive dissonance). Dalam bahasa gaul di komunitas Persaudaraan Matahari cukup disebut sebagai ‘syaraf korslet’.
Manusia diberi modal organ yang canggih bernama otak. Apabila tidak mengerti cara mengelolanya dengan tepat, maka sebuah kesederhanaan selalu ditransformasi menjadi kerumitan dan kekusutan yang secara umum seringkali disahkan menjadi sebuah kecerdasan. Semakin njelimet maka dianggap sebagai buah kecerdasan.
Persis ketika saya pertama kali memakai HP varian smartphone dengan teknologi yang sangat pandai. Namun, karena kegoblokan dan kemalasan mempelajari fitur canggihnya, alhasil bukannya merasa terbantu dengan kecanggihan teknologi, malah merasa hidup menjadi lebih rumit dan kusut.
Sama dengan mendaya guna organ otak, kekusutan pasti terjadi karena memelihara kemalasan mempelajari dan mengelola fitur canggih ‘perangkat kecerdasan‘ yang dimiliki, malas mengelola fitur canggih yang sudah di-install oleh Tuhan dan memilih untuk mengumpulkan data rusak dari server kiri, sehingga hasilnya adalah syaraf korslet dan membuat hidup menjadi serba rumit penuh ilusi.
Dalam Ajaran SMSHD, pondasi bagi berjalannya proses belajar yang optimal adalah kemampuan meditasi/hening dengan metode SMSHD. Meditasi metode SMSHD merupakan sebuah teknik meditasi berstandar langit yang tidak dapat ditemui di mana pun selain di Persaudaraan Matahari.
Teknik meditasi yang paling sederhana, namun merupakan antitesis dari kenormalan manusia yang serba rumit akibat ketidakmampuan mengelola perangkat canggih otaknya dengan bijaksana. Meditasi metode SMSHD memang bertujuan untuk menciptakan kemampuan manajemen/pengelolaan kerja otak, agar tidak melulu memproduksi sisi gelap dan terus menerus membuat jiwa raga penuh kekeruhan.
Ketika mempersiapkan materi Sesi Kelas Kepemimpinan Avalon Leadership Online Course (ALOC) batch 8 tentang Manajemen Proyek, saya menemukan bahwa sebelum repot dengan pengelolaan proyek, maka sebaiknya memastikan telah melakukan manajemen diri sendiri terlebih dahulu.
Manajemen diri merupakan manajemen proyek terhadap diri sendiri. Dalam proses pemurnian jiwa Ajaran SMSHD, Scope of Work (SoW) manajemen diri ini adalah jiwa raga yang harus dibersihkan dari lima faktor pengeruh jiwa yang disebut sisi gelap (shadows).
Manajemen diri ini meliputi pengelolaan pola berpikir, cara mengungkapkan sesuatu, dan perbuatan. Dengan meditasi metode SMSHD, terjadi sebuah proses pembersihan jiwa raga dari segudang pengeruh jiwa yang sudah tercipta sebelum mengenal pemurnian jiwa. Sekaligus terjadi proses manajemen diri, yang mencakup manajemen kerja otak. Apabila tidak dikelola dengan cara yang tepat, maka kerja otak yang sangat pandai ini akan menjadi pabrik dari sisi gelap yang mengeruhkan jiwa. Kerja otak dimanajemen/dikelola oleh meditasi/hening metode SMSHD sehingga tidak memproduksi kembali sisi gelap baru.
Jadi, jelas bahwa Ajaran SMSHD mengajarkan kita semua untuk memiliki kemampuan mengelola kinerja otak dengan sebuah Tongkat Ajaib bernama meditasi/hening metode SMSHD. Teknik meditasi yang sederhana yaitu dengan merasakan nafas natural, namun dilupakan dan dibiaskan sehingga di peradaban ini dianggap sebagai metode yang rumit dalam praktik, karena bertentangan dengan kehendak ego yang maunya mengatur nafas, membayangkan nafas, berimajinasi tentang rileks, dan berbagai bentuk aktivitas otak yang kadung menjadi menjadi habit/kebiasaan yang berasal dari ajaran lain.
Untuk menjadi ahli dalam bermeditasi/hening metode SMSHD mutlak membutuhkan upaya memanajemen diri sendiri agar kemudian dapat memenuhi syarat dan variabel teknik meditasi/heningnya. Manajemen diri merupakan salah satu upaya untuk mencipta integritas yang akan membuahkan kesungguhan dalam berlatih, ketekunan, dan konsistensi dalam memenuhi semua variabel teknik meditasi/hening.
Langkah memanajemen diri dalam konteks melatih ketekunan dan konsistensi berlatih meditasi/hening metode SMSHD bisa dimulai dari hal sederhana di keseharian. Misalnya,
- Tentukan prioritas, kepentingan dan urgensi dalam hidupmu.
Coba cek apakah meditasi ada dalam daftar itu atau tidak? - Ciptakan rutinitas untuk menciptakan habit baru, atur jadwal rutinitas langkah kerja seperti rutinitas harian di pagi hari.
Coba cek meditasi ada di jadwal mana saja? - Tidak menunda.
Coba cek berapa kali dalam satu hari kamu menunda meditasi? - Selesaikan pekerjaan satu per satu (single tasking).
Coba cek pernahkah menyelesaikan rutinitas meditasimu dengan konsisten menggunakan dengan teknik yang tepat? - Belajar dan memperbaiki diri, belajar dari pengalaman sebelumnya untuk melakukan perbaikan, peningkatan, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Coba cek dari bejibun refleksi dan kisah pembelajaran yang dirimu tuliskan, berapa banyak yang sudah dilakukan perbaikan? - Berefleksi diri kembali di penghujung hari.
Coba cek pernahkah berefleksi diri dengan ketulusan, bukan karena terpaksa atau karena diminta pamomong dan hanya menggugurkan kewajiban? - Catat aktivitas apa saja yang kamu ingat dalam satu hari.
Coba cek apakah ada meditasi di antara daftar tersebut dan cek juga apakah setiap aktivitas dalam daftar sudah dilakukan dengan ketulusan atau masih penuh pamrih?
Silakan, bagi yang berminat menjadi ahli meditasi/hening metode SMSHD, sebaiknya mencoba tip ini. Jangan lupa validasikan kepada pamomong atau leader yang mendampingi ya, supaya tidak terjebak ilusi jadi ‘tim merasa’.
Mau mencoba?
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
19 November 2024
Reaksi Anda: