Skip to main content
Pijar Kesadaran

Kata Mereka Tentang Program Kepamomongan (1)

2 September 2023 Persaudaraan Matahari No Comments

 

Program kepamomongan merupakan fasilitas belajar spiritual murni secara intensif dalam grup kecil yang diselenggarakan secara online bersama pembimbing yang ditunjuk oleh Guru Setyo Hajar Dewantoro. Dalam program kepamomongan ini setiap pembelajar akan dibimbing dan dimonitor perkembangannya dengan lebih detail dan terarah. Setiap hari peserta program akan memperdalam pemahamannya dan mempraktikkan hening sesuai ajaran Guru SHD. Selama program berlangsung, diharapkan pembelajar mampu meningkatkan heningnya, semakin termurnikan jiwa dan raganya sehingga mengalami kemajuan secara spiritual.

Sejak 2021 Persaudaraan Matahari telah menjalankan program kepamomongan hingga 6 batch. Tiap batch memiliki keunikannya masing-masing seiring dengan perkembangan ajaran dan pertumbuhan spiritual Guru SHD. Telah banyak pembelajar yang merasakan manfaatnya baik yang mengikuti program pertama kali maupun yang sudah mengikuti berulang kali. Simak beberapa penuturan pembelajar yang pernah mengikuti program pamomong berikut:

 

Christin – Jakarta

Saya lupa ikut pamomongan berapa kali. Ingatnya dari grup pamomong Amazon, Himalaya, dan Matahari 5. Pengalaman awal mengikuti program pamomong di Amazon masih culun banget. Saya tidak mengerti sama sekali soal apa itu meditasi karena tidak pernah belajar sama sekali. Saya pernah ikut reiki, tapi hanya beberapa kali diajak orangtua. Di awal kualitas hening paling tinggi 3%, sementara kejernihan tubuh energi paling tinggi 70%. Saya tetap meditasi formal pagi dan malam tanpa henti. Waktu itu saya belum mengerti Meditasi Informal atau Topo ing Rame (TiR) jadi saya fokuskan ke meditasi formal. Lama-lama di bulan ke 2 saya sudah mulai bisa sering dapat kejernihan tubuh energi 100%. Inilah awal mula kejatuhan saya, saat Mba Irma juga jatuh. Ternyata saya ada kemelekatan pada Mbak Irma. Ini berpengaruh juga ke pertumbuhan spiritual saya. 

Saat masuk grup pamomong Himalaya yang anggotanya saya anggap orang-orang hebat semua, seperti Pak Eko, Mas Komeng, dan Pak Nyoman Suwartha, saya jadi minder. Semestinya saya termotivasi untuk menjadi seperti mereka. Libur pamomong ini juga akar masalahnya. Saya menjadi malas dan sombong karena merasa pernah sering mencapai kejernihan 100% dan pernah dievaluasi di akhir pamomong Level of Consciousness (LoC) saya 300 (dulu evaluasi tidak memakai angka LoC stabil. Mungkin saat diukur sedang kena boosting guru). 

Lalu ikut pamomong di Matahari 5 bersama Mbak Ay. Saya sempat kaget karena cara mentornya berbeda dengan Mbak Irma dan Mbak Ika, yaitu dengan metode journaling. Akhirnya mau tidak mau saya menulisnya dan itu sangat berpengaruh pada diri saya. Saya jadi belajar mencermati kapan saya tidak hening, meditasi formal pagi malam pun rajin lagi. 

Penyakit libur pamomong, males itu muncul lagi, ampun Gusti, nggak ada polisinya. Awal-awal masih suka tanya-tanya dan validasi Mbak Ay tapi lama-lama pakewuh sendiri, takut Mbak Ay terganggu aku tanya-tanya terus. Begitulah dinamika aku selama ikut pamomong.

 

Rochkus – Jakarta

Sebelum membaca sharing Rochkus, berikut ini disampaikan parameter evaluasi.  Evaluasi pembuka diukur berdasarkan rata-rata satu bulan sebelum program kepamomongan berlangsung, sedangkan evaluasi penutup diukur berdasarkan rata-rata tiga bulan, selama program kepamomongan berjalan. Yang diukur adalah kualitas hening formal rata-rata (0-100%) / Ketekunan rata-rata (0-10) / LoC stabil (0-1000).    

 

Hasil evaluasi selama mengikuti program kepamomongan:                          

Batch 3 Pembuka        2% / 1 / 90

Batch 3 Penutup         3%  / 2 / 120

Batch 4 Pembuka        3% / 2 / 180

Batch 4 Penutup         4% / 2.5 / 250

Batch 5 Pembuka       3% / 1  /  150 

Batch 5 Penutup        5% / 1.5 / 200

Batch 6 Pembuka      5% / 2 / 180

 

Dari hasil evaluasi ini aku melihat bahwa ketidaktekunan dan ketidakkonsistenan dalam berlatih masih menjadi PR-ku. Untuk teknik perlahan–lahan sudah mulai diperbaiki. Waktu awal program pamomong batch 3, konsep dogma dan konsep lain masih kenceng, masih ngeyel dan masih ragu tentang ajaran PM ini, spaneng banget, meditasi formal (medfor) pun kelap-kelip nggak rutin, masuk pamomong batch 4 latihan medfor ditambah tapi belum konsisten. Meskipun  ketekunan naik, tapi masih belum masuk ke rileks. Nah, lepas pamomongan batch 4 langsung drop sehingga awal masuk pamomong batch 5 turun jauh, di batch 5 inilah mulai dengan kurikulum baru yaitu jurnal, di sinilah mulai ada progres kualitas hening dan durasi hening, ketekunan masih rendah dan masih belum konsisten. Saat batch 5 ketika buat jurnal: prasangka mendominasi setiap list jurnal. Selepas pamomong batch 5 rada kendor  hi hi hi. Tapi habit sudah mulai terbiasa efek  dari jurnal, di mana kalau nggak sadar nafas untuk segera kembali sadari nafas. Saat lepas dari batch 5, aku kadang ceki-ceki ke Mba Ay meskipun masih ada rasa pakewuh.

 

Ririn – Texas USA

Ekspektasi awal ikut program pamomongan bisa memahami ajaran-ajaran Mas SHD, apa saja. Kenyataannya, sangat mencengangkan. Hanya HENING, sudah mencakup segalanya. Selama program berjalan semakin semangat. Apalagi pas udah bisa ngerasain alur nafas. Jadi makin senang dan semangat.

Hasil yang didapat dari ikut program pamomongan:

  1. Makin bisa selaras dengan anggota keluarga
  2. Jadi tahu macam-macam sisi gelap (sigel)
  3. Jadi tahu nangkepin sigel
  4. Jadi tahu kalau tubuh energi berlapis-lapis
  5. Jadi tahu ada Air Suci Ilahi, Sinar Suci Ilahi dan Api Suci Ilahi yang bisa mempurifikasi tubuh dan jiwa dari segala sigel dan DF (Dark Force)
  6. Jadi tahu meditasi formal dan informal harus dilakukan berkesinambungan sampai akhir hayat
  7. Jadi paham kasih murni Semesta bisa kita rasakan melalui nafas
  8. Jadi paham Semesta itu meliputi segala yang ada

Novera – Bali

Saya berjatah ikut kepamomongan batch 3, 4, 5, dan 6.

Batch 3

Dipimpin leader, saat itu baru ngeh tentang hening, baru paham kalau harus hening selama melek, baru ngeh kalau spanengan, masih ambisi dengan hasil umpan balik dan segera hening, ngeyel halus, mulai paham tentang sigel , kalau suami kesambet masih baper, kenapa sih, mikir apa sih.

Batch 4

Pamomong Mbak Ay, mulai membiasakan  penyelarasan tiap bangun tidur, spanengan banget, ambisi harus segera jernih, mulai lebih sadar lagi dengan sigel-sigel sendiri, mulai menemukan luka-luka batin, sudah nggak baper kalau suami mau kesambet, mau jernih, ya itu urusannya  sendiri.

Batch

Dengan Mas Fajar Prihattanto, Mas Pamomong, berendah hati dengan semua umpan balik akibat keteledoran saya sendiri, mulai lagi belajar hening, spanengan masih, sigel ego, tidak tulus, luka batin banyak muncul, merasa hening ternyata dengan jurnal malah sadar banyak bolongnya. Sering sharing dengan suami (beda grup) akhirnya suami ingatkan, lakukan saja apa pun hasilnya, bertekad jalani keheningan terus-menerus semampu saya bahkan selesai batch 5 nggak kendor.

Batch

Dengan Mbak Ay lagi, sejak awal saya sudah bertekad ini kesempatan baik untuk pertumbuhan saya, mau kena sabet nggak masalah karena itu sebenarnya pintu buat saya untuk berendah hati dan jujur dengan diri sendiri. Kok pas banget ya ada audio baru Mas Guru tentang kejujuran diri dan pengampunan. Batch ini saya temukan ego, tidak tulus yang akarnya luka batin. Perjalanan masih panjang laku seumur hidup, pokoknya saya lakukan saja ga berpikir hasil. Saya merasakan perbedaan besar saat belajar ikut pamomong dan saat rehat.

 

Paul – Semarang

Waktu mendaftar program dan ternyata berjatah jadi takut kalau nggak bisa belajar lewat program dengan maksimal, karena sedang kerepotan momong 3 anak yang bikin hampir 80% waktu tersita untuk itu.

Ternyata Semesta selalu presisi, dengan belajar lewat program pamomongan ini saya jadi bisa bersyukur saat kondisi benar-benar tidak ideal seperti saat ini, sehingga saya saat ini mempunyai bekal yang sangat berguna untuk menjalani tantangan hidup selanjutnya dengan bahagia dari dalam, daripada yang sebelumnya saya merasa semua kondisi harus sesuai dengan yang saya harapkan, baru saya bisa bahagia dan lega.

Banyak sekali manfaat program kepamomongan yang saya rasakan, di antaranya:

  1. Saya belajar kejujuran kepada diri sendiri.
  2. Mulai bisa mengungkapkan segala sesuatu apa adanya tanpa pencitraan (mulai bisa los dol atau apa adanya).
  3. Saya mulai belajar tulus untuk melakukan segala sesuatu tanpa hitung-hitungan untung rugi terlebih dahulu, termasuk ketulusan dalam keheningan, hanya untuk menikmati nafas sebagai anugerah dari Gusti saja.
  4. Saya mulai belajar pasrah total, menerima apa pun yang terjadi sesuai keselarasan Semesta, tanpa mengatur keadaan harus begini begitu, mulai berfokus pada proses yang harus dijalani untuk mencapai tujuan, bukan pada hasil akhirnya.
  5. Saya baru mengerti tentang kejernihan tubuh energi harus mencapai 100% setiap saat juga dari program pamomongan ini, dan saya sempat merasakannya sendiri dengan kejernihan tubuh energi 75% saja saya merasakan diliputi kasih murni Gusti dan pemakluman terhadap apa pun kondisi tidak ideal dan siapa pun yang pernah membuat luka jiwa kepada saya.
  6. Saya juga baru mengerti dari program pamomongan ini bahwa selama 40 tahun ini saya tertidur, banyak ilusi di pikiran yang menjauhkan saya dari kebenaran sejati yang harus saya perjuangkan untuk mencapai kemurnian jiwa dan raga.
  7. Saya sekarang mengerti bahwa kunci keheningan ini mencakup; latihan berendah hati, bersyukur, jujur, tulus, dan pasrah. Karena sebelumnya saya mengejar hening dengan merasakan nafas saja tapi tidak menyadari akan pentingnya berendah hati, bersyukur, jujur, tulus dan pasrah, sehingga yang terjadi heningnya karena ambisi ingin cepat-cepat beresin sigel saja.

 

Stefani – Jakarta

Aku ikut pamomongan udah 4x dari batch 2 sampai batch 6 ini. Ku inget-inget waktu awal di batch 2 itu masih drama banget hidupnya, kerja mau digaji berapa pun nggak ada tulus-tulusnya, hidup ngeluh terus, nyalah-nyalahin pihak luar terus atas ketidakdamaianku, emosi bisa ekstrim banget, nangis-nangis kejer pas medfor, galau nggak jelas dan kalau sudah galau nyari pelarian. kalau ada emosi dan sigel muncul nggak mau terima banyak berontaknya sama diri sendiri.

Kalau latihan heningnya awal-awal jadi ketua kelas spaneng, nggak ngerti gimana menyadari nafas yang ada malah ngatur-ngatur atau mikirin nafas, pokoknya setiap nemu ada kendala aku selalu cerita ke Mbak Ay, jadi bisa diperbaiki, sampai akhirnya ngerti sendiri menyadari nafas itu kayak gimana.

Sekarang emosi jelas makin stabil, ngerti kalau emosi bergejolak itu lagi ada sigel yang muncul & jadi kesempatan untuk beresin. Ngeluh jelas berkurang, nyalahin orang lain berkurang juga. Lebih bisa menikmati hidup & lebih banyak bersyukurnya. Latihan heningnya lebih paham cara rileks, kualitas hening juga membaik daripada dulu.

Sambil refleksi diri – kendalanya yang sering bikin aku stuck & ngulang dari awal lagi adalah tidak konsisten.

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda