Dalam dunia spiritualitas pada umumnya, mengidentifikasi keberadaan nonmateriel/nonfisikal/metafisika/nonempiris membutuhkan alat khusus yang dikenal dengan indera keenam, sixth sense, mata ketiga dengan bentuk kepekaan yang beragam, baik sifat maupun intensitas.
Kepekaan indera keenam inilah yang membuat kemampuan menjangkau realitas metafisika menjadi sebuah ajang berlomba dalam ilusi. Modal untuk merasa spesial, merasa manusia terpilih karena mampu melihat yang tidak bisa dilihat orang lain, sehingga merasa lebih baik dari yang lain, lebih hebat, lebih sakti, dan seterusnya. Sementara, dalam kacamata Spiritual Murni SHD (SMSHD) semua hal tersebut merupakan manifestasi penebalan ego dan sisi gelap yang wajib disirnakan melalui proses pemurnian jiwa.
Kemampuan terawang menerawang ini diburu dan dicari karena dianggap bisa meningkatkan popularitas dan berimbas pada keuntungan dalam strategi marketing, bahkan ada yang menganggap kemampuan ini sebagai tolok ukur pencerahan. Selama bisa lihat mahluk halus, maka dianggap sebagai manusia tercerahkan. Inilah fenomena yang ada di dunia spiritualisme pada umumnya, bukan di Persaudaraan Matahari (PM).
Mari kita tinggalkan dulu dunia terawang menerawang, mata ketiga, paranormal atau ESP, dan kembalikan perhatianmu kepada teori dasar Ajaran SMSHD.
Dalam Ajaran SMSHD, objek fisikal akan dapat dimengerti apabila dilakukan dengan perhatian penuh oleh panca indera. Sementara objek nonfisikal akan dapat dimengerti secara utuh apabila dilakukan dengan perhatian penuh pada nafas natural yang mendayaguna Rasa Sejati. Dalam Ajaran SMSHD, alat identifikasi objek nonfisikal yang utama bernama Rasa Sejati. Alat lainnya akan diminta untuk diabaikan dulu karena senyatanya mengganggu dan membuat salfok (salah fokus) proses pemurnian jiwa dan menjauhkan dari pendayagunaan Rasa Sejati.
Dalam Ajaran SMSHD dijelaskan mengapa alat bernama mata ketiga merupakan portal yang sangat rentan tersusupi oleh keberadaan berbagai dimensi. Vibrasi pemilik portal akan menarik objek atau informasi dari dimensi lain yang sepadan dan sesuai dengan proyeksi bawah sadar pemilik portal. Ketika pemilik portal jiwanya keruh alias masih penuh sisi gelap sehingga bervibrasi rendah, maka secara otomatis sesuai hukum tarik-menarik, yang hadir sepadan dengan kekeruhan jiwanya sendiri.
Walaupun objek yang tampak bisa saja berbentuk indah, namun tanpa kemurnian jiwa akan sulit mendeteksi ketidakselarasan di balik wujud yang tampak indah tersebut. Bentuk-bentuk nan indah dalam visualisasi tidak lain hanyalah proyeksi rekaman bawah sadar, berasal dari keyakinan yang ditancapkan dalam memori sehingga meresap ke bawah sadar.
Mata ketiga pada umumnya didaya guna tanpa melibatkan kemurnian jiwa, tanpa memperdulikan bias dan wujud asli dibalik visualisasi keren, dan mengabaikan sepenuhnya resiko kekeruhan jiwa raga akibat tidak mampu memfilter mana objek yang selaras dan mana objek yang tidak selaras.
Maka dari itu, dalam Ajaran SMSHD yang diutamakan adalah membersihkan jiwa raga dulu, memurnikan jiwa dan raga dari kekeruhan sisi gelap agar Rasa Sejati terdaya guna tanpa gangguan dan bias distorsi yang menyesatkan.
Portal utama yang didayagunakan bernama Rasa Sejati, karena Rasa Sejati ini akan teraktivasi selaras dengan pertumbuhan jiwa yang berproses semakin murni. Tanpa kemurnian jiwa, Rasa Sejati tidak akan dapat terdaya guna, karena masih terhalangi mampet oleh banyaknya sampah sisi gelap yang menghalangi akses menuju Rasa Sejati.
Ingat ya, yang didaya guna adalah Rasa Sejati. Melalui keahlian bermeditasi/hening dengan metode SMSHD yang dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan maka proses pemurnian jiwa akan bergerak maju dan membuat Rasa Sejati terdaya guna.
Dalam Ajaran SMSHD, perangkat kecerdasan berupa mata ketiga yang berasal dari kelenjar pineal (Pineal Gland) hanya sebagai pelengkap saja. Setiap manusia punya kelenjar pineal dan memiliki kepekaan yang beragam, namun dalam Ajaran SMSHD pendayagunaan mata ketiga, BUKAN alat untuk mencapai pencerahan.
Dalam Ajaran Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD), kepekaan mata ketiga yang tidak dibarengi dengan kemampuan bermeditasi yang menunjukkan kualitas minimal 10%, tidak dibarengi dengan kemajuan dalam pemurnian jiwa, dan tingkat kesadaran/Level of Consciousness (LoC) SMSHD, hanya akan membawamu kepada kekeruhan jiwa lebih banyak dan nyasar ke server kiri.
Dalam Ajaran SMSHD, pencerahan hanya bisa dicapai melalui pemurnian jiwa.
Jadi, jangan bangga dulu kalau hanya mata ketigamu yang peka dan mampu mengakses dunia metafisika tanpa kemurnian jiwa. Jangan bangga dulu apabila dirimu indigo ketika bergabung untuk belajar di PM. Meditasi yang berisi visualisasi mata ketiga seperti ini justru pertanda teknik meditasimu yang keliru, sebab tidak menggunakan teknik meditasi/hening metode SMSHD.
Di Persaudaraan Matahari (PM) yang mengusung Ajaran SMSHD, segala-galanya berbeda dengan ajaran mana pun. Semua serba terbalik. Yang secara umum dianggap keren dan membanggakan, di PM malah dianggap sebaliknya karena terbukti tidak memberikan dampak yang positif kepada pemurnian jiwa, malah sebaliknya menambah kekeruhan jiwa.
Saya bukan anak indigo, namun seiring dengan pencapaian kemurnian jiwa dan level kesadaran yang stabil, mengakibatkan semua perangkat kecerdasan, termasuk Rasa Sejati dan mata ketiga bekerja dengan optimal sepanjang hari. Beda cerita dengan teman seperjalanan yang indigo, banyak sekali yang sampai saat ini masih berjibaku mengelola mata ketiga yang mendominasi kesadaran. Teman-teman indigo ini malah kesulitan memurnikan jiwa karena kesulitan menghentikan kebiasaan berinteraksi dengan dunia metafisika yang dianggap keren dan membanggakan, sehingga kesulitan melatih teknik meditasi yang tepat. Perlu upaya super ekstra untuk berdisiplin dalam berlatih tidak boleh kendor sedikit pun.
Saat ini saya memiliki kepekaan maksimal mata ketiga dengan segala variannya, namun tetap terkelola dengan kualitas meditasi/hening yang baik sepanjang hari. Berbagai dinamika energi dan visualisasi akan tertangkap oleh radar, bermunculan tiada henti, namun kemampuan meditasi/hening yang saya miliki melindungi diri dari berbagai potensi bergesernya lokus kesadaran. Rasa Sejati yang terdaya guna, menjadi alat utama yang akan memfilter banyaknya informasi yang mendekat.
Jadi bisa dibilang saya telah mendaya guna perangkat kecerdasan berupa Rasa Sejati, mata ketiga dilengkapi dengan pengetahuan dari pengalaman otentik yang terekam dalam otak atau yang disebut Tacit Knowledge. Inilah mengapa saat saya memiliki apa yang disebut dalam Sigma Leadership dengan kecerdasan intuitif. Kecerdasan inilah yang akan memberikan informasi yang selaras dan dibutuhkan dalam pengambilan keputusan selama menjalankan kehidupan dan berkarya.
Selama ini dunia fisikal dan nonfisikal dianggap terpisah dan merupakan petualangan yang hanya bisa dilakukan sendiri-sendiri. Tapi, senyatanya kedua hal ini bisa berjalan bersamaan selama mengerti cara dan alatnya. Dengan menjaga kestabilan kemurnian jiwa yang bisa dicek dari angka rata-rata LoC SMSHD, yaitu dengan terus berproses memurnikan jiwa raga dan menjaga kualitas meditasi/hening yang baik sepanjang hari, maka Rasa Sejati akan berfungsi optimal sepanjang hari.
Ajaran SMSHD memiliki benang merah yang presisi dan akurat sebagai alat pembuktian melalui apa yang disebut dengan parameter evaluasi SMSHD, yaitu pengukuran metasains metode SMSHD menggunakan alat bernama Rasa Sejati. Satu-satunya alat yang tidak bisa terkecoh dengan ilusi sekuat apa pun karena parameter ini adalah hasil pengukuran yang dilakukan oleh manusia dengan jiwa yang sudah murni sehingga Rasa Sejatinya terdaya guna dengan baik, tanpa bias, tanpa distorsi. Maka dari itu, jangan lupa untuk meminta validasi kepada pihak yang tepat. Validasi merupakan variabel penting dalam teknik meditasi/hening metode SMSHD.
Bagi yang ingin memiliki kehidupan di keseharian diliputi energi Ilahi dan tuntunan Tuhan, pastikan berlatih meditasi/hening dengan metode yang tepat dulu. Pastikan tidak campur sari dan cocoklogi dengan ajaran lain yang jelas tidak mengenal pemurnian jiwa yang otentik. Jelas bahwa semua yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia berkesadaran dapat dicapai melalui proses pemurnian jiwa, tanpa perlu menjadi anak indigo apalagi belajar ilmu adidaya melalui server kiri.
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
21 November 2024
Reaksi Anda: