Skip to main content
Christ ConsciousnessKesadaran KristusSetyo Hajar DewantoroSpiritual

Belajar Spiritual itu Ojo Spaneng, Tapi Tekun Rileksnya!

14 March 2021 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Apa maksud, “Belajar Spiritual itu Ojo spaneng, tapi tekun rileksnya”?

Jalan spiritual kita mengarahkan–membimbing kita untuk menikmati momen saat ini dan di sini. Secara detailnya, dengan pikiran kita bisa memilih banyak langkah kehidupan. Di antaranya,

  1. Kita bisa sering-sering mengingat atau mengenang masa silam. Kita selalu menengok ke belakang, melihat film yang pernah terjadi. Gegara hal itu, emosi kita bisa teraduk-aduk.
  2. Kita juga bisa memilih untuk membayangkan sesuatu yang belum terjadi. Terkadang membayangkan yang enak-enak hingga yang menakutkan. Jika kita menghabiskan energi yang belum nyata terjadi, ada kemungkinan sebagian dari pembayangan itu mengaduk-aduk emosi, tidak menyamankan kehidupan kita sendiri. Kita bisa ketakutan dan stres sendiri.
  3. Dengan pikiran kita bisa sibuk menganalisis: mengapa begini, jika saya melakukan ini akan terjadi ini, seterusnya.

Jika pikiran sibuk di situ, itulah yang menciptakan spaneng atau tegangan pada kesadaran kita.

Laku meditatif adalah melampaui kenangan atau memori, menghindarkan diri dari banyak melamun akan masa depan, dan melampaui banyak memikirkan–menganalisis sesuatu. Kita hanya diarahkan betul untuk memperhatikan saat ini dan di sini untuk menikmati. Jika Anda tidak bisa menikmati momen saat ini dan di sini berarti Anda spaneng. Kondisi kita untuk menikmati semua itulah yang membuat kita sadar akan keberadaan kasih dan kuasa Tuhan. Tanpa betul-betul menyadari dalam setiap tarikan dan embusan napas ada kasihNya, Anda tidak bisa bertemu dengan Tuhan. Menyaksikan Tuhan itu hanya bisa terjadi saat Anda hening sepenuhnya. Bermula dari menyadari setiap tarikan dan embusan napas.

Jika Anda konsisten menikmati momen kekinian, Anda akan disingkapkan keberadaan Tuhan di dalam diri, yaitu Diri Sejati/Roh Kudus. Pada saat itulah Anda menerima kebahagiaan yang berlimpah. Ini akan menjadi siklus untuk semakin akrab dengan Tuhan dan Anda akan menemukan kehidupan surgawi.

Intinya, “Ora usah kakehan mikir!
(Baca: Jangan terlalu banyak berpikir!)

Lalu ada balasan, “Bagaimana saya tidak berpikir? Saya memiliki amanah yang besar.”

Jawab saja, “Memang kalau dipikir, selesai masalahnya? Memangnya masalah yang dipikirkan, uang menjadi mengalir lancar.”

Pahamilah hukum Semesta. Kesuksesan dan keberlimpahan adalah buah dari kinerja terbaik setiap diri. Kinerja setiap diri akan mencapai titik terbaiknya jika dia tidak hanya mengandalkan kekuatan manusia. Tetapi, hidup dalam kesadaran Ilahi: terhubung dan tertuntun dengan Roh Kudus. Cara hidup tertuntun dengan Roh Kudus, ya santai/rileks.

Jika ada masalah, yang dilakukan adalah menerima masalah itu sebagaimana adanya dan bersiap dengan resiko terburuknya sehingga kita bisa melakukan antisipasi. Namun, resiko terburuk itu belum tentu terjadi. Agar tidak terjadi, maka lakukan yang terbaik sesuai tuntunan Roh Kudus pada momen itu.

Misalnya, menghadapi persoalan kredit orang yang macet. Tanyakan pada Roh Kudus, “Apakah harus mendatangi ke rumah orang tersebut? Mengajak ngobrol untuk menanyakan sebabnya apa?”

Pasti Anda akan menemukan sebuah solusi. Itu adalah aksi yang nyata. Jika hanya dipikirkan, apakah akan terselesaikan. Tentu tidak. Tetapi, saat Anda beraksi dengan tuntunan Roh Kudus, itu yang akan membawa penyelesaian masalah.

Pasrah itu bukan hanya berdiam. Pasrah artinya mengikuti tuntunan Roh Kudus. Kehendak Semesta itulah yang kita ikuti. Jika Anda diam saja itu bukan pasrah, tapi malas.

 

Workshop Mahadaya ‘The Christ Consciousness
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Lampung, 20-21 Februari 2021

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda