Saat segala ilusi dan sampah di dalam pikiran disirnakan, tak ada lagi tabir atau penghalang bagi pengetahuan suci. Pengetahuan suci itu menjadi semakin utuh dan paripurna seiring dengan intensitas dalam menyelami keheningan dan membaca segala realitas dengan rasa sejati. Maka, semua orang memang mesti mengakui dan memaklumi yang namanya proses. Orang yang tercerahkan paripurnapun tidak langsung menemukan pengetahuan suci secara utuh.
Semuanya bertahap. Di fase awal pencerahan, niscaya masih ada sedikit kekeliruan yang muncul dari ketidaksanggupan dalam menembus tabir realitas. Tetapi niatan yang tulus dalam menemukan kebenaran sejati pasti membawa pada kesadaran akan kekeliruan itu dan pastilah ditemukan momentum untuk menemukan kenyataan sesungguhnya. Maka, bagi siapapun yang sedang berproses, jangan malu mengakui kesalahan, dan segera ungkapkan kebenaran yang baru ditemui.
Selama tidak ada niatan jahat memanipulasi orang lain dengan pengetahuan yang palsu, siapapun juga pasti terselamatkan dari ketersesatan yang langgeng. Bagi mereka selau ada momentum untuk kembali kepada jalan keselamatan dengan tersingkapnya kebenaran sejati.
Semakin bertumbuh kesadaran seseorang, semakin utuh ia berada di dalam kesatuan agung dengan Diri Sejati (yang bertahta di relung hati), dengan Tubuh Kosmik (yang bertahta di pusat jagad raya sebagai perwujudan dari kecerdasan tertinggi), juga dengan realitas kekosongan absolut yang meliputi segala yang ada, maka makin nyatalah dirinya berada di dalam kebenaran yang absolut.
Reaksi Anda:
