Skip to main content
SpiritualWedaran

Cinta dan Orgasme Ajaran Tantra

9 January 2021 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Love yang meliputi Twin Flame, Divine Lover, dan Soulmate adalah tema yang dekat dengan ajaran Tantra, yakni Siwa-Sakti. Di dalam tataran energi bagaimana alam Semesta ada, ini hanya terjadi ketika ada penyatuan kekuatan feminim dan maskulin atau yin dan yang. Di dalam tataran kadewataan,  setiap Mahadewa pasti punya pasangangannya. Dialah Shakti. Kolaborasi antardua belah pihak inilah yang menjadikan penyelarasan di tataran jagad raya. Contohnya, Shakti dari Siwa adalah Uma atau Btari Durga.

Divine Lover

Ketika ada dua jiwa yang agung mempunyai cinta romantik sehingga bisa berkolaborasi, ini disebut pasangan divine lover, pasangan pecinta Ilahi. Ini hanya berlaku untuk mereka yang mencapai tataran Siwa dan Durga. Divine lover adalah sepasang romantic lover yang betul-betul ada dalam kondisi pencerahan, saling mencintai dalam kemurnian, dan menjadikan cinta mereka sebagai kekuatan untuk bertransformasi.

Twin Flame

Berbicara dari sudut pandang kejadian jiwa, ada case tertentu bahwa jiwa muncul dari satu benih keberadaan yang tunggal, yakni flame, api benih jiwa. Ketika membelah, terjadilah energi yin-yang atau feminim-maskulin. Jiwa yang berasal dari akar yang sama ini disebut Twin Flame. Tetapi, jumlah Twin Flame di Semesta ini tidak banyak. Ini hanya berbicara tentang jiwa yang sangat tua.

Ketika kerja di bumi, Twin Flame ini bisa mengada, namun di antara mereka tidak ada hubungan romantic love. Ini hanya hubungan energi. Yang memiliki asumsi bahwa ingin menemukan Twin Flame dalam hubungan romantic lover berarti salah alamat. Yang suka membaca buku tentang Twin Flame, lebih baik ditutup. Jika Anda bertemu pun, Anda rugi karena tidak bisa dijadikan “pacar”. Twin Flame bukan tentang percintaan romantik. Ini terjadi pada Mahadewa-Mahadewi.

Soulmate

Ada jiwa-jiwa yang merasa dekat antara satu dengan yang lainnya karena keselarasan vibrasi. Inilah yang disebut soulmate atau belahan jiwa. Tetapi, soulmate tidak harus dalam konteks hubungan romantis. Ini bisa terjadi dalam satu geng. Seperti, lelaki dengan lelaki, perempuan dengan perempuan, atau lelaki dengan perempuan, tanpa ada ikatan romantik. Ini bisa terjadi karena mereka sedang ada dalam frekuensi yang setara sehingga jiwanya merasa sangat dekat sebagai sesama pejalan.

Istilah soulmate sering dijadikan pemicu untuk mencarinya, meski pada akhirnya salah jalan. Banyak yang merasa digerakkan untuk mencari soulmate-nya karena merasa dengan pasangan yang sekarang tidak selaras. Inilah yang harus dilampaui. Ini hanya ilusi yang membawa penderitaan.

Setiap Anda pasti mempunyai soulmate, tetapi tidak harus dalam konteks hubungan romantik. Ketika Anda bisa bersama dengan orang yang selaras vibrasinya sehingga Anda bisa berkolaborasi, itu artinya Anda sedang bertemu dengan soulmate. Ini bisa terjadi antarlelaki, antarperempuan, atau antara lelaki dan perempuan. Soulmate tidak mesti dalam konteks romantik.

Apakah soulmate bisa berkembang ke arah romantik?

Soulmate bisa berkembang ke arah romantik. Misalnya, lelaki-perempuan yang kompak dan saling terhubung akhirnya saling jatuh cinta. Ini bisa saja terjadi. Tapi, saat tidak dilandasi dengan kemurnian cinta, itu akan jadi penderitaan belaka.

Apakah ada seorang gay atau lesbian yang tercerahkan?

Kenapa tidak? Hukum Semesta selalu adil. Pernyataan ini harus berangkat dari pengertian bahwa kehidupan ini bukan hanya terjadi saat ini, melainkan hasil dari proses yang panjang. Ada jiwa yang pada saat ini terlahir sebagai lelaki, tetapi dalam kehidupan yang lampau dan berkali-kali hidup sebagai perempuan. Data feminim sebagai perempuan akan kuat dan ini tidak hilang. Jika dia menjadi lelaki pada kehidupan sekarang, pasti yang tetap dominan adalah karakter feminim-nya. Hal yang seperti ini menjadikannya memiliki kecenderungan untuk menyukai lelaki. Ini bukan kesalahan kosmik. Ini adalah pembelajarannya sebagai perjalanan jiwanya yang panjang dan berkali-kali tersebut. Orang seperti ini, jika dia mengakui dirinya apa adanya, mengenali kenapa dirinya menjadi seperti ini, dan tetap mengikuti tuntunan dari Hingsun atau Diri Sejati, ini tidak jadi masalah. Dia tetap bisa tercerahkan.

Berbeda dengan gay atau lesbian yang muncul karena lingkungan. Misalnya, seorang lelaki yang kecewa karena banyak ditolak oleh perempuan sehingga dia memutuskan tertarik dengan lelaki. Ini lain cerita.

Jangan disangka bahwa lelaki pada umumnya itu tidak menyukai lelaki tampan. Tetapi, suka itu tidak menuju pada prefensi seksual, tanpa ada hasrat untuk berpacaran dengan lelaki tersebut. Setiap orang tetap memiliki energi feminim-maskulin. Energi feminim seorang lelaki yang mendorongnya untuk menyukai lelaki tertentu, namun suka-nya hanya sekadar mengagumi ketampanannya. Yang dominan tetaplah energi maskulinnya sehingga prefensi seksualnya tetaplah menuju pada perempuan.

Jangan mudah men-judge orang lain. Anda boleh melakukannya asalkan Anda betul-betul mengetahui alasan-alasan yang konkret dan realitasnya.

Apakah seksualitas adalah sesuatu yang hina sehingga pejalan spiritualitas harus menjauhinya?

Ajaran Tantra atau ajaran spiritual yang agung lainnya tidak menyarankan seperti itu. Hasrat seksual bukan sesuatu yang hina. Di dalam konteks tubuh fisik manusia, ini adalah daya gerak yang membuat penyatuan energi feminim-maskulin. Jika ini dilakukan dengan landasan kesadaran yang murni,  ini bisa menjadi sebuah tindakan spiritual. Namun, saat dilakukan dengan ngawur atau asal-asalan, maka akan menjadikan energi Anda rusak sendiri. Di sini ada keseimbangan. Tantra tidak menyangkal, tetapi tidak membebaskan seenaknya sendiri. Semuanya harus betul-betul diputuskan dalam keheningan, mengikuti tuntunan dari Diri Sejati. Ketika kita ada dalam kemurnian, tertuntun dengan Diri Sejati, kemudian digerakkan untuk melakukan tindakan seksual, ini bisa menjadi sarana untuk melakukan penataan kosmik. Lewat hubungan seksual bisa terjadi orgasme. Orgasme sepadan dengan dentuman agung atau Big Bang. Big Bang inilah yang bisa menciptakan ledakan energi untuk menyelaraskan segala sesuatunya. Orgasme tidak hanya bisa dicapai lewat persenggamaan. Ada orang-orang tertentu yang bisa orgasme secara spiritual, tanpa adanya hubungan fisik. Saat bermeditasi pun ada yang mengalami orgasme. Ini bisa disebut Kosmik Orgasme.

Orgasme berbeda dengan ejakulasi. Ejakulasi adalah keluarnya cairan akibat rangsangan secara seksual. Orgasme itu sebuah rasa menyatu dengan Semesta. Ini bisa dicapai tanpa harus melalui hubungan seksual. Namun, bisa saja terjadi melalui hubungan seksual jika Anda menjalaninya dengan kemurnian jiwa. Yang jomblo atau sendiri tetap bisa mengalami orgasme dengan caranya sendiri.

Yang dimaksud dalam ajaran Tantra adalah jika Anda bisa menciptakan orgasme dilandasi dengan cinta yang murni atau kasih yang murni, maka Anda bisa membantu menata jagad raya. Namun, ini bukan pekerjaan untuk semua orang. Dalam tradisi Tantra, ada sebagian kecil yang memang berbicara tentang seksualitas. Namun, ini bukan jalan bagi semua pejalan Tantra. Ini hanya untuk sebagian kecil yang memang berjatah.

 

Workshop Mahadaya Tantra Yoga
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Yogyakarta, 3 Januari 2021

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda