Selama mengemban tugas sebagai pamomong, secara tidak sengaja saya mengaplikasi langkah manajemen proyek dalam proses merancang metode belajar kurikulum ‘Seni Hidup SHD’ yang lebih efektif. Menggeser paradigma akan metode jamdul ‘Orde Lama’ yang maunya lompat terbang ke langit, dan mengabaikan proses pendidikan yang sebenarnya. Yang seharusnya penekanan pada ‘menikmati proses’, malah menjadi ajang mengejar hasil instan, berlindung dibalik makna akselerasi yang terbiaskan. Padahal makna akselerasi adalah percepatan proses, bukan untuk mendapatkan hasil instan simsalabim abrakadabra seperti sulap. Alhasil kami perlu terus merevolusi metoda belajar yang tidak relevan bagi proses ‘Penjernihan Lapisan Kesadaran’ yang berdampak pada ‘Evolusi Jiwa’.
Ibaratnya software dalam sistem komputasi, metode belajar harus selalu ditingkatkan agar berdampak lebih efektif, dan memberikan manfaat bagi para pemirsa yang serius ingin memperbaiki diri.
Salah satu teman kolaborasi yang menekuni Seni Hidup Berkesadaran SHD memberikan masukan yang sangat berharga, bahwa mata kuliah di ‘Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari’ ibaratnya kurikulum setara S3 ke atas, sementara banyak teman komunitas yang masih belajar cara untuk berhitung dan membaca. Relevan sekali dengan hasil riset dan pengembangan yang kami lakukan, sehingga lahirlah peningkatan kualitas metode belajar, dalam rangka melayani teman komunitas yang serius ingin mencapai versi terbaik diri.
Demi mencapai ‘Grand Purpose’ (tujuan luhur) menjadi versi terbaik diri sesuai Rancangan Agung, maka tersedia goals berupa Mata Kuliah Langitan (MKL), seperti menjadi manusia yang tercerahkan, Jumbuh Kawula Gusti atau Suwung, dan evolusi jiwa. Kemampuan menjalankan ketekunan dan konsistensi bermeditasi/hening penjernihan diri dan menjaga kestabilan pencapaian MKL, merupakan objective (tujuan spesifik) yang akan dicapai melalui proses penjernihan lapisan kesadaran, yang meningkatkan tingkat kesadaran.
Karena pertumbuhan kesadaran di Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari tidak bisa hanya diraih di satu saat saja, dan harus dijaga kestabilan pencapaiannya setiap saat, setiap hari, sampai waktunya pindah dimensi.
Goals dan strategi MKL tersebut sudah diuji coba selama nyaris satu dekade, dan hanya membuahkan beberapa butir keberhasilan pencapaian yang stabil. Dari hasil riset dan pengembangan, ditemukan kompleksitas mental model yang perlu ditangani dengan lebih seksama terlebih dahulu. Maka, MKL dipecah menjadi mata kuliah yang lebih membumi, menjadi goals yang lebih sederhana dan (seharusnya) lebih mudah dicapai sebagai Mata Kuliah Menengah (MKM). MKM ini terdiri dari meningkatkan kualitas meditasi/hening, meningkatkan keahlian dalam mengaplikasikan di keseharian, cara membereskan ‘Sisi Gelap (shadows/darkside)’ dan cara menjaga kestabilan proses, serta pencapaian dalam waktu yang panjang.
Melalui riset dan pengembangan yang tidak pernah berhenti, Mata Kuliah Menengah ini ternyata masih perlu diurai lagi dan lagi, menjadi mata kuliah yang lebih sederhana lagi, yang disebut dengan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), dengan harapan lebih mudah dimengerti dan lebih mudah dicapai, walaupun pada praktiknya ternyata tidak mudah dan penuh drama juga. Mata Kuliah Dasar Umum atau yang disebut ‘Fase Transisi’, digambarkan sebagai masa persiapan (prep school). Seperti kalau kita mau menyelesaikan studi di negara dengan bahasa yang berbeda, maka disediakan fasilitas berupa masa persiapan terlebih dahulu. MKDU ini, anggap saja seperti beres-beres di area psikologi dan kognitif yang kadung kusut semrawut. Contohnya, seputar melatih akal yang sehat, latihan bagaimana memilih sikap yang tepat, latihan jujur, latihan berendah hati, latihan disiplin, latihan menjaga komitmen, latihan konsisten, latihan mengosongkan gelas, latihan tidak cocoklogi, dan seterusnya.
Dari diagram cantik fase dan tahapan belajar Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari yang tampak pendek dan grande, harus diurai melalui banyak mata kuliah sebagai goals mini yang perlu dibenahi terlebih dahulu.
Tanpa masa persiapan sebagai transisi, aplikasi Seni Hidup Berkesadaran SHD menjadi rumit kusut bundet dan penuh drama stagnasi. Goals mini berupa MKDU adalah ‘Fase Transisi’ atau prep school menuju gerbang rileks. Ketika sudah mencapai relaksasi, maka akan lebih mudah menjalankan teknik meditasi/hening penjernihan diri beserta paketan bersih-bersih sisi gelap.
Kurikulum ‘Seni Hidup Berkesadaran SHD’ di ‘Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari’ saat ini punya menu Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang uwow bejibun banyaknya. Mata Kuliah Langitan terpaksa kami parking lot dulu karena fokus bimbingan harus digeser kepada MKDU yang belum beres. Harapannya agar di kemudian hari bisa memasuki kelas Mata Kuliah Menengah dan Mata Kuliah Langitan dengan lebih mulus dan minim drama.
Menjadi ahli bermeditasi/hening penjernihan diri, memang membutuhkan ketekunan, ketulusan, ketangguhan, kepasrahan, serta kemauan untuk melepas semua keinginan yang egoistik.
Berbagai karakter nonegoistik perlu dibangun dan ditingkatkan kualitasnya, merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi, apabila ingin melakoni teknik meditasi/hening yang menjernihkan dan membuka kesadaran. Maka berbagai bentuk objective dan strategi pelatihan, kami sediakan untuk ‘Membangun Disiplin’, ‘Membangun Mindset’, ‘Membangun Habit’, dan ‘Membangun Karakter’ yang positif dan konstruktif. Dari mulai mengulik life value, membongkar ilusi kebajikan yang menjerumuskan, meningkatkan self-awareness, mengurai kebudegan atas isi pikiran dan perilaku tidak selaras yang dinormalisasi, meningkatkan praktik mindfulness, mendeteksi perilaku diri, melatih akal sehat, dan seterusnya.
Banyak yang mengaku telah merasakan manfaat belajar di tataran kognitif seperti perubahan sikap. Merasakan perubahan yang dihasilkan oleh perbaikan cara berpikir di area kognitif akibat perbaikan dalam mendayagunakan akal yang lebih sehat dan lebih positif. Misalnya, apabila tadinya reaktif dalam gejolak emosi dan senggol bacok, maka menjadi mau menahan diri untuk tidak mudah emosi, dan lainnya. Tapi, perubahan ini masih di tataran permukaan dan kognitif saja, diciptakan menggunakan pertimbangan akal yang dianggap lebih positif. Perubahan di tataran kognitif ini bisa terjadi hanya dengan menghafal teori dan kalimat bijak tanpa ketekunan bermeditasi/hening penjernihan diri. Tetapi, perubahan ini bukan produk dari habit bermeditasi/hening yang menjernihkan lapisan kesadaran, dan bukan berasal dari kejernihan diri dari sisi gelap (shadows/darkside).
Sisi gelap (shadows/darkside) tidak bisa dibersihkan hanya dengan seabrek hafalan tentang teori bijak saja. Sebaliknya, koleksi teori bijak saja hanya akan memperkuat sisi gelap kategori ilusi (atau biasa disebut gejala PMS) dan menurunkan kejernihan kesadaran.
Menjadi manusia dengan skill teknis terbaik dan andal bisa dibentuk melalui pelatihan teknis dan memperbanyak praktik di lapangan. Menjadi manusia berkarakter terbaik dengan kejernihan mental (mental clarity), bisa dibentuk dengan menjalankan ‘Gaya Hidup’ ‘Meditatif yang Menyehatkan’ dan melatih keterampilan ‘Bersyukur yang Tulus’ sebagai skill yang mengubah hidup (life-changing skill). Keahlian teknis akan hilang setelah pindah dimensi, tetapi karakter luhur dengan kualitas terbaik akan tertera dalam DNA dan terus dibawa menjadi modal apabila berjatah kembali sekolah di Planet Bumi.
Kami membagikan ilmu terbaik dengan pelayanan terbaik, tetapi nasib siapa pun yang belajar di Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari tergantung dari pilihan sikap masing-masing. Proses percepatan atau ‘Akselerasi Kosmik’ berjalan dalam kerangka kompleksitas Hukum Semesta, bukan seperti yang dikhayalkan melalui pemahaman cetek, yang masih tenggelam oleh jejak sisi gelap.
“Clear consciousness leads to clear mindset and clear attitude and positive outcomes” ~ Pure Consciousness
Ay Pieta
Pembimbing dan Direktur Persaudaraan Matahari
5 Oktober 2025
Reaksi Anda:
